Harapan Baru Pengrajin Pulau Liukang Loe berkat Pelatihan oleh Tim Dosen FSRD

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami

*Masyarakat Antusias Belajar Menggunakan Mesin Jahit Listrik (Foto: Dr. Irma Damajanti)

BANDUNG, itb.ac.id—Program Pengabdian kepada Masyarakat dilakukan oleh tim dosen dari Program Studi Seni Rupa Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Pulau Liukang Loe menjadi lokasi pengabdian masyarakat dengan tema pengabdian yaitu “Pengembangan Keragaman Produk Tenun Masyarakat di Pulau Liukang Loe Tanjung Bira, Sulawesi Selatan untuk Meningkatkan Perekonomian Perempuan”.

Pulau Liukang Loe terletak di Ujung Sulawesi Selatan, berjarak 5 jam perjalanan dari Makasar dan sekitar 30 menit menggunakan perahu mesin menyeberang dari Tanjung Bira menuju Pulau tersebut. Pulau ini merupakan salah satu destinasi wisata masyarakat yang berlibur ke Tanjung Bira karena daya tarik alam dan budayanya.

Tujuan Mulia Kegiatan

Pada tahun 2020, Tim yang terdiri dari Dr. Ira Adriati, M.Sn., dan Dr. Irma Damajanti, M.Sn., melakukan diversifikasi desain untuk produk tenun dan produk kerang di Pulau Liukang Loe.

Tujuan dari kegiatan ini adalah supaya masyarakat dapat memperoleh keuntungan dari peningkatan penjualan produk kerajinan di Pulau Liukang Loe. Program ini terdiri dari pelatihan desain dengan memberikan sampel-sampel pengembangan produk rumah tangga yang menggabungkan material tenun dengan kayu. Lalu, ada pula pelatihan aplikasi Canva yang bisa digunakan untuk mempromosikan produk yang dihasilkan.

*Proses Pelatihan. (Foto: Dr. Ira Adriati, M. Sn)

Proses Kegiatan

Dr. Ira Adriati menceritakan bagaimana proses pengabdian masyarakat berlangsung. Pelatihan dilaksanakan untuk anggota pembuat kerajinan di dusun tersebut yang bernaung dalam satu komunitas pengrajin. Tahapan selanjutnya adalah pelatihan yang melibatkan warga Desa Pasir Lohe. Proses pembuatan kerajinan ini memperlihatkan kerja sama yang dilakukan antara ibu-ibu dan bapak-bapak, di mana ibu-ibu yang menempel hiasan kerang dan bapak-bapak yang membuat benda-benda dari tripleksnya.

Pelatihan diawali dengan memperluas pemikiran masyarakat tentang kemungkinan diversifikasi desain baik dari kain tenun maupun kerang yang tersedia di Pulau Liukang Loe. Kemudian dilanjutkan dengan praktik membuat benda kerajinan yang berkaitan dengan interior seperti kap lampu, tatakan gelas, tempat minuman plastik, dan perhiasan.

”Dari pelatihan ini, muncul kesadaran diri mereka bahwa selama ini mereka kurang mengembangkan kerajinan kerang yang telah mereka buat yang selama ini terpaku dengan bentuk yang mereka dapatkan dari pelatihan sebelumnya di Situbondo, Jawa Timur. Selain itu, masyarakat menjadi lebih terdorong untuk menghargai tenun dan menjadikannya kekhasan dari produk mereka,” ujarnya.

*Desain untuk tempat air minum gelas. (Foto: Dr. Ira Adriati, M. Sn)

*Desain lampu tempat duduk. (Foto: Dr. Ira Adriati, M. Sn)

”Pelatihan tahap akhir adalah pelatihan penggunaan aplikasi Canva untuk membuat konten publikasi atau promosi produk mereka. Selain itu, mereka juga diajarkan untuk memotret produk secara artistik dengan memanfaatkan lingkungan alam di Pulau Liukang Loe. Pengajaran Canva ini memotivasi mereka untuk mempublikasikan produk mereka secara online dan diharapkan dapat menambah pemasukan mereka,” tambah Dr. Ira Adriati.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini telah dipublikasikan di Media Indonesia pada Selasa, 11 Mei 2021.

Melalui pelatihan diversifikasi inilah masyarakat menjadi sadar akan pentingnya kreativitas dalam menghasilkan produk-produk baru dengan desain yang unik. Hasil dari pelatihan ini membuktikan bahwa kerja sama antara pengrajin lokal dan pihak perguruan tinggi merupakan hal yang penting dalam meningkatkan kualitas produk mereka.

Reporter: Dheamyra Aysha Ihsanti (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)

Sumber: Dr. Ira Adriati, M.Sn.


scan for download