ITB dan Unair Tukar Pengalaman Terkait Proses Seleksi Rektor yang Berintegritas
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) menerima kunjungan dari Universitas Airlangga (Unair), pada Jumat (31/1/2025) di Ruang Rapim A, Gedung Rektorat ITB, Jalan Tamansari Bandung.
Agenda ini bertujuan untuk saling bertukar pikiran mengenai proses pemilihan rektor dan diskusi terkait berbagai strategi kehumasan.
Acara tersebut dibuka oleh Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (BKHM) ITB, Dr. Naomi Haswanto, M.Sn. Beliau menyatakan bahwa bahwa pemilihan rektor tidak hanya mempertimbangkan aspek akademik, tetapi juga pengalaman kepemimpinan para kandidat.
"Kami mendapatkan banyak pendaftar, termasuk dari kalangan dosen muda. Namun, pengalaman kepemimpinan juga menjadi salah satu faktor penting dalam proses seleksi ini," ujarnya.
Diskusi juga membahas tahapan seleksi yang dilakukan secara ketat, dimulai dari pendaftaran, verifikasi berkas, hingga pemeriksaan kesehatan dan uji manajemen. Setelah tahap verifikasi, jumlah kandidat akan disaring menjadi 35 orang, kemudian dikerucutkan lagi menjadi 10 besar yang akan mengikuti expose publik. Selanjutnya, kandidat akan melalui sesi wawancara dengan Senat Akademik sebelum akhirnya dipilih oleh Majelis Wali Amanat (MWA).
Selain itu, expose publik menjadi salah satu tahapan penting dalam seleksi, di mana para kandidat akan menyampaikan gagasan dan visi mereka di hadapan masyarakat akademik. Dalam sesi ini, peserta diberikan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya, serta mendapatkan kesempatan untuk memberikan tanggapan atas pertanyaan yang diajukan oleh tim panel.
Selain membahas aspek seleksi, diskusi juga menyoroti peran kehumasan dalam penyelenggaraan acara. ITB berkomitmen bahwa transparansi informasi sangat dijaga agar proses pemilihan tetap kredibel dan adil.
"Kami juga menggunakan berbagai platform digital, termasuk website resmi dan media sosial, untuk memastikan bahwa informasi terkait seleksi dapat diakses dengan mudah oleh seluruh sivitas akademika," ucapnya.
Kedua institusi telah sepakat bahwa keterbukaan informasi serta manajemen komunikasi yang baik sangat penting dalam menjaga kredibilitas pemilihan rektor. Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi ajang berbagi pengalaman dan pembelajaran bagi kedua institusi dalam menjalankan proses kegiatan akademik yang transparan dan profesional.