Peneliti ITB Berpartisipasi dalam Penelitian Laut Dalam di Laut Sulawesi Kerja Sama BRIN dan OceanX
Oleh Gabriella Alodia, S.T., M.Sc., Ph.D. -
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BITUNG, itb.ac.id – Tiga peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) beserta para peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Informasi Geospasial (BIG), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Indo Ocean Project, dan Universitas Halu Oleo bertolak dari Pelabuhan Bitung menuju Laut Sulawesi untuk melaksanakan penelitian geosains di beberapa wilayah gunung bawah laut yang teridentifikasi di perairan tersebut, Selasa (2/12/2025).
Penelitian di atas kapal riset R/V OceanXplorer ini dilaksanakan atas kerja sama antara OceanX dan BRIN sebagai bagian dari Misi Kolaborasi Riset Laut Dalam 2025 bertajuk “Beneath the Ring: The Sulawesi Seamounts”. Misi tersebut mengundang seluruh peneliti laut dalam di Indonesia untuk mengajukan proposal yang terbagi ke dalam enam tema riset, yaitu (1) Biodiversitas dan Kesehatan Ekosistem Laut Dalam, (2) Penggerak Oseanografi dan Konektivitas Ekosistem, (3) Pemetaan Genomik dan Biodiversitas Kelautan, (4) Geosains Bawah Laut dan Bahaya Geologi, (5) Dinamika Megafauna dan Rantai Makanan, serta (6) Jasa Ekosistem dan Dinamika Karbon.
Di antara para peneliti yang berpartisipasi, tiga peneliti Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian yaitu Alfend Rudyawan, Ph.D., Dr. Astyka Pamumpuni, dan Gabriella Alodia, Ph.D. tergabung dalam Tim Geosains yang akan melaksanakan penelitiannya pada Etape Pertama yang akan berlangsung selama 20 hari dengan kedatangan kembali ke Pelabuhan Bitung pada tanggal 21 Desember 2025.
Penelitian gabungan ini diharapkan untuk dapat membantu menutup kesenjangan pengetahuan terkait keanekaragaman hayati, pengaturan iklim, hingga bahaya geologi yang masih belum banyak diketahui di perairan laut dalam di Indonesia demi tata kelola laut yang berkelanjutan. Misi ini akan berfokus pada ekosistem gunung api bawah laut yang belum dijelajahi di Laut Sulawesi, yang juga berada di luar area Laut Teritorial namun masih berada di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. Ekspedisi pertama ini diharapkan untuk dapat menghasilkan data-data pionir yang nantinya dapat mendukung desain Kawasan Konservasi Laut Nasional.
Misi ini juga akan melatih para peneliti Indonesia untuk dapat bekerja sama di atas sebuah kapal riset dengan kapasitas besar sebagai langkah awal untuk mematik kolaborasi riset laut dalam secara jangka panjang dan berkelanjutan.






