Diskusi Potensi Industri Kelapa Sawit Indonesia: Kolaborasi Teknik Kimia ITB, PASPI, dan BPDPKS
Oleh Luisa Carmel - Mahasiswa Teknik Kimia, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id — Pada Sabtu (30/11/2024) Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia ITB (HIMATEK ITB) mengadakan kegiatan seminar Bedah Buku Mitos vs Fakta Industri Sawit dalam Isu Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan Global.
Kegiatan ini berkolaborasi dengan Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), dan berbagai program studi serta fakultas/sekolah di Institut Teknologi Bandung.
Buku yang sudah mencapai edisi keempat ini mengulas mengenai mitos dan fakta seputar industri kelapa sawit yang sedang dikembangkan secara intensif di Indonesia, terutama dengan distribusi B40, yaitu campuran solar dengan 40% bahan bakar nabati berbasis minyak sawit pada tahun 2025.
Seminar yang dimoderatori oleh Jenny Rizkiana, S.T., M.T., Ph.D. ini diawali dengan pembukaan oleh perwakilan dari BPDPKS selaku keynote speaker, Anwar Sadat dan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai buku oleh Dr. Ir. Tungkot Sipayung sebagai ketua tim penyusun buku yang sekaligus merupakan Direktur Eksekutif PASPI.
Beliau menjelaskan bahwa buku ini diterbitkan untuk menyebarkan pengetahuan mengenai potensi sumber daya minyak kelapa sawit sebagai minyak nabati yang baik bagi perkembangan berbagai sektor terutama sektor energi dan pangan. Minyak sawit saat ini menduduki peringkat 4 produksi minyak nabati utama dunia dengan Indonesia sebagai produsen utamanya, yaitu hingga 50 juta ton pada tahun 2023.
Kegiatan dilanjutkan dengan pembahasan dan verifikasi oleh tiga dosen sekaligus ahli dari berbagai bidang, yaitu Dr. Ir. C.B. Rasrendra, S.T., M.T. dari Fakultas Teknologi Industri, Prof. Dr. Elfahmi S.Si., M.Si. dari Sekolah Farmasi, dan Dr. Elham Sumarga S.Hut., M.Si. dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati.
Masing-masing pembicara membahas mitos dan fakta yang disajikan di dalam buku dari berbagai sisi yang berbeda. Dr. Rasendra memberikan sudut pandang hilirisasi yang sangat optimistis karena potensi minyak sawit yang dapat ditransformasi menjadi berbagai produk akhir yang meningkatkan devisa negara Indonesia.
Dari sudut pandang kesehatan, Prof. Elfahmi mengungkap fakta bahwa minyak kelapa sawit dapat mengandung komponen yang baik untuk industri farmasi, terutama vitamin A dan E.
Sementara itu, dari perspektif lingkungan dan kehutanan, Dr. Elham menekankan pentingnya mengurangi ekspansi perkebunan kelapa sawit, terutama di lahan gambut. Salah satu solusi yang baik untuk mengurangi dampak buruk dari perkembangan industri sawit terhadap lingkungan adalah dengan dilakukannya intensifikasi jumlah produk per hektare lahan perkebunan kelapa sawit yang dipanen setiap rentang waktu tertentu.
Sebagai penutup, Dr. Tungkot Sipayung mengungkapkan rasa terima kasihnya atas seluruh saran dan antusiasme dari para pembicara, panitia, dan mahasiswa yang terlibat dalam acara. Beliau berharap seluruh pihak dapat senantiasa bekerja sama untuk menjadikan sawit sebagai senjata utama perkembangan Indonesia ke depannya, dimulai dengan kegiatan diskusi ini.
Reporter: Luisa Carmel (Teknik Kimia, 2021)