www.itb.ac.id https://www.itb.ac.id/rss/feed Institut Teknologi Bandung id-id www.itb.ac.id https://itb.ac.id/images/logo-itb.png https://itb.ac.id/images/logo-itb.png Copyright 2024 Sinergi dengan Praktisi, FSRD ITB Gelar Workshop Fotografi "Creative Lighting Techniques & Commercial Photography” https://itb.ac.id/berita/detail/61756/sinergi-dengan-praktisi-fsrd-itb-gelar-workshop-fotografi-creative-lighting-techniques-commercial-photography https://itb.ac.id/berita/detail/61756/sinergi-dengan-praktisi-fsrd-itb-gelar-workshop-fotografi-creative-lighting-techniques-commercial-photography Mon, 02 Dec 2024 06:22:32 UTC

Workshop fotografi FSRD ITB bersama Eric Dinardi di Aula Barat ITB Ganesa, Jumat (29/11/2024)
BANDUNG, itb.ac.id - Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB) berkolaborasi dengan Primaimaging menggelar workshop fotografi bertajuk “Creative Lighting Techniques & Commercial Photography”, di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Jumat (29/11/2024).

Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa FSRD ITB yang mengambil mata kuliah Fotografi Fashion and Product, Fotografi Dasar, dan Fotografi Kriya Fashion.

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kerja sama FSRD ITB dengan Primaimaging, distributor peralatan fotografi kelas dunia dengan teknologi terkini, dalam bidang akademik dan industri kreatif.

Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FSRD ITB, Dr. Intan Rizky Mutiaz, M.Ds., menyatakan bahwa kelas kolaborasi dan kerja sama dengan para profesional ini bertujuan untuk menjembatani dunia kampus dan dunia profesional sehingga kesenjangan antara keduanya dapat berkurang.

“Kami menghadirkan fotografer profesional, untuk membagikan perjalanan kariernya hingga sampai di tahap ini. Workshop ini akan berjalan menarik dan diharapkan para mahasiswa bisa menyadari bawa fotografi itu bukan sekadar foto, tetapi bisa menjadi profesi yang menjanjikan jika ditekuni dengan serius,” tuturnya.

Workshop ini menghadirkan seorang commercial photographer, Eric Dinardi, yang merupakan fotografer multi-genre dengan keahlian di bidang lighting. Beliau menyampaikan banyak ilmu terkait pencahayaan dalam pemotretan komersial. Selain itu, beliau juga melakukan demo penggunaan alat pencahayaan dalam fotografi serta memberikan tips-tips menarik yang bisa diaplikasikan oleh mahasiswa.

Souwlina, Marketing Promotion Primaimaging, menyatakan bahwa workshop ini merupakan kesempatan berharga bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari fotografer profesional.

Terakhir, beliau menyampaikan bahwa dengan adanya workshop ini, diharapkan mahasiswa dapat mengasah keterampilan mereka dan memperoleh wawasan yang lebih mendalam terkait fotografi untuk mendukung perkembangan karier mereka di masa depan.

“Harapannya, kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan agar peserta semakin mendalami ilmu fotografi dan termotivasi untuk terus berlatih meningkatkan kemampuan mereka,” katanya.

Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)

]]>
Tim Pemeringkatan ITB Berpartisipasi di QS Higher Ed Summit: Asia Pacific 2024 https://itb.ac.id/berita/detail/61755/tim-pemeringkatan-itb-berpartisipasi-di-qs-higher-ed-summit-asia-pacific-2024 https://itb.ac.id/berita/detail/61755/tim-pemeringkatan-itb-berpartisipasi-di-qs-higher-ed-summit-asia-pacific-2024 Mon, 02 Dec 2024 06:20:00 UTC

Sembilan delegasi QS Higher Ed Summit untuk memperkuat kedudukan ITB di kancah global. (Dok. Istimewa)

BANDUNG, itb.ac.id — Tim Pemeringkatan (World Class University) ITB berpartisipasi dalam pertemuan puncak tahunan perguruan tinggi QS Higher Ed Summit di Macau University of Science and Technology, China. Pertemuan yang digelar pada 5-7 November 2024 itu menjadi panggung bagi delegasi dari berbagai perguruan tinggi di kawasan Asia Pasifik untuk berkumpul dan membahas persoalan pendidikan tinggi yang dihadapi bersama.

Tema yang diusung meliputi topik-topik krusial, seperti penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam pembelajaran, keberagaman budaya dalam pendidikan, kolaborasi lintas negara dengan platform digital, serta mengatasi tantangan etika dan transparansi dalam penggunaannya di perguruan tinggi.

ITB mengirimkan 9 perwakilan dari berbagai fakultas dan sekolah, yakni Banung Grahita, S.Ds., M.Ds., Ph.D. (FSRD), Karlia Meitha, S.Si., M.Si., Ph.D. (SITH), Dr.Eng. Bonita Dilasari, S.T., M.T. (FTTM), Dr. Andri Hernandi, S.T., M.T. (FITB), Dr. Agus Suroso, S.Si., M.Si. (FMIPA), Dr. Rahadian Yusuf, S.T., M.T. (STEI), Dr. Amirah Adlia, S.Si., M.Si., Apt. (SF), Dr.Eng. Ir. Ferryanto, S.T., M.T. (FTMD), serta Dr.Eng. Yosi Agustina Hidayat, S.T., M.T. (FTI).

Para delegasi tersebut memiliki misi untuk memperkenalkan ITB kepada mitra yang berasal dari perguruan tinggi negara selain Indonesia melalui kegiatan networking.

