www.itb.ac.id https://www.itb.ac.id/rss/feed Institut Teknologi Bandung id-id www.itb.ac.id https://itb.ac.id/images/logo-itb.png https://itb.ac.id/images/logo-itb.png Copyright 2024 ITB Siap Berkontribusi dalam Pembangunan IKN dengan Teknologi Trem Otonom https://itb.ac.id/berita/detail/61694/itb-siap-berkontribusi-dalam-pembangunan-ikn-dengan-teknologi-trem-otonom https://itb.ac.id/berita/detail/61694/itb-siap-berkontribusi-dalam-pembangunan-ikn-dengan-teknologi-trem-otonom Thu, 21 Nov 2024 04:44:42 UTC

Ilustrasi trem (Dok. Freepik)

SOLO, itb.ac.id - Belum lama ini ramai di media sosial kita mengenai kabar Trem Otonom buatan China yang akan digunakan di IKN tidak layak uji coba. Saat dilakukan Proof of Concept (PoC), Autonomus Rail Rapid Transit (ART) yang berasal dari China dinyatakan tidak layak dan akan dikembalikan ke negara asalnya.

Ketua Tim Peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) sekaligus Guru Besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB dan salah satu pendiri (co-founder) Pusat Artificial Intelligence ITB, Prof. Dr. Bambang Riyanto Trilaksono, ikut memberikan pendapat mengenai hal tersebut. Beliau pun ternyata merupakan salah satu anggota dari tim PoC uji kelayakan trem otonom di IKN.

“Trem yang ada di IKN itu seperti bus menggunakan roda ban, dan relnya bersifat virtual (trackless system), menggunakan cat putih di jalan. Di IKN dilakukan penilaian PoC dan apakah trem otonom dari China itu bisa berfungsi tanpa supir sebagaimana klaim otonom dari pabrikannya," ujarnya.

Dan dari hasil penilaian tim, sebenarnya dari sisi wahana trem-nya sendiri, seperti interior, pendingin, baterai, sudah sangat baik dan nyaman. Namun metode otonom atau kemampuan untuk berjalan melalui jalur virtualnya tadi tanpa menggunakan pengemudi (masinis), masih belum sempurna atau kurang baik. "Sehingga perlu ada perbaikan dan penyempurnaan produsen trem otonom tersebut pada lingkungan jalan raya di IKN," lanjutnya.

Beliau menyampaikan bahwa trem otonom kolaborasi antara ITB dan PT INKA ini dapat berpeluang untuk menggantikan trem otonom buatan China di IKN.

“Bila diberikan kesempatan pada prinsipnya bisa dikembangkan”, ujarnya.

Perlu diketahui sebelumnya, perbedaan utama, trem otonom yang diuji coba di Solo menggunakan rel fisik dan bukan virtual. Prof. Bambang menjelaskan, dari aspek sistem otonomnya, sebenarnya 80% teknologinya serupa.

"Teknologi ART dari China perlu memiliki kemampuan untuk mengikuti jalur virtual yang ditetapkan," tuturnya.

Reporter: Ahza Asadel Hananda Putra (Teknik Pangan, 2021)

]]>
Studium Generale ITB, Ulil Abshar Abdalla Sampaikan Toleransi di Era Digital, Peran Generasi Muda Merawat Kebhinekaan https://itb.ac.id/berita/detail/61693/studium-generale-itb-ulil-abshar-abdalla-sampaikan-toleransi-di-era-digital-peran-generasi-muda-merawat-kebhinekaan https://itb.ac.id/berita/detail/61693/studium-generale-itb-ulil-abshar-abdalla-sampaikan-toleransi-di-era-digital-peran-generasi-muda-merawat-kebhinekaan Thu, 21 Nov 2024 04:39:59 UTC

BANDUNG, itb.ac.id - Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla menjadi pembicara dalam Studium Generale di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Rabu (20/11/2024). Beliau menyampaikan materi bertema “Toleransi di Era Digital: Peran Generasi Muda Merawat Kebhinekaan”.

Generasi Z dipandang sebagai kelompok yang memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak perubahan, terutama dalam memperkuat keberagaman di Indonesia. Sebagai digital native, mereka terbiasa dengan perkembangan teknologi dan memiliki kemampuan adaptasi tinggi terhadap berbagai platform digital.

“Generasi Z memiliki tanggung jawab besar untuk tidak hanya merawat keberagaman, tetapi juga memanfaatkan keunikan karakteristik yang mereka miliki sebagai kekuatan untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih harmonis dan inklusif,” ujarnya.


Di tengah kemajuan teknologi yang semakin pesat, tantangan dalam merawat kebhinekaan semakin berat. Di antaranya, dalam konteks kebhinekaan di era digital, yaitu gejala echo chamber dan filter bubble, yang mampu memperkuat polarisasi karena individu cenderung terpapar pada sudut pandang yang sejalan dengan keyakinannya, sementara informasi yang berlawanan diabaikan atau bahkan dianggap ancaman. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi diskusi di ruang digital, tetapi juga berdampak pada interaksi sosial di dunia nyata.

Sebagai kelompok yang tumbuh dalam ekosistem digital, generasi Z harus memiliki kesadaran akan bahaya gejala echo chamber dan filter bubble.

Beliau menekankan bahwa salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan meningkatkan literasi digital, termasuk kemampuan untuk memverifikasi informasi dan terbuka terhadap perspektif yang berbeda. Selain itu, platform digital dapat dimanfaatkan untuk memperkuat nilai-nilai kebhinekaan, misalnya dengan menciptakan ruang diskusi yang inklusif atau menyelenggarakan kampanye positif yang mendorong toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan.

