Obituari: Selamat Jalan Ahli Sipil ITB, Prof. Abdul Aziz Djajaputera

Oleh Adi Permana

Editor -


BANDUNG, itb.ac.id – Segenap keluarga besar Institut Teknologi Bandung menyampaikan duka cita yang sangat mendalam atas kepergian Prof. Dr. Ir. Abdul Aziz Djajaputera. Beliau adalah seorang Guru Besar pada Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB. Almarhum menghembuskan napas terakhirnya pada 23 Desember 2019 di RS Permata Cibubur, Jakarta. Jenazah langsung dibawa ke rumah duka di Cibubur, Jakarta.

Prof. Aziz lahir pada 15 Mei 1935 silam di Medan, Sumatera Utara. Beliau hijrah ke Bandung setelah masuk ke Fakultas Teknik UI di Bandung pada tahun 1955 dan berhasil meraih gelar insinyur sipil pada tahun 1961. Atas dukungan Prof Hwan Hy Kie, dosen ilmu Mekanika Tanah di TH (ITB), beliau melenggang menjadi Asisten Ahli dan dikirim ke Amerika Serikat. Beliau melanjutkan S2 di University of Kentucky dan meraih gelar MSCE pada waktu 1964-1967. Kembali ke tanah air, Prof. Aziz menjadi dosen dalam Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi hingga akhirnya mengambil S3 di ITB dan berhasil selesai pada tahun 1995 dengan predikat pujian.

Prof. Aziz mengabdi sebagai dosen PNS di ITB sampai dengan tahun 2005 dengan status terakhir sebagai Guru Besar Emeritus. Dalam perjalanannya mendidik para mahasiswa ITB, pak Aziz juga mengajar di Universitas Katolik Parahyangan sejak 1973 hingga sekarang dan membantu mengajar diantaranya di Universitas Diponegoro Semarang, baik sebagai pembimbing maupun penguji mahasiswa doctor. Pada tahun 2005 beliau diminta kembali oleh ITB sebagai Guru Besar Emeritus dan ditugasi menjadi direktur LAPI ITB.

Selain aktif dengan kegiatan mengajar dan riset di ITB, beliau juga aktif dalam himpunan organisasi profesi seperti Persatuan Insinyur Indonesia (PII), The American Society of Civil Engineers (ASCE), dan Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI). Beliau menjadi Ketua Umum HATTI sejak tahun 1975 hingga 1989.

Sumbangsih Prof. Aziz dalam aplikasi penerapan pengetahuan geoteknik sangatlah banyak, namun beberapa yang terkenal adalah proyek perbaikan kemiringan gedung Hotel Sabang Jakarta pada 1970, Tenaga Ahli  pada Restorasi Candi Borobudur yang dikoordinasi oleh Badan Pemugaran Candi Borobudur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI bekerjasama dengan UNESCO pada tahun 1975 hingga1983, proyek perbaikan pondasi dan struktur bangunan Bank BTN Pontianak pada 1992 hingga 1994, serta menjadi anggota Tim Penasihat Konstruksi Bangunan di DKI Jakarta pada tahun 1977 hingga 2000an.

Reporter: Billy Akbar Prabowo (Teknik Metalurgi, 2016)


scan for download