”Kami juga memperkenalkan beragam unggulan serta keunikan fakultas dan sekolah masing-masing di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat kepada mitra. Kami bertekad untuk meningkatkan reputasi akademik melalui penjajakan kerja sama,” ujar Dr. Amirah.

Dalam panel bertema ”Building Lifelong Learning Ecosystems” yang diulas pada pertemuan tersebut, para panelis menyampaikan tentang pengembangan ekosistem pendidikan yang mendukung pembelajaran sepanjang hayat. Diskusi ini mencakup peran institusi pendidikan dalam menciptakan model pembelajaran yang fleksibel dan adaptif untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja yang terus berubah. Panel ini menekankan pentingnya integrasi antara teknologi, kemitraan dengan industri, dan pendekatan multidisiplin untuk meningkatkan relevansi kurikulum dengan tuntutan pasar.

”Saya sendiri didaulat menjadi panelis dalam salah satu panel, yakni Asian Development Bank Panel Session yang mengupas peran penting kewirausahaan dan inovasi teknologi dalam menciptakan solusi berkelanjutan. Hal penting lainnya yaitu membahas digitalisasi yang dimanfaatkan untuk memperluas peluang wirausaha, meningkatkan inovasi, dan mendukung keberlanjutan bisnis di berbagai sektor, seperti teknologi kesehatan, media kreatif, dan pendidikan,” kata Dr. Amirah.

Beliau menambahkan keterlibatan delegasi ITB dalam QS Higher Ed Summit: Asia Pacific 2024 dapat berdampak positif pada pemeringkatan terutama subjek ranking universitas. Acara ini memberikan gambaran serta strategi untuk meningkatkan dua faktor penting dalam pemeringkatan, yaitu keunggulan akademik dan reputasi global.

”Dengan membangun jejaring dengan universitas terkemuka, kami dapat memperkuat kolaborasi penelitian dan publikasi internasional, yang berkontribusi pada indikator reputasi akademik dan dampak penelitian (citations per paper). Di samping itu, fokus pada pembelajaran seumur hidup dan teknologi dapat meningkatkan relevansi kurikulum serta employer reputation melalui lulusan yang lebih kompeten dan inovatif,” ujarnya.

Keterlibatan ITB dalam acara prestisius ini tidak hanya menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga membuka peluang kolaborasi inovasi dan penelitian yang lebih luas untuk kemajuan pendidikan tinggi se-Asia Pasifik.

Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)

]]>
Prestasi Tim ITB di LKTI Nasional Landformation 2024: Juara Harapan 1 dengan Inovasi Pertanian Berbasis IoT https://itb.ac.id/berita/detail/61754/prestasi-tim-itb-di-lkti-nasional-landformation-2024-juara-harapan-1-dengan-inovasi-pertanian-berbasis-iot https://itb.ac.id/berita/detail/61754/prestasi-tim-itb-di-lkti-nasional-landformation-2024-juara-harapan-1-dengan-inovasi-pertanian-berbasis-iot Mon, 02 Dec 2024 04:19:00 UTC

Rifki Fariz Harabi, Mohammad Nur Nobi Kamosa, dan Kania Randhani Iskandar, meraih Juara Harapan 1 dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Keprofesian Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Universitas Padjajaran.
JATINANGOR, itb.ac.id - Tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), Rifki Fariz Harabi, Mohammad Nur Nobi Kamosa, dan Kania Randhani Iskandar, meraih Juara Harapan 1 dalam LKTI Nasional Landformation 2024 yang diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran.

Kompetisi ini mengusung tema "Save Soil for a Brighter Future" yang difokuskan pada solusi pertanian berkelanjutan di tengah tantangan perubahan iklim. Acara ini diikuti oleh peserta dari berbagai perguruan tinggi ternama, seperti IPB, UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Perjuangan Tasikmalaya, dan sebagainya.

Tim ini mengajukan karya tulis ilmiah berjudul “EcoSphere: Optimalisasi Smart Screen House Berbasis Internet of Things (IoT) pada Budidaya Kentang (Solanum tuberosum) sebagai Solusi Adaptif Perubahan Iklim”. Karya tulis mereka bertujuan untuk menciptakan lingkungan pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim, ramah lingkungan, dan berkelanjutan melalui peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya alam.

Sistem tersebut menggabungkan teknologi agrivoltaic dan irigasi tetes berbasis Internet of Things (IoT) sebagai respons terhadap anomali iklim. Dalam sistem EcoSphere yang dirancang, teknologi agrivoltaic akan memanfaatkan energi matahari secara optimal, irigasi tetes untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air, sedangkan sistem IoT memungkinkan pemantauan dan pengelolaan kondisi lingkungan dalam screen house secara real-time.

Sepanjang proses lomba, tim dibimbing dosen dari Kelompok Keahlian Bioteknologi Mikroba SITH, Anriansyah Renggaman, S.Si., M.Sc., Ph.D., yang turut memberikan arahan dalam pengembangan ide dan penulisan karya ilmiah mereka.

Menurut Rifki, pemilihan subtema terkait perubahan iklim didorong oleh kesadaran akan dampak besar perubahan iklim terhadap ketahanan pangan di Indonesia. "Urgensi perubahan iklim itu sangat nyata dan melalui inovasi EcoSphere, kami berharap dapat menciptakan solusi pertanian yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim dan juga berkelanjutan," katanya, Rabu (16/10/2024).

Bagi tim ini, tema yang diangkat sangat relevan dengan masa depan pertanian di Indonesia. Rifki menegaskan, "Pertanian Indonesia menghadapi banyak tantangan, mulai dari keterbatasan lahan, kebutuhan energi, hingga perubahan iklim. Melalui karya tulis ilmiah ini, kami ingin menyampaikan bahwa pertanian dapat beriringan dengan teknologi terbarukan dan ramah lingkungan untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut."