Langkah-langkah ini menjadi bagian dari upaya kolektif untuk menjaga nilai kebhinekaan dan membangun ruang digital yang inklusif. Dengan berpikir kritis dan mempraktikkan dialog lintas budaya, Generasi Z memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan yang mampu merawat keberagaman, baik di ranah digital maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)

]]>
Kelola Limbah Ternak Berkelanjutan, HMTL dan IMG ITB Inisiasi Rumah Kompos di Sumedang https://itb.ac.id/berita/detail/61692/kelola-limbah-ternak-berkelanjutan-hmtl-dan-img-itb-inisiasi-rumah-kompos-di-sumedang https://itb.ac.id/berita/detail/61692/kelola-limbah-ternak-berkelanjutan-hmtl-dan-img-itb-inisiasi-rumah-kompos-di-sumedang Thu, 21 Nov 2024 04:14:28 UTC

Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) ITB dan Ikatan Mahasiswa Geodesi (IMG) ITB meresmikan pembangunan rumah kompos di Dusun Jeung Jing, Desa Padanaan, Kabupaten Sumedang, Minggu (17/11/2024).
SUMEDANG, itb.ac.id - Sektor pertanian dan peternakan merupakan mata pencaharian utama warga Desa Padanaan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Sebanyak 60% warganya bekerja sebagai petani, sementara sebagian lainnya beternak sapi, kambing, dan domba. Kondisi ini menghasilkan limbah organik dalam jumlah besar, terutama kotoran hewan yang belum dimanfaatkan secara optimal. Para petani masih bergantung pada pupuk kimia seperti urea untuk meningkatkan hasil panen, padahal terdapat potensi besar untuk memanfaatkan limbah ternak menjadi pupuk organik.

Melihat kondisi tersebut, mahasiswa Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung (HMTL ITB) dan Ikatan Mahasiswa Geodesi (IMG) ITB berkolaborasi melaksanakan program pembangunan rumah kompos di Dusun Jeung Jing, Desa Padanaan. Rumah kompos ini dirancang untuk menjadi pusat pengolahan limbah ternak menjadi kompos, yang diharapkan dapat menggantikan ketergantungan petani terhadap pupuk kimia, sekaligus mengurangi penumpukan limbah organik dan meningkatkan perekonomian masyarakat.


Rangkaian kegiatan ini dimulai dengan survei dan pada 8 September 2024 untuk memetakan potensi dan memahami kebutuhan masyarakat dan dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) bersama warga sebelum akhirnya membangun rumah kompos. Dalam pelaksanaannya, IMG ITB berperan memetakan potensi wilayah Desa Padanaan sedangkan HMTL ITB fokus pada implementasi pengelolaan limbah.

Selain membangun rumah kompos, HMTL ITB dan IMG ITB melakukan sosialisasi dan workshop pembuatan kompos yang dipandu oleh Dr. Ir. Dadang Sumardi, M.P., dosen dari Kelompok Keahlian Genetika dan Bioteknologi Molekular, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Rekayasa (SITH-R) ITB. Menurut Dr. Dadang Sumardi, antusiasme masyarakat terlihat jelas selama kegiatan berlangsung, mencerminkan optimisme atas manfaat yang akan dirasakan oleh masyarakat.

Mochammad Fadly Bhysmo Prayogi, Ketua Departemen Sosial dan Masyarakat (Sosmas) HMTL ITB, menyampaikan bahwa program ini memberikan manfaat bagi masyarakat sekaligus menjadi sarana pembelajaran langsung bagi mahasiswa.

“Harapan kami, pembangunan rumah kompos dan sosialisasi pembuatan pupuk kompos ini dapat meningkatkan motivasi masyarakat untuk memanfaatkan limbah ternak bagi sektor pertanian dan bisa menjadi contoh bagi dusun lain,” ujarnya.

Sementara itu, M. Hafizh Ardhani, Ketua Himpunan HMTL ITB, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata dari tridarma perguruan tinggi. “Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat tetapi juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang kami dipelajari di kelas sekaligus mengembangkan karakter, kepribadian, dan pemahaman terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat. Kami berharap kegiatan ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk berkontribusi lebih besar bagi masyarakat,” ujarnya.

Kolaborasi antara HMTL ITB dan IMG ITB ini memperkuat hubungan antara mahasiswa dan masyarakat, juga menjadi langkah konkret yang mampu menciptakan dampak jangka panjang, seperti berkurangnya ketergantungan terhadap pupuk kimia, peningkatan kualitas lingkungan, dan peningkatan ekonomi masyarakat melalui penggunaan pupuk organik. Dengan adanya rumah kompos ini, Desa Padanaan dapat menjadi contoh sukses pengelolaan limbah mandiri berbasis masyarakat yang berkelanjutan.

Reporter: Elda Nuriza (Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2021)

Dokumentasi: Dok. HMTL ITB

]]>
Duta Kampus ITB Gelar "Let’s Educate, Let’s Explore" untuk Tingkatkan Semangat Pendidikan di Lombok Utara https://itb.ac.id/berita/detail/61691/duta-kampus-itb-gelar-lets-educate-lets-explore-untuk-tingkatkan-semangat-pendidikan-di-lombok-utara https://itb.ac.id/berita/detail/61691/duta-kampus-itb-gelar-lets-educate-lets-explore-untuk-tingkatkan-semangat-pendidikan-di-lombok-utara Tue, 19 Nov 2024 10:14:12 UTC

LOMBOK, itb.ac.id - Duta Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan program pengabdian masyarakat bertajuk "Let’s Educate, Let’s Explore (LELE)", sebagai salah satu bentuk kontribusi nyata dalam mendorong kesadaran akan pentingnya pendidikan tinggi. Program ini berfokus pada siswa SMA di Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat, sekaligus mempromosikan ITB sebagai perguruan tinggi yang berkomitmen aktif dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat melalui visi globally respected, locally relevant.

