FTSL Engineering Day 2016 : Bersama Bangun Infrastruktur Bangsa

Oleh Mega Liani Putri

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Perkembangan teknologi telah menciptakan banyak perubahan dalam berbagai bidang. Ada yang hilang, ada pula yang bertambah. Salah satu kebutuhan yang semakin meningkat adalah kebutuhan minyak dan gas. Pemenuhan kebutuhan minyak dan gas diperoleh dari proses panjang yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah pengembangan infrastruktur laut yang mendukung proses eksplorasi minyak dan gas. Untuk memenuhi kebutuhan eksplorasi tersebut, dibutuhkanlah struktur terapung.

Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB, sebagai fakultas yang mewadahi keilmuan pengembangan infrastruktur,  kembali menggelar acara FTSL Engineering Day pada Sabtu (14/05/16). Kali ini, FTSL Engineering Day 2016 mengusung tema struktur terapung, salah satu infrastruktur yang menjadi bagian dari proses eksplorasi minyak dan gas. Acara ini diperuntukkan bagi mahasiswa Tahap Persiapan Bersama (TPB) FTSL melalui mata kuliah wajib Pengantar Rekayasa Desain (PRD). Bertempat di Aula Timur ITB, acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan meliputi dosen PRD, asisten dosen, staf Tata Usaha (TU) FTSL, panitia dan peserta. Acara dimulai dengan sambutan dari Prof. Ir. Ade Sjafruddin, M.Sc., Ph.D. selaku Dekan FTSL. Pada sambutannya, beliau menghimbau para peserta untuk teliti dalam memilih jurusan dan menegaskan bahwa semua program studi FTSL sudah seharusnya bekerjasama membangun infrastruktur bangsa.

Infrastruktur terapung ini telah banyak dikembangkan oleh negara-negara di Eropa yang berusaha memenuhi kebutuhannya akan minyak dan gas secara mandiri, segera setelah negara Timur Tengah menaikkan harga minyaknya. Sedangkan di Indonesia sendiri yang memiliki lautan luas justru belum mampu mengembangkan teknologi platform-nya sendiri.

Berangkat dari kegelisahan akan infrastruktur laut di Indonesia yang masih minim, FTSL Engineering Day 2016 memfokuskan mata acaranya pada perlombaan desain struktur terapung dengan mempertandingkan keenam kelas mata kuliah PRD yang terbagi menjadi 42 kelompok. Seusai sambutan dari  Prof. Ade selaku Dekan FTSL dan Ir. Biemo W. Soemardi M.Sc., Ph.D. selaku koordinator dosen PRD FTSL, acara dilanjutkan dengan demontrasi model struktur terapung dari tiap-tiap kelompok.

Selayang Pandang Anjungan Lepas Pantai

Jenis-jenis struktur terapung yang dilombakan dalam acara ini terdiri dari 3 tipe yaitu Spar, Tension Leg Platform (TLP) dan Semi Submersible. Spar adalah jenis anjungan lepas pantai berupa unit produksi terapung berbentuk silinder vertikal (kolom tunggal) dengan draft cukup dalam yang memungkinkan penyimpanan sejumlah kecil minyak mentah di dalam kolomnya, biasanya digunakan pada laut yang sangat dalam. Semi Submersible adalah kapal laut yang khusus digunakan untuk kepentingan di lepas pantai seperti rig lepas pantai pengeboran, kapal keselamatan, platform produksi minyak, dan crane angkat berat. Sedangkan TLP sebenarnya mirip dengan Spar hanya berbeda pada tension pengikat badan platform dan biasanya digunakan pada laut yang tidak terlalu dalam.

Setiap kelompok merancang struktur karyanya sendiri yang kemudian diperagakan dalam demonstrasi model struktur bersamaan dengan penilaian dari dosen dan asisten dosen PRD. Pengujian dilakukan dengan memberikan gaya gelombang dan pembebanan pada struktur, semakin baik keseimbangan struktur dalam menghadapi gangguan dan beban maka nilai yang diberikan akan semakin tinggi.

Memikul Amanah Pembangunan

Menjadi fakultas yang berfokus pada pembangunan infrastruktur baik darat maupun laut, FTSL setiap tahunnya mengadakan Engineering Day sebagai acara penutup tugas besar mata kuliah PRD. Acara ini merupakan bentuk pengenalan lebih lanjut kepada mahasiswa TPB mengenai infrastruktur yang menjadi fokus salah satu program studi di FTSL.

"Ternyata rasanya sangat menegangkan ketika struktur kami dites, walaupun sudah mempertimbangkan seluruh komponen ternyata struktur kami masih kurang stabil. Sedikit menyayangkan sih, tapi ini pengalaman yang menyenangkan," ujar Ririn, mahasiswa FTSL 2015 yang menjadi salah satu peserta. Melalui acara ini mahasiswa dituntut untuk dapat mengaplikasikan teori yang didapat di kelas secara nyata. Hal ini mengajarkan kepada setiap peserta untuk lebih banyak mempelajari hal-hal baru dan mencari solusi bersama melalui kerjasama kelompok. "Semoga di tahun-tahun berikutnya acara ini tetap berjalan dan bagi peserta nantinya, semoga dapat mempersiapkan diri dalam lomba ini secara lebih matang," Ririn menambahkan.

Seusai demonstrasi model dan penilaian dari dosen serta asisten dosen, semua peserta kembali dikumpulkan di Aula Timur untuk mendengarkan pengumuman pemenang dari tiap kelas dan kategori jenis struktur. "Saya berharap nantinya saat kita bertemu lagi di lain kesempatan, kalian sudah menjadi orang besar dan berguna bagi bangsa ini," pesan Prof. Ade di tengah sambutannya.

ITB Journalist Apprentice 2016
Anin Ayu Mahmudah (Teknik Kelautan 2013)

Sumber foto: Dokumen pribadi


scan for download