Prestasi yang diraih tim mahasiswa ITB dalam LKTI Nasional Landformation 2024 ini tidak hanya menunjukkan kemampuan akademik mereka, tetapi juga menyoroti pentingnya inovasi teknologi dalam menghadapi tantangan pertanian di Indonesia. Keberhasilan mereka merupakan bukti bahwa generasi muda Indonesia mampu menciptakan solusi untuk mendukung ketahanan pangan di tengah perubahan iklim yang semakin nyata.

Reporter: Helga Evangelina (Rekayasa Pertanian, 2021)

]]>
KolaboraCi Skhole-ITB Mengajar dan URO ITB: Menumbuhkan Mimpi dari Dunia Robotika https://itb.ac.id/berita/detail/61753/kolaboraci-skhole-itb-mengajar-dan-uro-itb-menumbuhkan-mimpi-dari-dunia-robotika https://itb.ac.id/berita/detail/61753/kolaboraci-skhole-itb-mengajar-dan-uro-itb-menumbuhkan-mimpi-dari-dunia-robotika Mon, 02 Dec 2024 04:08:37 UTC

Furqan Riansyah Menjelaskan Robot Pelontar Bola kepada Anak-anak Panti Asuhan.

BANDUNG, itb.ac.id - Skhole-ITB Mengajar bekerja sama dengan Unit Robotika ITB (URO ITB) menggelar program KolaboraCi URO ITB x Skhole-ITB Mengajar sukses digelar di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Wisma Putra, Bandung pada Sabtu (9/11/2024). Kegiatan ini merupakan inisiatif kolaboratif dari Skhole-ITB Mengajar dan Unit Robotika ITB (URO ITB) untuk memperkenalkan teknologi robotika kepada siswa-siswi PSAA dengan pendekatan yang interaktif dan inspiratif.

Kegiatan ini dirancang untuk menjangkau 60 siswa dari berbagai jenjang pendidikan, termasuk siswa SMK serumpun IT. Program ini bertujuan untuk membuka cakrawala baru di bidang robotika, mendorong semangat belajar, dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa, tanpa memandang latar belakang.

Agenda ini dimulai dengan sesi pengenalan robot, yang meliputi penjelasan tentang apa itu robot, contoh bentuk robot dalam kehidupan sehari-hari, dan berbagai proyek robot yang telah dikembangkan URO ITB. Dokumentasi visual dari robot-robot ini ditampilkan untuk memancing rasa ingin tahu peserta.

Salah satu sesi yang paling menarik adalah hands-on activity, di mana anak-anak diberi kebebasan untuk menggambar desain robot yang mereka impikan. Dilanjutkan dengan kegiatan yang lebih interaktif, seperti demonstrasi langsung robot pelontar bola oleh Furqan Riansyah dari URO ITB.

“Senang sekali rasanya bisa menyaksikan adik-adik antusias terhadap hal yang pada awalnya belum terlalu mereka kenal!” ungkap penanggung jawab kegiatan, Christiano Rudolfo (TI23).

Dia pun berharap kegiatan ini dapat menjadi pintu awal bagi siswa-siswi untuk mengeksplorasi minat mereka di bidang pendidikan lanjutan atau karier masa depan.

Skhole-ITB Mengajar terus berupaya menginspirasi anak-anak dari latar belakang ekonomi rendah. Dengan pendekatan yang menyenangkan dan interaktif, program ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang robotika, tetapi juga menanamkan semangat belajar dan menunjukkan bahwa pendidikan tinggi bisa menjadi tujuan yang realistis.


Angga Menunjukkan Desain Robot Impianny
Salah satu siswa kelas 1 SD, Angga bertanya kepada Human Resources URO, Furqan Riansyah (ET 22), mengenai pembuatan robot.

“Kak, aku pengen bikin robot tapi bingung mau bikin robot apa?" tanya Angga.

Furqan kemudian menyarankan Angga untuk membuat robot yang bisa membantu menyelesaikan pekerjaan yang tidak disukainya, seperti mencuci baju. "Misal, kamu malas cuci baju. Nah, coba buat robot pencuci baju. Karena pada dasarnya, robot itu diciptakan untuk mempermudah hidup manusia," ungkap Furqan.

Pertanyaan sederhana, tetapi kritis dari Angga ini menggambarkan bagaimana antusiasme anak-anak dapat diarahkan untuk berpikir kreatif dan solutif.

Suasana hangat mewarnai akhir acara dengan sesi foto bersama dan pemberian sertifikat. Kebahagiaan terpancar dari wajah peserta, termasuk Angga yang tak henti-hentinya mengungkapkan kegembiraannya karena telah belajar banyak hal tentang robot.

"Senang banget, bisa belajar soal robot," ujar Angga.


Foto Bersama URO ITB dan Skhole-ITB Mengajar dengan anak-anak Panti Asuhan
Melalui kegiatan ini, anak-anak PSAA Wisma Putra diajak untuk melihat bahwa mimpi-mimpi mereka, seperti pilot atau ilmuwan robot, bukan hanya sekadar khayalan. Dari bermain pesawat-pesawatan hingga merakit drone, dari menonton Ultraman hingga bermimpi menciptakan robot, agenda ini menunjukkan bahwa setiap anak memiliki potensi untuk mencapai apa pun yang mereka inginkan. Terlebih dengan semangat yang tinggi, dukungan yang tepat, dan pengembangan minat sejak dini, mimpi-mimpi tersebut dapat menjadi kenyataan.

