Anyombala: Pameran Rekam Memori dan Pemulihan Masyarakat Pulau Madu dan Karumpa

Oleh --- -

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id – Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPMK) Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB dan Ourchetype menyelenggarakan pameran ANYOMBALA pada 15–22 November 2025 di Galeri Soemardja, ITB Kampus Ganesha. Pameran interaktif ini menampilkan perjalanan visual serta rekam perasaan masyarakat Pulau Madu dan Pulau Karumpa, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Pameran ini merupakan luaran dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Skema Bottom-Up DPMK ITB yang dilaksanakan pada 6–8 September 2025. Kegiatan ini dikoordinasi oleh Gabriella Alodia, Ph.D., dosen Kelompok Keahlian Hidrografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB, dan dilaksanakan melalui kolaborasi dengan Universitas Brawijaya, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Selayar, serta Komunitas Rumah Baca SAKU.

Melalui rangkaian lokakarya dan sesi berbagi cerita selama kegiatan berlangsung, masyarakat Pulau Madu dan Pulau Karumpa menghasilkan beragam karya visual yang merekam memori mereka tentang gempa dan tsunami yang pernah melanda kedua pulau tersebut. Lebih dari 120 siswa SD, 90 siswa SMP, dan 80 perempuan dewasa terlibat aktif menciptakan karya yang menggambarkan pengalaman, ketakutan, serta harapan mereka.

Beragam aktivitas kreatif, seperti mewarnai, menjumput kain, membuat boneka dari selimut, hingga merangkai peta,menjadi medium bagi masyarakat untuk memproses ketakutan, mengenang peristiwa, dan membuka ruang pemulihan. Proses kreatif ini tidak sekadar berangkat dari aktivitas sederhana, tetapi juga dari percakapan personal mengenai pengalaman berhadapan dengan bencana serta harapan yang perlahan tumbuh kembali.

Selain itu, pemetaan wilayah melalui foto udara turut dilakukan oleh Mentari K. Azzahra dan Alena Cansery, mahasiswa Pascasarjana dan Sarjana Teknik Geodesi dan Geomatika ITB, sebagai langkah awal menumbuhkan resiliensi masyarakat setempat.

Dalam pameran, pengunjung juga dapat merasakan instalasi interaktif hasil kolaborasi dengan Ourchetype. Instalasi ini dirancang sebagai pengalaman personal sekaligus reflektif, mengajak pengunjung menemukan “pulau” yang merepresentasikan karakter, emosi, dan respons mereka dalam situasi genting.

Melalui simulasi peran dalam skenario penyelamatan bencana, pengunjung diajak memahami bagaimana berbagai tipe respons manusia muncul ketika menghadapi ancaman, yakni siapa yang tetap tenang, siapa yang memimpin, siapa yang menjaga orang lain, dan siapa yang membutuhkan dukungan.

“Pendekatan ini membuka ruang bagi pengunjung untuk melihat kembali hubungan antara diri mereka dan lingkungan, serta memahami bahwa peran sekecil apa pun dapat sangat berarti dalam kondisi darurat,” ujar Difa Kusumadewi, mahasiswa doktoral di Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB.

Acara pembukaan pameran turut disertai pemutaran film dokumenter Cerita dari Ujung Selayar karya Komunitas Rumah Baca SAKU pada Sabtu, 15 November 2025. Pemutaran ini dilanjutkan dengan diskusi bertema “Memantik Resiliensi di Pulau Kecil” bersama narasumber Dr. Astyka Pamumpuni (FITB ITB), Dr. Ira Adriati (FSRD ITB), dan Hasriani dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Selayar. Setelah diskusi, pameran secara resmi dibuka oleh Direktur Pengabdian kepada Masyarakat dan Layanan Kepakaran (DPMK) ITB, Prof. Dr.-Ing. Zulfiadi, S.T., M.T.

“Aktivitas seperti mewarnai, menjumput kain, membuat boneka dari selimut, hingga merangkai peta menjadi medium untuk memproses ketakutan, mengenang pengalaman, dan membuka jalan menuju pemulihan," ujar Gabriella.


"Proses kreatif ini tidak hanya berangkat dari aktivitas sederhana, tetapi juga dari percakapan intim mengenai pengalaman berhadapan dengan bencana, rasa takut yang sulit diungkapkan, serta harapan-harapan yang perlahan tumbuh kembali,” lanjutnya.

Sementara itu, dosen dari Kelompok Keahlian Estetika dan Ilmu-ilmu Seni FSRD ITB, Dr. Ira Adriati, S.Sn., M.Sn., menyatakan kegiatan ini pun dapat berperan sebagai trauma healing atau proses pemulihan trauma bagi para penyintas bencana alam di sana.

Melalui pameran Anyombala ini, diharapkan pesan dan harapan para penyintas dapat tersampaikan kepada publik, sekaligus mengajak para pengunjung untuk turut mengapresiasi perjalanan pemulihan mereka.

#pameran #pengabdian masyarakat #sdg3 #good health and wellbeing #sdg4 #quality education #sdg5 #gender equality #sdg11 #sustainable cities and communities #sdg17 #partnerships for the goals