Tim pelaksana program ini terdiri atas dosen pembimbing Dr. Epin Saepudin, M.Pd., Manager Duta Kampus ITB Muhammad Arif Mappe Amir, S.Ars., serta Duta Kampus ITB 2024 bidang Inteligensia Hariani Hakiki Wijaya dan Fahmi Aziz Firmansyah.

Program Let’s Educate, Let’s Explore bertujuan meningkatkan pengetahuan, kapasitas, dan motivasi siswa SMA agar mereka memiliki kesadaran lebih besar akan pentingnya pendidikan tinggi. Program ini dilaksanakan melalui beberapa rangkaian kegiatan. Dari tanggal 14 hingga 23 Oktober 2024, mereka menggelar kampanye daring melalui media sosial Instagram dan TikTok untuk menyosialisasikan pentingnya pendidikan tinggi bagi generasi muda. Secara paralel, mereka juga melakukan penggalangan donasi buku pelajaran dan buku bacaan serta pengumpulan pesan-pesan inspiratif dari mahasiswa ITB melalui mailbox yang ditempatkan di kampus Ganesha dan Jatinangor. Pesan-pesan dan buku-buku ini kemudian dibawa langsung ke Lombok Utara sebagai bagian dari program donasi.

Puncak acara LELE adalah roadshow selama empat hari di Kabupaten Lombok Utara (14-17 November 2024). Roadshow ini menyasar beberapa SMA di wilayah tersebut, antara lain SMA Karya Lotara, SMA Negeri 2 Bayan, dan SMAN 1 Kayangan. Kegiatan ini mencakup sesi talkshow inspiratif, pengenalan ITB sebagai perguruan tinggi, hingga sesi kreatif Wall of Inspiration.

Saat talkshow, siswa diberikan informasi mendalam mengenai pentingnya pendidikan tinggi, termasuk peluang yang tersedia, persyaratan masuk, hingga beasiswa yang dapat membantu mereka meraih cita-cita. Sesi pengenalan ITB melibatkan penjelasan tentang program studi, multikampus, dan organisasi kemahasiswaan yang dapat mendukung pengembangan diri mahasiswa.

Sesi Wall of Inspiration menjadi bagian yang sangat menarik. Siswa diajak menuliskan harapan mereka di atas sticky notes dan menempelkannya pada dinding yang didedikasikan sebagai simbol motivasi. Harapan-harapan ini diharapkan menjadi penyemangat bagi mereka untuk terus mengejar mimpi masuk ke perguruan tinggi.

Kegiatan ini mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak. Kepala Dinas Dikbudpora Kabupaten Lombok Utara, Adenan, M.Pd., menyatakan apresiasinya. “Kami sangat berterima kasih kepada pihak ITB yang telah memberikan semangat kepada adik-adik SMA di Lombok Utara. Semangat dan niat adalah hal mahal demi menimba ilmu,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala SMA Karya Lotara Irawan Efendi berharap kegiatan ini dapat terus dilaksanakan di tahun-tahun mendatang. “Program ini membuka wawasan siswa mengenai pentingnya pendidikan tinggi untuk masa depan mereka,” katanya.

Ketua Pelaksana LELE Hariani Hakiki Wijaya berbagi pengalamannya, “Kunjungan ke sekolah-sekolah di Lombok Utara mengingatkan saya pada masa SMA saya, saat mimpi besar kerap terhalang oleh berbagai kendala. Semoga LELE dapat memotivasi adik-adik SMA di Lombok Utara, agar mereka percaya bahwa apapun rintangannya, mimpi yang tinggi dan semangat yang kuat akan membuka jalan.”

Reporter: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)

]]>
Peserta dari BAI ITB Raih Terbaik 2 Mini Project dalam Pelatihan Utilization of Artificial Intelligence in an Office Environment https://itb.ac.id/berita/detail/61690/peserta-dari-bai-itb-raih-terbaik-2-mini-project-dalam-pelatihan-utilization-of-artificial-intelligence-in-an-office-environment https://itb.ac.id/berita/detail/61690/peserta-dari-bai-itb-raih-terbaik-2-mini-project-dalam-pelatihan-utilization-of-artificial-intelligence-in-an-office-environment Tue, 19 Nov 2024 07:51:42 UTC

BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung melalui Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Sumber Daya Manusia (UPT PSDM) ITB bekerja sama dengan menggelar pelatihan PT Telkom Prima Cipta Certifia menggelar pelatihan bertajuk “Utilization of Artificial Intelligence in an Office Environment”, pada 14, 15, dan 22 Oktober 2024. Hal ini sebagai komitmen ITB untuk meningkatkan kompetensi pegawai dan mendukung transformasi digital di lingkungan kerja.

Peserta kegiatan ini berasal dari unit kerja di ITB, yang ingin memperdalam pemahaman tentang penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam mendukung operasional kantor yang lebih efisien dan efektif.

Pelatihan ini bertujuan membekali peserta dengan keterampilan praktis dalam memanfaatkan AI untuk berbagai kebutuhan, mulai dari pengelolaan dokumen hingga analisis data.

Narasumber pelatihan ini adalah ahli AI berpengalaman, yakni Dr. Hanif Fakhrurroja, S.Si., M.T. Beliau ahli AI yang memiliki pengalaman luas dalam riset dan pengembangan teknologi. Dengan gelar MCE, MCAAIF, CBDA, CRP, serta sertifikasi di bidang AI, Data Analysis, dan Python, Dr. Hanif kini menjabat sebagai Senior Researcher di National Research and Innovation Agency.

Dalam pelatihan ini, peserta mendapatkan materi mengenai penggunaan AI dalam peningkatan produktivitas di tempat kerja hingga keterampilan dasar untuk menjadi trainer. Sesi pelatihan mencakup demonstrasi praktis, pengenalan teknologi AI untuk pengelolaan dokumen, serta pembuatan presentasi yang efektif dengan bantuan Copilot.