Reporter: Syabina Er Said (Teknik Dirgantara, 2020)

]]>
Mahasiswa ITB Juara 1 Lomba Poster Tingkat Nasional di Mental Health Festival UNY 2024 https://itb.ac.id/berita/detail/61752/mahasiswa-itb-juara-1-lomba-poster-tingkat-nasional-di-mental-health-festival-uny-2024 https://itb.ac.id/berita/detail/61752/mahasiswa-itb-juara-1-lomba-poster-tingkat-nasional-di-mental-health-festival-uny-2024 Mon, 02 Dec 2024 03:40:02 UTC

BANDUNG, itb.ac.id – Mahasiswa Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB), Dilpa Nur Saputra, menjadi juara 1 dalam kompetisi poster tingkat nasional yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan Mental Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (BEM KM UNY).

Acara bertema “Pathways to Serenity: Compassion in Overcoming Life's Challenges to Profound Personal Renewal” ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap kesehatan mental, terutama di kalangan mahasiswa.

Karya Dilpa berjudul “The Hidden Struggles: Mastering Serenity” berhasil mencuri perhatian juri. Posternya mengusung konsep visual dengan fokus pada pemahaman terhadap kondisi kesehatan mental mahasiswa. Dalam posternya, Dilpa menggabungkan elemen-elemen visual yang kuat dan simbolis, menggambarkan tantangan dalam mencapai ketenangan meskipun ada pengaruh eksternal.

Konsep ini menggambarkan sosok Puppet Master, yang menjadi pengendali dari boneka dirinya sendiri, sebagai metafora visual tentang perjuangan mental yang kerap tersembunyi di balik wajah bahagia. Puppet Master ini tampak tersenyum di luar, namun jika diperhatikan lebih dalam, terdapat kesedihan dan air mata di balik topeng yang dikenakan.

Dalam karyanya, Dilpa memasukkan elemen-elemen seperti tulisan-tulisan yang terikat pada tali-tali boneka, dengan kata-kata seperti social conformity, comparative anxiety, occupational burnout, relational conflict, financial strain, post-traumatic stress, yang merupakan tekanan-tekanan yang sering dirasakan mahasiswa. Hal ini menunjukkan betapa beratnya beban mental yang terkadang harus dihadapi, meskipun di pandangan orang lain mereka tampak baik-baik saja.

Dilpa mengakui bahwa proses kreatifnya dalam pembuatan poster ini melibatkan penerapan ilmu-ilmu yang dipelajari di FSRD ITB, seperti pemilihan warna dan komposisi grafis yang tepat agar makna yang ingin disampaikan bisa diterima oleh audiens secara luas. Dilpa menjelaskan bahwa dirinya juga sering meminta pendapat dari teman-temannya selama proses perancangan, untuk memastikan bahwa pesan dari karyanya bisa tersampaikan dengan jelas kepada orang lain, bukan hanya untuk dirinya sendiri.

Melalui karyanya, Dilpa berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya kalangan mahasiswa, mengenai pentingnya kesehatan mental. Pesannya, setiap individu bisa lebih terbuka terhadap permasalahan yang mereka hadapi, dan tidak hanya menampilkan kesuksesan di luar, namun juga berani berbagi tentang kesulitan yang dialami.

“Harapannya, kita tidak hanya menampilkan apa yang kita raih, pencapaian-pencapaian kita, hanya untuk menyenangkan orang lain. Tapi juga kita mau berusaha untuk bercerita tentang apa masalah-masalah yang kita punya, pada orang yang kita percaya. Supaya masalah-masalah yang ada tidak semakin menumpuk. Karena kesehatan mental juga perlu dijaga, sehingga produktivitas yang kita lakukan juga tidak terhambat karena permasalahan mental tadi. Jadi, semuanya bisa lancar,” ujar Dilpa.

Dengan ikut dalam ajang seperti Mental Health Festival ini, menurut Dilpa, dapat membantu mahasiswa untuk mengekspresikan diri sekaligus menyuarakan isu-isu yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang berkaitan dengan kesehatan mental.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika 2021)

]]>
Muda Berdampak: SRE ITB, TSA ITB dan UGM Gelar FGD Mengenai Project Pengabdian Masyarakat https://itb.ac.id/berita/detail/61751/muda-berdampak-sre-itb-tsa-itb-dan-ugm-gelar-fgd-mengenai-project-pengabdian-masyarakat https://itb.ac.id/berita/detail/61751/muda-berdampak-sre-itb-tsa-itb-dan-ugm-gelar-fgd-mengenai-project-pengabdian-masyarakat Mon, 02 Dec 2024 03:26:55 UTC

BANDUNG, itb.ac.id - Sabtu, 9 November 2024, Tanoto Student Association UGM berkunjung ke ITB guna bertukar pikiran dalam proyek pengabdian masyarakat. Menggandeng SRE ITB, Tanoto Student Association (TSA) ITB memaparkan proyek pengabdian masyarakat yang telah dilakukan serta memberikan gambaran umum mengenai potensi energi terbarukan yang dipaparkan oleh SRE ITB.

Sebelum memulai Forum Group Discussion (FGD), terdapat pemaparan mengenai proyek-proyek pengabdian masyarakat yang sudah diluncurkan. Di tahun ini terdapat pelaksanaan proyek Aksi TSA di Kampung Cijagra, Lengkong, Bandung, Jawa Barat. Aksi ini mengusung SDGs poin 13, 15, dan 17 mengenai pembangunan berkelanjutan serta ditujukan guna membantu penanggulan banjir di desa tersebut. TSA ITB meninjau dan bekerja sama dengan BBWS (Badan Besar Wilayah Sungai) setempat untuk mencari solusi dari permasalahan ini. Hasilnya, TSA ITB membuat duckbill drainase dan trash record.

