Alumni Sharing PMW X TOP 2021 Batch 1: Entrepreneur Muda Bangkit di Era Pandemi
Oleh Adi Permana
Editor Vera Citra Utami
BANDUNG, itb.ac.id—ITB Career Center bersama Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB mengadakan kegiatan sharing dari alumni ITB sebagai salah satu rangkaian acara dari program PMW X ITB 2021 melalui platform Zoom meeting pada Jumat (12/03/2021). Program PMW X ITB sudah berjalan sejak bulan Januari dan akan berakhir di bulan Mei 2021. Webinar ini berlangsung dari pukul 16.00 WIB dan dihadiri oleh peserta PMW X ITB 2021 Batch 1.
Sonny Rustiadi dari Direktorat Kemahasiswaan memberi sambutan di awal webinar. Ia mengingatkan mengenai pemberian dana hibah agar dapat digunakan dengan baik untuk pengembangan bisnis. “Karakteristik entrepreneur yang sukses adalah dia cukup satu kali lebih banyak bangunnya daripada jatuhnya,” ucap Sonny sebagai motivasi kepada para peserta webinar.
Pembicara pertama adalah Harry Kurniawan Nugraha. Ia merupakan alumni program Master of Business Administration (MBA) ITB yang menjadi pendiri dari Kubust Teknologi Indonesia, yaitu usaha beriklan via LED dengan memanfaatkan kerumunan dengan cara menjual kopi bahkan memberi kopi gratis. Saat pandemi melanda, terjadi penurunan jumlah viewers sehingga perusahaan-perusahaan melakukan efisiensi pada offline ads. Harry bersama rekannya kemudian berpikir untuk memindahkan LED ke mobil box. “Siapa yang bisa menangkap mobil ini dengan instastory dan di-share akan mendapatkan giveaway,” jelas Harry mengenai caranya berkolaborasi dengan perusahaan untuk meningkatkan awareness dari viewers. Harry juga menambahkan bahwa iklan menjadi menarik bagi masyarakat jika konsepnya baru.
Pembicara kedua merupakan alumni dari Teknik Pertambangan ITB, Egar Putra Bahtera. Ia merupakan pemilik brand Chevalier yang menjual sepatu premium. Selain itu ia juga menjadi pemilik brand Monoka, Etraworks, Cannes, dan Socia. Egar menjelaskan keunikan segmen premium yaitu pemesanan berulang dan rekomendasi pelanggan. Ini yang membuatnya bertahan di pandemi ini. “Kalian untung 1 juta tapi customer kecewa, mendingan kita untung 750 ribu tapi customer tidak kecewa,” kata Egar mengenai ilustrasi agar kelak peserta webinar tidak bermain-main dengan kekecewaan pelanggan.
Pembicara terakhir adalah alumni dari Biologi ITB, Arka Irfani. Ia merupakan CEO dan Founder Bell Society. Bell Society adalah usaha berbasis inovasi yang menghasilkan produk sustainable dan bermanfaat untuk lingkungan. Produk utamanya adalah Misel Flex, yaitu lembaran kulit alternatif dari limbah buah, salah satunya dibuat menjadi dompet.
Di masa pandemi ini, minat orang-orang untuk membeli produk seperti dompet menurun. Arka mendorong peserta untuk memanfaatkan kemudahan berkomunikasi di pandemi ini seperti bertemu via zoom untuk berkolaborasi. “Kalo memang produknya belum siap gitu, ceritakanlah produk yang kalian akan keluarkan itu apa,” saran Arka untuk peserta webinar.
Reporter: Amalia Wahyu Utami (TPB FTI, 2020)