Selain itu, peserta berkesempatan mempraktikkan pengetahuan yang diperoleh melalui Mini Project. Mereka diminta mempresentasikan proyek inovatif yang mengaplikasikan AI dalam skenario nyata di tempat kerja masing-masing. Peserta dari Biro Administrasi Umum dan Informasi (BAI) ITB, Puji Subakti, S.T., M.Kom., meraih prestasi dengan meraih peringkat kedua untuk proyek inovatifnya yang berfokus pada optimalisasi penggunaan AI dalam mendukung penyusunan laporan di lingkungan kerjanya.

Kepala BAI ITB, Usep Mulyana, S.Sos., M.A.P., menyatakan rasa bangganya atas prestasi staf dari BAI ITB yang tidak hanya berhasil mengikuti pelatihan, tetapi juga meraih pretasi. “Semoga melalui ilmu yang didapat dari pelatihan ini, kualitas kerja semakin meningkat, dan mereka dapat berperan lebih besar lagi dalam mendukung kemajuan institusi,” ujarnya.

Proyek Optimalisasi AI dalam Penyusunan Laporan Proyek yang dipresentasikan oleh Puji Subakti menampilkan bagaimana AI dapat dimanfaatkan untuk mempercepat dan meningkatkan akurasi dalam proses penyusunan laporan. Dengan menggunakan tools AI seperti ChatGPT dan Copilot, beliau mengembangkan solusi yang mampu mengotomatisasi beberapa aspek penyusunan laporan, seperti pengumpulan data, penyusunan teks, dan pembuatan ringkasan yang lebih efisien.

Solusi ini memungkinkan penghematan waktu yang signifikan dalam menyusun laporan yang biasanya dilakukan secara manual, terutama laporan berkala yang memerlukan analisis data dan pengelolaan informasi yang terstruktur. Implementasi AI dalam proyeknya dinilai mampu memberikan dampak nyata dalam meningkatkan produktivitas di BAI ITB, serta dapat menjadi contoh bagi unit kerja lainnya di kampus yang ingin mengadopsi teknologi serupa.

Penilaian proyek dilakukan oleh seluruh peserta pelatihan dan pemateri, dengan menilai aspek kejelasan presentasi, aplikasi praktis, dan potensi dampak dari proyek yang disampaikan. Proyek yang diajukan oleh Puji Subakti berhasil mendapatkan pengakuan dari sesama peserta karena relevansinya dengan kebutuhan operasional kantor serta kemudahan implementasinya. Solusi tersebut dianggap tepat sasaran dalam membantu proses administratif, khususnya dalam hal penyusunan laporan yang sering kali membutuhkan waktu dan tenaga.

Prestasi yang diraih oleh Puji Subakti sebagai Juara 2 dalam kompetisi Mini Project ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi BAI ITB. Diharapkan, pencapaian ini dapat menjadi inspirasi bagi peserta lainnya, serta mendorong lebih banyak unit kerja di ITB untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam memanfaatkan kecerdasan buatan.

Berikut adalah daftar lengkap pemenang Mini Project AI Terbaik:

Juara 1: Yustinus Dwi Haryanto, S.Kom. (DTI ITB)

Juara 2: Puji Subakti, S.T., M.Kom. (BAI ITB)

Juara 3: Housny Mubarok, S.T. (DRPM ITB)

Mendorong Transformasi Digital di Lingkungan ITB Pelatihan “Utilization of Artificial Intelligence in an Office Environment” ini merupakan langkah nyata ITB dalam mendukung transformasi digital di lingkungan kerja. Dengan adanya kolaborasi ini, ITB berharap lebih banyak unit kerja yang mampu memanfaatkan teknologi AI untuk mencapai efisiensi dan produktivitas yang lebih tinggi. PT Telkom Prima Cipta Certifia sebagai mitra dalam pelatihan ini juga menyampaikan harapannya agar peserta dapat terus berinovasi setelah pelatihan selesai. Peserta diharapkan mampu menerapkan AI dalam aktivitas sehari-hari di tempat kerja masing-masing, serta menjadi inspirasi bagi rekan-rekan mereka untuk melakukan hal serupa.

]]>
ITB Gelar Presentasi Kemajuan Pembangunan Zona Integritas oleh Fakultas dan Sekolah https://itb.ac.id/berita/detail/61689/itb-gelar-presentasi-kemajuan-pembangunan-zona-integritas-oleh-fakultas-dan-sekolah https://itb.ac.id/berita/detail/61689/itb-gelar-presentasi-kemajuan-pembangunan-zona-integritas-oleh-fakultas-dan-sekolah Tue, 19 Nov 2024 07:03:37 UTC

BANDUNG, itb.ac.id — Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar presentasi kemajuan pembangunan Zona Integritas (ZI) di berbagai fakultas dan sekolah, sebagai langkah dalam menciptakan lingkungan akademik yang bersih, transparan, dan akuntabel, di Rapim A, Rektorat ITB, Rabu (6/11/2024). Acara ini dihadiri oleh Ketua Reformasi Birokrasi, para Ketua Tim ZI WBK, perwakilan dari setiap fakultas dan sekolah, serta perwakilan tim penilai ZI WBK ITB.

Kepala Biro Administrasi Umum dan Informasi ITB, Usep Mulyana, S.Sos., MAP., menjelaskan bahwa pembangunan ZI merupakan bagian dari kontrak kerja Rektor ITB yang masuk dalam IKU (Indikator Kinerja Utama) ITB, tepatnya IKU 4.3, sehingga pelaksanaannya menjadi prioritas bagi ITB.

Komitmen Membangun Zona Integritas

Ketua Tim Reformasi Birokrasi ITB, Tengku, menekankan bahwa pembangunan ZI merupakan bagian tak terpisahkan dari reformasi birokrasi di ITB. Penilaian ZI di setiap fakultas dan sekolah akan menjadi indikator capaian ZI ITB secara keseluruhan.