Duckbill drainase memiliki karakteristik aliran maju dan cek mundur sehingga dapat mengatur aliran dan meminimalisasi banjir. Sementara trash record digunakan untuk mengatasi banjir dari sumbernya. Aksi ini di-monitoring dengan mendelegasikan masyarakat sebagai penanggung jawab dan sesekali mendatangi desa tersebut.

Pemaparan Materi Oleh TSA ITB, Senin (9/11/2024).

“Kami (TSA ITB) melakukan aksi ini dengan metodologi inisiasi, planning, execution, controlling, dan closing,” ujar Rigel selaku ketua divisi Project. “Secara umum tantangan yang kami temukan adalah dalam searching program, karena cukup tricky apakah proyeknya benar-benar dibutuhkan atau hanya agar terlaksana atau adanya laporan kegiatan,” lanjutnya.

Proyek kedua yang telah dilakukan adalah aksi penyulingan di Desa Linggar. TSA ITB menggandeng HMTL (Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan) ITB dalam proses pembuatan produk. Selanjutnya mereka memaparkan proyek mendatang yaitu GAG community service. Bekerja sama dengan skhole ITB, mereka akan memberikan pengajaran kepada anak-anak terkait sustainability.

Setelah pemaparan oleh TSA ITB, mata acara dilanjutkan dengan pemaparan oleh TSA UGM. Qiran, wakil ketua TSA UGM memaparkan proyeknya. “Kami membantu MSME Jogja untuk bertumbuh. MSME adalah UMKM yang lack of skill dan market reach-nya masih sedikit. Untuk mengatasi masalah ini, kami melakukan partnership dengan Kampus UMKM Shopee.”

Qiran menjelaskan, salah satu hal yang penting dari semua aksi pengabdian masyarakat adalah sustainability. “How do we measure sustainability? Sustainability dapat dikuantifikasi dengan dua aspek, yaitu dari produk dan dari sistem. Produk dapat dibuat seinteraktif atau se-handy mungkin agar lebih sustain. Contohnya kami membuat guidebook yang dilengkapi dengan worksheet untuk para UMKM agar bisa digunakan hingga 5 tahun ke depan. Satu lagi dari sistem. Dengan membangun sistem, aksi yang kita berikan dapat berjalan terus tanpa selalu kita pantau. Dalam hal ini yang kami lakukan adalah dengan memberikan fasilitas pembuatan akun dari setiap UMKM, yang selanjutnya mereka jalankan dan berkembang sendiri hingga kini,” katanya.

Pemaparan Materi Oleh SRE ITB, Senin (9/11/2024)

Paparan selanjutnya disampaikan SRE ITB. SRE ITB memiliki value inklusivitas untuk memberikan ruang kerja sama bagi seluruh elemen berkolaborasi menunjang sustainable energy. Hanif, Vice President of SRE ITB memberikan gambaran mengenai potensi energi terbarukan dan aksi yang telah dilakukan.

“Potensi energi dapat diambil dari yang ada di sekitar kita, salah satunya sampah. Nyatanya hanya 5% sampah yang didaur ulang, 79%-nya ditimbun di TPA, dan sisanya ada di sungai. Padahal sampah dapat menjadi sumber energi sebesar 2.066 GW,” katanya.

SRE ITB menjelaskan juga potensi energi dari sampah pascatani, yang berkisar 40,9% dari sampah nasional. Angka ini selaras juga dengan kerugian 23-48 juta ton makanan atau sebesar Rp213-551 triliun. Beberapa biomassa yang potensial dijadikan energi adalah tandan kosong dan sekam padi. Pun juga dijelaskan mengenai panel surya dan angin sebagai energi terbarukan.

“Kami bekerja sama dengan Pertamina melakukan instalasi panel surya di daerah Kamojang. Sebelumnya kami juga memasang PLTS di SDN Majakerta, Kabupaten Bandung. Hal ini kami lakukan dikarenakan meninjau kebutuhan masyarakat setempat akan listrik, dan dengan PLTS ini menjadi langkah awal agar masyarakat setempat mendapatkan listrik serta mendapatkan edukasi mengenai energi terbarukan,” katanya.

Presentasi Kesimpulan FGD.

Setelah semua pemaparan, mata acara berlanjut memasuki FGD. SRE ITB, TSA ITB, dan TSA UGM dibagi beberapa kelompok untuk lebih dalam bertukar insight. Dalam forum ini, diberikan selembar kertas seukuran karton untuk menuliskan kendala, solusi, rencana kedepan, dan kesempatan kolaborasi antara SRE ITB, TSA ITB, dan TSA UGM. Terakhir, seluruh kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.

Reporter: Qonita Aulia Rahmatullah (Teknik Pangan, 2022)

]]>
Inovasi Pupuk Ramah Lingkungan, 2 Mahasiswa SITH ITB Raih Juara 3 di POISE UGM 2024 https://itb.ac.id/berita/detail/61750/inovasi-pupuk-ramah-lingkungan-2-mahasiswa-sith-itb-raih-juara-3-di-poise-ugm-2024 https://itb.ac.id/berita/detail/61750/inovasi-pupuk-ramah-lingkungan-2-mahasiswa-sith-itb-raih-juara-3-di-poise-ugm-2024 Mon, 02 Dec 2024 03:26:38 UTC

Hasya dan Wynona meraih Juara 3 pada kompetisi Process Engineering Series of Events (POISE) yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada (Dok. Hasya & Wynona)

JATINANGOR, itb.ac.id - Dua mahasiswa Rekayasa Pertanian Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH ITB), Hasya Atqiya dan Wynona Maisan Athaya berhasil meraih Juara 3 pada kompetisi Process Engineering Series of Events (POISE) yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) dari Agustus hingga November 2024.

