Amati Dinamika Bumi Secara Akurat dengan Very Long Baseline Interferometry

Oleh Hastri Royyani

Editor Hastri Royyani

BANDUNG, itb.ac.id - Penelitian dinamika bumi dekade ini semakin maju. Very Long Baseline Interferometry (VLBI) menjadi salah satu teknik paling akurat untuk mengukur segala sesuatu terkait dinamika bumi yang kompleks. Presiden International VLBI Service for Geodesy and Astrometry Prof. Harold Schuh membagi pengetahuan mengenai VLBI pada Rabu-Kamis (13-14/07/2011) bertempat di Auditorium IPTEKS  ITB dalam International Workshop on Space Observation Techniques for Monitoring Global Earth Dynamics.
Harold menuturkan, "VLBI memiliki aplikasi beragam yang bisa beririsan dengan berbagai kelompok keilmuan."  VLBI membantu para ahli dalam memahami alam semesta dan pergerakan dalam inti bumi. Sistem tata surya dan pergerakan lempeng bumi juga bisa diamati dengan VLBI. Sebuah teleskop radio (antenna) akan merekam sinyal dengan ketelitian sebanding diameter antena tersebut.

Dalam prosesnya, VLBI menggunakan dua atau lebih teleskop radio untuk mengamati dan merekam sinyal-sinyal yang diterima dari quasar yang sama pada waktu yang sama. Jarak antar teleskop radio yang digunakan dalam VLBI, menjadi representasi diameter antena untuk penggabungan dua atau lebih teleskop tersebut. "Sehingga sinyal yang diterima semakin baik, dan ketelitian VLBI mencapai jarak millimeter untuk tingkat akurasinya," papar Pimpinan Institute of Geodesy and Geophysics, Vienna University of Technology ini.

Harold menjelaskan, "VLBI mengamati energi radio yang dipancarkan oleh quasar." Quasar merupakan objek berpijar sangat terang dengan pancaran sinyal radio. Kependekan dari 'quasi-stellar radio source',  quasar memberikan energi dari satu triliun kali lebih terang dari Matahari. Meskipun sangat terang quasar tidak bisa terlihat dengan teleskop paling bagus sekalipun.

Kolaborasi Keilmuan

International Workshop on Space Observation Technques for Monitoring Global Earth Dynamics melibatkan berbagai macam kelompok keilmuan di ITB antara lain Geodesi, Geologi, Astronomi, Oseanografi, Metereologi dan Teknik Elektro. "Sehingga diharapkan akan ada kolaborasi antar kelompok keilmuan di ITB terkait dinamika bumi," ujar Ketua Workshop Irwan Gumilar.

Irwan menambahkan, "Gagasan awal workshop adalah sharing ide untuk memacu semangat penelitian yang lebih maju." Beberapa riset kebumian juga dipaparkan dalam workshop ini antara lain masalah gempa bumi, penurunan muka tanah, dan pemanfaatan potensi laut sebagai sumber energi listrik baru.

"Workshop ini membuka wawasan tentang kemajuan keilmuan dunia, semoga bisa memacu Indonesia semakin berkembang," tutur  Samuel, Teknik Geodesi 2008.