Tantangan dan Upaya Fakultas dalam Penerapan Zona Integritas

Ketua Tim Pembangunan Zona Integritas di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), Burhan, memaparkan untuk menjaga konsistensi implementasi ZI, STEI meluncurkan beberapa inisiatif, termasuk menetapkan agen perubahan, sosialisasi nilai-nilai ZI dalam berbagai kegiatan, serta fasilitas pelaporan gratifikasi. Di fakultas dan sekolah lain, berbagai kemajuan dan tantangan juga dihadapi. Beberapa fakultas telah melakukan pembaruan dalam pelayanan daring dan memperbaiki Standar Operasional Prosedur sesuai kebutuhan. Pelatihan layanan prima bagi staf juga menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada stakeholder.

Evaluasi dari Tim Penilai dan Rekomendasi untuk Peningkatan

Dalam sesi evaluasi, tim penilai menekankan pentingnya pembangunan ZI di ITB sebagai bagian dari kontrak kerja rektor dengan kementerian. Nana, salah satu anggota tim penilai, menjelaskan bahwa penerapan ZI pada tingkat fakultas dan sekolah dianggap lebih efektif karena lingkupnya yang lebih kecil, sehingga lebih mudah untuk dikontrol dan dievaluasi.

Beliau juga menekankan bahwa penilaian ZI berbasis pada bukti dukung (evidence-based) sehingga setiap fakultas dan sekolah diharapkan dapat memenuhi tuntutan LKE dengan bukti yang relevan dan terdokumentasi. Puji dari tim penilai menyarankan agar ITB mengadakan pertemuan atau pelatihan khusus dengan tiap area ZI untuk menyamakan persepsi mengenai indikator-indikator yang ada di LKE. Hal ini diharapkan dapat membantu setiap fakultas dan sekolah dalam memahami indikator penilaian dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembangunan ZI.

Harapan untuk Sinergi dalam Mewujudkan Tata Kelola yang Bersih

Melalui acara ini, ITB berharap setiap fakultas dan sekolah semakin berkomitmen dalam menjalankan program Zona Integritas dalam mencapai tata kelola yang bersih dan akuntabel, sebagai bagian dari upaya menciptakan Zona Integritas di lingkungan pendidikan tinggi.

]]>
Tingkatkan Keamanan, BSSN Lakukan ITSA pada Aplikasi JDIH ITB https://itb.ac.id/berita/detail/61688/tingkatkan-keamanan-bssn-lakukan-itsa-pada-aplikasi-jdih-itb https://itb.ac.id/berita/detail/61688/tingkatkan-keamanan-bssn-lakukan-itsa-pada-aplikasi-jdih-itb Tue, 19 Nov 2024 05:41:09 UTC

BANDUNG, itb.ac.id – Keamanan informasi menjadi prioritas utama di era digital, terutama bagi institusi seperti Institut Teknologi Bandung (ITB). Dalam upaya menjaga kepercayaan publik dan melindungi aset informasinya, ITB melalui Direktorat Teknologi Informasi (DTI), bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk melaksanakan Information Technology Security Assessment (ITSA) pada aplikasi Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH). Program ini bertujuan untuk memperkuat keamanan JDIH, yang berfungsi sebagai rujukan utama untuk menyediakan dokumen hukum resmi ITB.

Ketua JDIH ITB yang juga Kepala Biro Administrasi Umum dan Informasi ITB, Usep Mulyana, S.Sos., MAP, menyampaikan apresiasi atas kehadiran tim BSSN, yang diwakili oleh Pak Rizaldi Wahaz. “Kami ingin mengucapkan terima kasih atas kedatangan Bapak dari BSSN untuk bekerja sama dalam upaya meningkatkan keamanan aplikasi JDIH ITB. Sebagai aplikasi rujukan resmi yang berisi dokumen-dokumen hukum ITB, JDIH memiliki peran vital dalam menjaga transparansi dan aksesibilitas informasi hukum bagi sivitas akademika dan masyarakat luas,” ujarnya.

Pelaksanaan ITSA dilakukan secara luring (in-house) dari tanggal 4 hingga 7 November 2024 di lingkungan ITB. Langkah ini diharapkan dapat memastikan bahwa setiap tahapan pengujian berjalan optimal dengan koordinasi langsung antara tim ITB dan BSSN.

Dalam sepuluh bulan terakhir, JDIH ITB telah dikunjungi lebih dari 141 ribu kali dengan total dokumen yang mencapai lebih dari 20 ribu. Kepercayaan publik yang besar terhadap JDIH ITB terbukti ketika aplikasi ini berhasil meraih juara pertama di tingkat nasional. Namun, popularitas ini juga membawa tantangan berupa ancaman keamanan. Menyikapi hal ini, ITB bersama BSSN mengadakan ITSA untuk mengidentifikasi potensi kerentanan.

ITSA: Langkah Proaktif dalam Penguatan Keamanan

ITSA yang dilaksanakan oleh BSSN bertujuan untuk menilai keamanan sistem JDIH dan memberikan rekomendasi untuk mengurangi risiko yang ada. Selama proses ini, beberapa persyaratan teknis telah ditetapkan, termasuk whitelist IP dan backup data aplikasi, untuk memastikan pengujian berjalan aman dan tidak mengganggu layanan.

Selain itu, Kepala Seksi Pengembangan Teknologi Informasi DTI ITB, Wahyuna Tunggal R, S.Kom. ditunjuk sebagai Person in Charge (PIC) dalam menangani setiap temuan keamanan. Adapun Kepala Subbagian Tata Kelola Administrasi BAUI ITB, Puji Subakti, S.T., M.Kom., yang juga salah seorang pengelola JDIH ITB, menekankan pentingnya perbaikan segera terhadap celah yang ditemukan. “Secanggih apa pun JDIH ITB, selengkap apa pun dokumennya, dan sehebat apa pun fiturnya, jika terkena serangan siber dan tidak bisa diakses, maka semua itu tidak ada artinya. Keamanan adalah aspek yang sangat penting,” ujarnya.