Kompetisi ini mengusung tema "Empowering Industry Innovation: Cultivating Sustainable Future for the Green Economy", dan mengajak para peserta untuk menghadirkan solusi berkelanjutan yang mendukung konsep ekonomi hijau. Mereka bersaing dengan peserta dari universitas-universitas ternama, seperti Universitas Indonesia dan UGM. Dalam kompetisi ini, Hasya dan Wynona menawarkan inovasi controlled release fertilizer atau CRF yang dirancang untuk mengoptimalkan pelepasan nutrisi pada pupuk yang ramah lingkungan.

Controlled release fertilizer (CRF) yang digunakan dalam inovasi ini memanfaatkan asam humat majemuk dan bakteri Pseudomonas spp. Asam humat mengandung material organik seperti residu tumbuhan dan hewan sehingga mampu meningkatkan kesehatan tanah dengan meningkatkan penyimpan karbon pada tanah. Sementara itu, Pseudomonas spp., terbukti mampu mendukung pertumbuhan tanaman serta menjaga ekosistem tanah.

Kemudian, pupuk ini dilapisi dengan kitosan, polimer dari limbah kulit hewan, yang diperkuat dengan alginat, polisakarida dari rumput laut cokelat. Lapisan kitosan-alginat ini akan memberikan kekuatan material yang tinggi, pelepasan nitrogen yang terkontrol, dan retensi kelembaban tanah yang baik. Dengan teknologi lapisan multilayer ini, nutrisi yang terkandung di dalam pupuk akan terlindungi dari degradasi sebelum diserap oleh tanaman. Inovasi ini diharapkan mampu menjadi solusi untuk permasalahan di sektor pertanian, terutama untuk meningkatkan efisiensi pemupukan dan menjaga lingkungan.

Dalam implementasinya, Hasya dan Wynona menggunakan pendekatan Business Model Canvas (BMC) untuk merancang strategi bisnis yang mencakup promosi melalui kampanye komunitas dan iklan digital seperti Facebook Ads. Mereka juga menargetkan petani hortikultura sebagai segmen utama pelanggan, mengingat kebutuhan mereka akan solusi pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Selain itu, inovasi pupuk mereka dapat menekan biaya produksi pupuk dengan memanfaatkan bahan baku yang sebagian besar berasal dari limbah pertanian, seperti kitosan yang diolah dari limbah kulit udang dan kepiting, serta asam humat yang dihasilkan dari residu tumbuhan dan hewan. Pendekatan ini tidak hanya membuat inovasi produk yang lebih efisien secara ekonomis, tetapi juga mendukung prinsip keberlanjutan dengan mengoptimalkan pemanfaatan limbah sebagai sumber daya bernilai.

Meski ini merupakan kompetisi pertama bagi Hasya dan Wynona, mereka berhasil membuktikan bahwa kerja keras mereka dapat membawa hasil yang memuaskan.

"Awalnya kami cukup grogi dan merasa kurang optimis karena ini kompetisi pertama kami, tetapi kami berusaha fokus pada apa yang bisa kami sampaikan," ungkap Hasya.

Hasil kerja keras mereka pun akhirnya terbayar dengan pencapaian sebagai salah satu pemenang dalam kompetisi tingkat nasional ini.

Reporter: Helga Evangelina (Rekayasa Pertanian, 2021)

]]>
Seminar Shaping Resilience: Bahas Strategi Pembiayaan untuk Indonesia Tangguh Bencana https://itb.ac.id/berita/detail/61749/seminar-shaping-resilience-bahas-strategi-pembiayaan-untuk-indonesia-tangguh-bencana https://itb.ac.id/berita/detail/61749/seminar-shaping-resilience-bahas-strategi-pembiayaan-untuk-indonesia-tangguh-bencana Mon, 02 Dec 2024 03:04:10 UTC

Para narasumber dalam seminar Shaping Resilience: Financing a Disaster-Resilient Indonesia, Selasa (26/11/2024) di Gedung CRCS ITB.

BANDUNG, itb.ac.id - Pusat Penelitian Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung (PPMB ITB) berkolaborasi dengan Centre for Disaster Protection (CDP) dan Resilience Development Initiative (RDI) menggelar seminar bertajuk Shaping Resilience: Financing a Disaster-Resilient Indonesia pada Selasa (26/11/2024) di Gedung CRCS, ITB Kampus Ganesha.

Seminar ini membahas strategi Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana (PARB) yang dicetuskan oleh Kementerian Keuangan untuk menjawab tantangan penanggulangan bencana di Indonesia.

Indonesia adalah negara yang rawan bencana karena kondisi geografisnya sebagai kepulauan yang dikelilingi lempeng tektonik utama. Bencana seperti gempa bumi, tsunami, dan cuaca ekstrem sering terjadi, menyebabkan kerugian besar, baik dalam keselamatan maupun ekonomi. Menurut data Kementerian Keuangan (2018), kerugian ekonomi rata-rata dari 2000-2016 mencapai US$ 1,54 miliar per tahun. Tingginya kemiskinan juga memperburuk dampak bencana, dengan 25,22 juta jiwa (9% populasi) hidup di bawah garis kemiskinan pada 2023. Banyak dari mereka bergantung pada sektor pertanian dan informal, yang meningkatkan kerentanan dan menghambat pengentasan kemiskinan serta pertumbuhan ekonomi.

Seminar PARB membahas strategi memperkuat ketahanan bencana di Indonesia melalui empat sesi utama. Sesi pertama mengulas pembiayaan risiko bencana, mencakup peluang, tantangan, dan praktik global terbaik, dipandu oleh Dosen dari KK Perencanaan Wilayah dan Perdesaan SAPPK ITB, Saut Aritua Hasiholan Sagala, S.T., M.Sc., Ph.D.; dan Research Lead CDP, Shakira Mustapha.

Sesi kedua menyoroti solusi pembiayaan inovatif berbasis kolaborasi publik-swasta dan data riset, dipresentasikan oleh Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana di Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB, Dr. Ir. Udrekh, S.E., M.Sc.; dan Prof. Dr. Ir. Krishna Suryanto Pribadi dari KK Manajemen dan Rekayasa Konstruksi FTSL ITB.

Sementara itu, sesi ketiga membahas integrasi instrumen keuangan dan strategi membangun kerangka kerja berkelanjutan bersama Ikatri Meynar Sihombing, Hengki Eko Putra, dan Dra. Dumaria Rulina Tampubolon. Terakhir, sesi keempat mengangkat praktik Perlindungan Sosial Adaptif (PSA) nasional dan global, menghadirkan Daniel Clarke dari CDP dan Ketua Kelompok Kerja Kesiapsiagaan dan Mitigasi Kemensos, Hasatama Hikmah.

Diskusi dalam seminar ini menyoroti perlunya pengembangan kerangka pembiayaan risiko bencana (PRB), mempromosikan kemitraan publik-swasta, dan memberdayakan komunitas rentan dengan alat keuangan yang disesuaikan, seperti mikroasuransi dan perlindungan sosial adaptif.

Di tengah meningkatnya risiko bencana dan kerentanan ekonomi yang dihadapi Indonesia, inisiatif seperti strategi PARB yang diinisiasi oleh Kementerian Keuangan menjadi sangat penting untuk meningkatkan ketangguhan.

“Seminar bertajuk Shaping Resilience: Financing a Disaster-Resilient Indonesia ini menjadi platform krusial untuk bertukar pengetahuan, berbagi praktik terbaik, dan memperkuat kolaborasi. Wawasan yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kesiapsiagaan, pemulihan, dan stabilitas sosial-ekonomi jangka panjang Indonesia dalam menghadapi risiko bencana,” ujar Saut Sagala.

Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)

]]>
Pengabdian Masyarakat SAPPK ITB: Tingkatkan Kapasitas Masyarakat Desa Kepulauan dengan PRA di Kepulauan Aru Maluku https://itb.ac.id/berita/detail/61748/pengabdian-masyarakat-sappk-itb-tingkatkan-kapasitas-masyarakat-desa-kepulauan-dengan-pra-di-kepulauan-aru-maluku https://itb.ac.id/berita/detail/61748/pengabdian-masyarakat-sappk-itb-tingkatkan-kapasitas-masyarakat-desa-kepulauan-dengan-pra-di-kepulauan-aru-maluku Mon, 02 Dec 2024 03:04:05 UTC

Tim Pengabdian Masyarakat ITB melaksanakan Social Mapping dan FGD di Kantor Bappelitbangda Kabupaten Kepulauan Aru. (Dok. tim)

BANDUNG, itb.ac.id - Partisipasi masyarakat menjadi elemen kunci dalam menciptakan perubahan yang berkelanjutan di tengah tantangan pembangunan daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Salah satu upaya dalam mendorong partisipasi ini dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menggelar pengabdian masyarakat pada 26-30 Agustus 2024 di Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku.

Pengabdian masyarakat tersebut dipimpin dosen ITB, Nurrohman Wijaya, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D. dan Alhilal Furqan, B.Sc., M.Sc., Ph.D. bersama empat mahasiswa PWK yaitu Anisa Fazara, Angra Eni Saepa, M. Aziz Zarkasya, dan Qori Ila Taqiya Susanto.

Mengusung tema “Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa Kepulauan dalam Identifikasi Potensi Lokal menggunakan Participatory Rural Appraisal (PRA) di Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku”, kegiatan pengabdian masyarakat tersebut melibatkan masyarakat dari dua desa, yaitu Desa Galai Dubu dan Desa Siwalima di Kepulauan Aru.

Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan mengembangkan potensi lokal. Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITB serta mitra dari pemerintah daerah.

“Tujuan pengabdian masyarakat di Kepulauan Aru ini untuk meningkatkan kapasitas masyarakat secara bottom-up melalui pendekatan Rapid Participatory Rural Appraisal, khususnya dalam mengidentifikasi isu dan potensi lokal yang relevan bagi masyarakat desa kepulauan,” ujar Nurrohman Wijaya, Ph.D., selaku ketua tim pengabdian masyarakat.

Adapun kegiatan pengabdian masyarakat ini terbagi menjadi empat bagian. Pertama, kegiatan pengambilan dan pengumpulan data primer oleh tim menggunakan teknik observasi dan wawancara ke berbagai kalangan seperti nelayan, pedagang ikan, pengrajin mutiara, petani lokal, dan aparat desa. Kegiatan ini berguna untuk memperkuat analisis awal yang telah dilakukan melalui data sekunder. Hasil pengumpulan data primer ini memberikan gambaran jelas mengenai potensi besar yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Aru yaitu di sektor perikanan.

Mahasiswa dan dosen ITB melaksanakan observasi dan wawancara kepada petani lokal di Kepulauan Aru, Maluku (Dok. tim)
Setelah dilakukan pengolahan data primer, kegiatan selanjutnya adalah Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh instansi-instansi daerah di Kabupaten Kepulauan Aru. Tujuan FGD ini untuk mengonfirmasi dan memperoleh masukan terkait program-program yang sedang atau akan dijalankan di Kepulauan Aru. Kegiatan FGD ini juga berguna untuk merancang dan mempersiapkan kegiatan berikutnya yakni social mapping.