Metodologi dan Teknik Pengujian ITSA

Dalam pelaksanaan ITSA, BSSN menggunakan metodologi OWASP V.4.2, yang merupakan standar dalam pengujian keamanan aplikasi web. Metodologi ini mencakup beberapa tahap penting seperti Information Gathering, Authentication Testing, hingga API Testing. Setiap tahapan dirancang untuk memastikan bahwa seluruh komponen aplikasi JDIH terlindungi dari potensi ancaman siber. Pengujian yang diterapkan menggunakan metode grey-box sehingga penguji memiliki akses terbatas sebagai pengguna aplikasi dengan informasi tertentu, seperti kredensial sistem dan topologi jaringan.

Komitmen Terhadap Perbaikan

ITB berkomitmen untuk menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan oleh BSSN dalam jangka waktu tiga pekan. Apabila perbaikan tidak dapat dilakukan sesuai jadwal, BSSN akan memberikan surat peringatan. Kepatuhan ITB dalam memenuhi rekomendasi ini merupakan bentuk tanggung jawab dalam menjaga keamanan informasi.

Usep Mulyana menambahkan bahwa DTI siap mendukung setiap tahap asesmen serta memastikan tindak lanjut yang diperlukan demi mencapai keamanan yang optimal pada JDIH ITB. “DTI siap berkolaborasi dan mendukung BSSN dalam setiap tahapan asesmen, serta menindaklanjuti rekomendasi yang diperlukan demi tercapainya sistem yang lebih aman dan andal,” ujarnya.

Manfaat dan Dampak Positif dari ITSA

Dengan adanya ITSA, ITB berharap risiko yang dapat mempengaruhi keamanan dan integritas JDIH dapat diminimalisasi. Dampak potensial yang diantisipasi mencakup lalu lintas data yang tinggi, perubahan data, dan potensi pengambilalihan akun pengguna. Dokumen hasil ITSA meliputi laporan hasil ITSA, laporan verifikasi perbaikan, dan dokumen perbaikan sebagai bentuk komitmen ITB terhadap standar keamanan informasi.

Usep Mulyana berharap agar kerja sama ini dapat terus menjaga kepercayaan publik terhadap JDIH ITB. “Semoga upaya ini dapat terus menjaga keamanan dan keberlanjutan layanan JDIH ITB,” ujarnya.

Artikel ini pernah dimuat di https://bai.itb.ac.id/

]]>
Kuliah Tamu Rekayasa Kehutanan ITB Bahas Pengelolaan Kawasan Konservasi Pasca UU No. 32 Tahun 2024 https://itb.ac.id/berita/detail/61687/kuliah-tamu-rekayasa-kehutanan-itb-bahas-pengelolaan-kawasan-konservasi-pasca-uu-no-32-tahun-2024 https://itb.ac.id/berita/detail/61687/kuliah-tamu-rekayasa-kehutanan-itb-bahas-pengelolaan-kawasan-konservasi-pasca-uu-no-32-tahun-2024 Tue, 19 Nov 2024 02:29:30 UTC

Pemaparan Dinamika Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya Pasca Keluarnya UU No. 32 Tahun 2024 oleh Deny Rahadi, S.Hut., M.Si., pada Selasa (5/11/2024). (Dok Reporter Humas ITB/Ahmad Fauzi)

JATINANGOR, itb.ac.id - Program Studi Rekayasa Kehutanan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) menggelar kuliah tamu berjudul “Dinamika Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya Pasca Keluarnya UU No. 32 Tahun 2024” secara hybrid di Gedung Kuliah Umum (GKU) 3 ITB Jatinangor, Selasa (5/11/2024). Kuliah tamu yang diikuti oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Manajemen Kawasan Konservasi (BW4101) ini diisi oleh Kepala Balai Taman Nasional Gunung Tambora, Deny Rahadi, S.Hut., M.Si.

Beliau memaparkan tiga bahasan utama, yakni klasifikasi hutan, metamorfosis pengelolaan Taman Nasional Tambora, hingga dinamika konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya (KSDAHE) pasca terbitnya UU No 32 Tahun 2024.

Pada kawasan konservasi, terdapat prinsip 3P yang saat ini diperkuat dengan UU No 32 Tahun 2024, yakni perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan. Pada UU No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan, terdapat pengurusan hutan, perencanaan kehutanan, serta pengelolaan hutan. Tata hutan adalah pembagian kawasan hutan dalam blok berdasarkan ekosistem, tipe, fungsi, dan rencana pemanfaatan hutan.

Tata hutan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021. Secara umum, hutan dibagi menjadi tiga, yakni hutan produksi, hutan lindung, serta hutan konservasi. Pada hutan konservasi, menurut undang-undang sebelumnya terdapat Kawasan Suaka Alam (KSA), Kawasan Pelestarian Alam (KPA), serta Taman Buru.

Kemudian, beliau juga menceritakan terkait metamorfosis Taman Nasional Tambora. "Awalnya pada tahun 1937 berstatus sebagai Kawasan Hutan, lalu pada tahun 1999 ditingkatkan statusnya menjadi Kawasan Suaka Alam. Kemudian, pada tahun 2013 diubah menjadi Kawasan Pelestarian Alam, serta pada tahun 2015 diubah statusnya menjadi Taman Nasional," ungkapnya.

Tak berhenti di situ, pada tahun 2016, pengelolaan area Taman Nasional beralih ke Balai Taman Nasional Tambora, serta terakhir pada tahun 2020 terdapat revisi zonasi.