Social mapping merupakan kegiatan terakhir dari rangkaian pengabdian masyarakat di Kepulauan Aru. Metode partisipatif ini digunakan untuk menggali informasi langsung dari masyarakat lokal dengan bantuan peta atau denah sederhana yang menggambarkan kondisi wilayah, potensi sumber daya, dan distribusi masalah di daerah tersebut. Melalui pendekatan ini, peserta dari berbagai kalangan masyarakat, seperti petani, nelayan, pengrajin, dan aparat desa, diajak untuk menggambarkan wilayah mereka secara visual dan mengidentifikasi bersama potensi maupun tantangan yang ada.

Masyarakat mempresentasikan hasil social mapping. (Dok. tim)
Harapannya setelah dilaksanakan rangkaian pengabdian masyarakat ini dapat dihasilkan potensi lokal yang sesuai dengan konteks daerahnya dalam upaya pengembangan wilayah yang lebih baik di masa mendatang.

Reporter: Angra Eni Saepa (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)

]]>
Tim GUARDIAN Oseanografi ITB Berkolaborasi dalam Restorasi Ekosistem Laut di Pulau Bintan https://itb.ac.id/berita/detail/61747/tim-guardian-oseanografi-itb-berkolaborasi-dalam-restorasi-ekosistem-laut-di-pulau-bintan https://itb.ac.id/berita/detail/61747/tim-guardian-oseanografi-itb-berkolaborasi-dalam-restorasi-ekosistem-laut-di-pulau-bintan Mon, 02 Dec 2024 02:45:16 UTC

BINTAN, itb.ac.id – Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali melaksanakan program pengabdian masyarakat yang berfokus pada restorasi ekosistem laut di Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Kegiatan yang berlangsung pada 19-23 Agustus 2024 ini mengusung tema GUARDIAN (Guarding Underwater Area for Development and Restoration): Mangrove, Seagrass, and Coral, dengan tujuan memulihkan kondisi ekosistem laut di kawasan pesisir Bintan.

Program ini diinisiasi oleh tim dari Program Studi Oseanografi ITB, yang berkolaborasi bersama berbagai pihak seperti Rumah Ulin, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), dan komunitas lokal Tim Pengudang Mangrove. Kegiatan ini mencakup edukasi bagi siswa sekolah setempat serta aksi nyata penanaman mangrove di kawasan Pantai Pengudang.

"Kegiatan ini kami laksanakan di Bintan karena daerah ini memiliki potensi besar dalam sektor bahari, namun saat ini mengalami penurunan kualitas ekosistem laut seperti mangrove, terumbu karang, dan padang lamun. Oleh sebab itu, kami menginisiasi program restorasi ini bersama mitra lokal," ujar Ali Akbar Rafsanjini, anggota tim GUARDIAN.

Tim GUARDIAN memilih Pulau Bintan karena kekayaan alam bawah lautnya yang melimpah dan strategis sebagai gerbang wisata bahari Indonesia. Kegiatan pengmas dilaksanakan di dua lokasi utama, yaitu di SDIT dan SMPIT Tunas Ilmu, Tanjung Pinang, untuk edukasi, dan di Pantai Pengudang untuk aksi penanaman mangrove.

Pada hari pertama, 19 Agustus 2024, tim tiba di Bintan dan langsung melakukan rapat bersama Tim Rumah Ulin untuk mempersiapkan rangkaian kegiatan pengmas. Keesokan harinya, tim memulai kegiatan di SDIT Tunas Ilmu dengan memberikan edukasi kepada siswa kelas 1 hingga 6 tentang ekosistem laut dan dampak perubahan iklim. Anak-anak juga dilibatkan dalam eksperimen sederhana tentang sea level rise dan coral bleaching, serta diberikan lembar kerja mewarnai bertema laut.

Pada 21 Agustus, tim GUARDIAN melanjutkan kegiatan di SMPIT Tunas Ilmu dengan presentasi eksperimen mengenai fenomena oseanografi seperti ocean acidification dan abrasi. Mereka juga mengenalkan alat-alat survei oseanografi dan teknik selam kepada siswa, yang disambut dengan antusias. Selain itu, Dr.rer.nat. Rima Rachmayani dari UMRAH memberikan pemaparan mengenai pengelolaan ekosistem laut kepada para guru.

Puncak kegiatan berlangsung pada 22 Agustus. Tim GUARDIAN bersama siswa-siswi SMPIT Tunas Ilmu dan komunitas lokal melaksanakan penanaman mangrove di Pantai Pengudang. "Penanaman ini sangat penting untuk memulihkan ekosistem pesisir yang kritis dan memberikan edukasi kepada generasi muda tentang pentingnya mangrove bagi keberlanjutan lingkungan," kata Ali Akbar.

Pada 23 Agustus, kegiatan pengmas ditutup dengan acara di SMPIT Tunas Ilmu yang dihadiri oleh tim GUARDIAN, pihak sekolah, Rumah Ulin, serta komunitas lokal. Penutupan diwarnai dengan penampilan siswa-siswi dan diskusi mengenai keberlanjutan program restorasi ekosistem laut.

"Kami sangat bersyukur atas kolaborasi yang solid dengan semua pihak, sehingga kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar dan memberikan dampak positif bagi lingkungan maupun masyarakat setempat. Meski melelahkan, pengalaman ini sangat berharga, terutama saat berinteraksi dengan anak-anak yang penuh semangat dan antusiasme," ujar Ali Akbar.

Melalui pengmas ini, diharapkan ekosistem laut di Pulau Bintan dapat pulih secara berkelanjutan, dan masyarakat setempat semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan bagi masa depan yang lebih baik.

Reporter: Mufti Ali Farkhan (Oseanografi, 2021)

]]>