Beliau pun memaparkan hal yang menarik dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2024. Undang-undang ini memperkuat UU No. 5 Tahun 1990 yang telah berlaku selama lebih dari 30 tahun, seperti penguatan peran dan tanggung jawab penyelenggaraan pelestarian KSDAHE, penguatan lokus kegiatan konservasi, Kawasan Suaka Alam (KSA), Kawasan Pelestarian Alam (KPA), Kawasan Konservasi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KKPWP3K), dan Area Preservasi, penguatan aspek pengawetan dan pemanfaatan bagi sumber daya genetik, penguatan peran serta masyarakat termasuk masyarakat adat, penguatan aspek pendanaan dan biodiversitas, serta penegakan hukum.

Pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024, terdapat pendefinisian baru yakni Areal Preservasi. Selain itu, penambahan frasa Pemerintah Daerah, serta pelimpahan KKPWP3K ke kementerian Kelautan dan Perikanan.

Kemudian, terdapat Areal Preservasi yakni daerah penyangga KSA, KPA, dan KKPWP3K, areal dengan nilai konservasi tinggi, areal konservasi kelola masyarakat, serta daerah perlindungan kearifan lokal. Sehingga Areal Preservasi dapat berasal dari hutan lindung, hutan produksi, serta areal penggunaan lain (APL).

Selain itu, beliau menjelaskan pada undang-undang terbaru terdapat frasa pengawetan keanekaragaman genetik. Dalam rangka kerja sama konservasi internasional, KSA dan/atau Kawasan tertentu dapat diusulkan menjadi Cagar Biosfer dan status internasional lainnya. “Beberapa kawasan konservasi sudah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer dan status internasional lainnya, tetapi kemungkinan," tuturnya.

Beliau pun mengatakan bahwa pada undang-undang terbaru ini, pendayagunaan air pada kawasan konservasi oleh masyarakat diperbolehkan setelah sebelumnya dilarang. “Sekarang, pemanfaatan air boleh dilakukan dengan mekanisme tertentu, dan untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya kegiatan sosial oleh perorangan dan tidak mengandung unsur komersial maka tidak melalui mekanisme izin, itu bisa dilakukan di semua kawasan konservasi, sehingga UU No. 17 tahun 2019 Pasal 33 dan 69C tentang sumber daya air yang melarang daya guna air di KSA dan KPA dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Ini penguatan kembali bahwa konservasi itu keberpihakannya pada masyarakat sangat tinggi,” pungkasnya.

Reporter: Ahmad Fauzi (Rekayasa Kehutanan, 2021)

]]>
Kuliah Tamu Business Ethic Law and Sustainability: Corporate Global Action for Sustainability, Memahami Standar, Kerangka, dan Pengukuran https://itb.ac.id/berita/detail/61686/kuliah-tamu-business-ethic-law-and-sustainability-corporate-global-action-for-sustainability-memahami-standar-kerangka-dan-pengukuran https://itb.ac.id/berita/detail/61686/kuliah-tamu-business-ethic-law-and-sustainability-corporate-global-action-for-sustainability-memahami-standar-kerangka-dan-pengukuran Tue, 19 Nov 2024 00:51:45 UTC

BANDUNG, itb.ac.id - Pada kuliah tamu mata kuliah Business Ethic Law and Sustainability yang berlangsung di Amphiteater 1 Gedung MBA ITB, Jumat (11/10/2024), Christophe Piganiol, Presiden Direktur PT Anugerah Pharmindo Lestari (APL), serta Jalal, Ketua Dewan Penasihat Social Investment Indonesia, membagikan pandangan mereka terkait pentingnya keberlanjutan dalam dunia bisnis. Acara ini menyoroti keberlanjutan yang dapat diintegrasikan dalam strategi bisnis dan pengukuran dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat.

Piganiol menekankan bahwa keberlanjutan harus dimulai dari tindakan pribadi. "Keberlanjutan dimulai dari hati kita, dari saya. Jangan menunggu orang lain untuk melakukannya lebih dulu. Lakukan saja meskipun hanya berupa tindakan kecil seperti memisahkan sampah organik dan anorganik," ujarnya.

Menurutnya, langkah-langkah kecil tersebut berperan penting dalam mempercepat penguraian sampah dan menjaga kelestarian lingkungan. Piganiol juga mengungkapkan bahwa APL telah mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam strategi perusahaan mereka dengan fokus pada peningkatan kesehatan masyarakat, pengembangan talenta melalui pendidikan, dan komitmen terhadap lingkungan lewat penggunaan panel surya serta kendaraan listrik.

Piganiol juga menyoroti tantangan yang sering dihadapi perusahaan, terutama perusahaan kecil dan menengah, dalam mengadopsi keberlanjutan. "Banyak perusahaan yang ingin melangkah menuju keberlanjutan, tapi tidak tahu harus mulai dari mana. Terkadang, mereka merasa ini hanya untuk negara maju atau perusahaan besar. Ini adalah salah satu hal yang menyebabkan mereka menunda tindakan," katanya.

Dalam sesi yang sama, Jalal memberikan pandangan mengenai perbedaan antara Environmental, Social, and Governance (ESG) dan keberlanjutan. Menurut Jalal, keberlanjutan berfokus pada dampak perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat, sementara ESG lebih melihat bagaimana perusahaan mengelola isu-isu ini untuk memastikan tidak memengaruhi kinerja keuangan. Beliau juga menjelaskan bahwa ESG telah menjadi kerangka penting dalam keuangan berkelanjutan, terutama di sektor keuangan. "Integrasi ESG dapat membantu perusahaan mengelola risiko dengan lebih baik," ujarnya.



Jalal juga menyoroti pentingnya menggunakan alat pengukuran seperti Social Return on Investment (SROI) untuk menilai dampak sosial perusahaan. SROI memungkinkan perusahaan untuk mengukur dampak positif mereka pada masyarakat dan komunitas secara lebih terukur dan transparan.

Jalal mengacu pada laporan KPMG (2020) mengenai praktik terbaik dalam mengintegrasikan ESG ke dalam bisnis. Menurutnya, penilaian materialitas, tata kelola yang baik, strategi yang tepat, serta pelaporan dan pengukuran kinerja yang transparan merupakan langkah-langkah penting bagi perusahaan untuk mencapai keberlanjutan yang menyeluruh dan berdampak positif, baik bagi bisnis maupun lingkungan.

Kuliah tamu ini memberikan wawasan penting mengenai bagaimana perusahaan dapat memulai langkah keberlanjutan, baik dari skala individu hingga korporat, serta pentingnya mengukur dampak positif dari tindakan tersebut.

Reporter: Fairuuz Fawwas Alfarizi Tantuayo (Kewirausahaan, 2024)

]]>
SBM ITB Gelar Avirama Talks, Inspirasi Pelaku Usaha Sosial untuk Pembangunan Berkelanjutan https://itb.ac.id/berita/detail/61685/sbm-itb-gelar-avirama-talks-inspirasi-pelaku-usaha-sosial-untuk-pembangunan-berkelanjutan https://itb.ac.id/berita/detail/61685/sbm-itb-gelar-avirama-talks-inspirasi-pelaku-usaha-sosial-untuk-pembangunan-berkelanjutan Tue, 19 Nov 2024 00:48:06 UTC

BANDUNG, itb.ac.id - Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) menggelar Avirama Talks bertajuk “Social Entrepreneurship for Sustainable Development” secara daring, Jumat (4/10/2024). Acara ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Anugerah Avirama Nawasena 2024 yang menghadirkan tiga narasumber untuk membahas topik tersebut.

Senior Advisor Social Investment Indonesia, Sonny S. Sukada membahas kontribusi perusahaan sosial dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Menurutnya, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini sekaligus melindungi sistem penyangga kehidupan bumi yang menjadi tumpuan kesejahteraan generasi sekarang dan yang akan datang.

Kontribusi perusahaan sosial terhadap pembangunan berkelanjutan dapat diberikan melalui pemihakan pada pekerja, pemilihan produk dan jasa yang berkelanjutan, keuntungan dan surplus yang dibagi, serta program dan intervensi sosial. Perusahaan sosial memiliki peran yang lebih beragam dalam kontribusinya terhadap pembangunan berkelanjutan jika dibandingkan dengan perusahaan tradisional maupun komersial.

Beliau menyoroti berbagai kebijakan serta tren yang mendukung pembangunan berkelanjutan, sayangnya laju perkembangan SDGs di Indonesia terbilang cukup lambat. “Tak ada pilihan lain, SDGs harus tetap dilanjutkan. Namun, diiringi dengan modifikasi agar tetap diupayakan dapat tercapai di tahun 2050. Perusahaan sosial perlu menguatkan peranannya dalam mencapai hal tersebut,” ujarnya.

Sementara itu, Senior Project Associate PLUS (Platform Usaha Sosial), Henny Rahmawati Putri membagikan pengalamannya dalam menjembatani kesempatan perusahaan sosial pada tahap awal. PLUS bertujuan memastikan keberlanjutan kolaborasi antara perusahaan sosial dan pelaku perubahan dalam rangka mempercepat pertumbuhan usaha sosial di Indonesia.

Menurutnya, usaha sosial adalah sebuah gerakan untuk membuat perubahan sosial, lingkungan, dan budaya yang positif melalui praktik bisnis yang bertanggung jawab agar dampak yang diciptakan lebih berkelanjutan. Dengan kata lain, usaha sosial berupaya untuk mencapai dampak sosial terukur yang diiringi dengan keuntungan secara finansial.

“Dalam membangun usaha sosial, tantangan terbesar yang dihadapi adalah saat memulai. Usaha rintisan cenderung sulit mencari dukungan dan mendapatkan kemitraan yang tepat. Maka diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran serta mengubah pola pikir dengan memulai membangun pola pikir dari dalam diri,” ujarnya.


Di sisi lain, Director of Advisory ANGIN (Angel Investment Network Indonesia), Saskia P. Tjokro membawakan topik mengenai pendanaan usaha sosial. Investor dan pengusaha menghadapi tantangan dalam berinteraksi satu sama lain. Investor memiliki kekhawatiran salah memilih start up untuk menanamkan modalnya, sedangkan pengusaha mengalami kesulitan dalam mendapatkan pendanaan. ANGIN hadir untuk mengatasi masalah tersebut.

Beliau mendefinisikan bahwa perusahaan sosial merupakan bisnis berkelanjutan secara finansial yang dengan sadar memiliki misi untuk memecahkan masalah sosial maupun lingkungan, menghasilkan profit berbasis pasar untuk mempertahankan bisnisnya, serta mengembangkan bisnis dan jangkauan dampaknya. Sementara itu, keuangan sosial adalah suatu tindakan pembiayaan perusahaan ataupun inisiatif sosial yang memberikan manfaat bagi sosial dan lingkungan.

“Berbagai keterbatasan yang ada menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku usaha sosial. Hal yang harus dilakukan adalah mencoba menjangkau dan berbicara dengan investor yang bersedia. Di sisi lain, investor juga harus berhati-hati dalam memutuskan pendanaan. Berbagai uji dapat dilakukan untuk memastikan langkah yang diambil sudah tepat,” ujarnya.

Dengan adanya talkshow ini, pelaku usaha sosial yang sedang berproses dalam mengembangkan bisnisnya dapat terinspirasi untuk mengambil tindakan yang berdampak pada keberlanjutan serta menciptakan perubahan positif yang konsisten.

Reporter: Chysara Rabani (Teknik Pertambangan, 2022)

]]>