Amien Rais:Mungkin ITB bisa Menyumbang Presiden Lagi
Oleh Muhammad Arif
Editor Muhammad Arif
Dalam Seminar yang diadakan Kabinet Mahasiswa ITB, Quo Vadis Kemandirian Indonesia di Sabuga (7/04) muncul sebuah pernyataan menarik dari Amien Rais. “Saya tidak akan menjadi calon presiden di Pemilu yang akan datang. Saya akan menyerahkannya pada yang muda-muda saja,” tegas Amien Rais, yang menjadi salah satu calon presiden dalam Pemilu Presiden RI. Amien Rais sebagai calon presiden dari Partai Amanat Nasional pernah mencalonkan diri sebagai presiden sebanyak dua kali, saat Pemilu yang memenangkan Megawati dan presiden sekarang, Susilo Bambang Yudhoyono.
Keengganan Amien Rais untuk meraih kursi presiden lagi tampaknya disebabkan karena faktor usia. “Sekarang ini kita membutuhkan presiden yang berusia muda, seperti Ahmad Dinejad atau Evo Morales, bukan seperti saya yang sudah tua. Saya sekarang sudah berumur 63 (63 tahun—red). Yang muda-muda itu ‘kan biasanya lebih inovatif dan berani,” Amien beralasan. Tapi keengganan Amien ini tampaknya tidak didukung oleh pembicara dan peserta yang hadir. Hal ini terbukti selama acara, pembicara dan peserta banyak yang mendorong Amien Rais untuk maju lagi sebagai calon presiden RI dalam Pemilu tahun depan. “Usia muda memang baik, tapi masih kurang pengalaman. Kami masih membutuhkan Amien Rais,” ujar Jalaluddin Rakhmat, salah satu pembicara dalam seminar. Pernyataan Jalaluddin ini disambut tepuk tangan yang meriah dari para peserta seminar.
Amien Rais dikenal sebagai tokoh reformasi dan selalu vokal dalam menyadarkan kepedulian anak bangsa terhadap tanah pertiwi. Beliau pun membagikan informasi-informasi berharga mengenai kondisi pemerintahan saat ini selama masa kepemimpinannya sebagai ketua MPR RI. Beliau pun memberikan motivasi pada mahasiswa ITB untuk terus menyuarakan kepentingan masyarakat. “ITB sudah menyumbangkan dua presiden, Soekarno dan Habibie. Tidak menutup kemungkinan akan ada lagi presiden dari ITB,” imbuhnya.
Dalam seminar itu, Amien Rais pun menolak Resolusi 1747 Dewan Keamanan PBB mengenai program pengayaan nuklir Iran. Resolusi tersebut menjatuhkan sanksi embargo bagi Iran yang mengembangkan program pengayaan nuklir karena dianggap nuklir yang dikembangkan akan digunakan sebagai senjata pemusnah massal. Penolakan ini disetujui pula oleh Forum Anti Israel Zionis, Garda Kemerdekaan, Masyarakat Universal Lintas Agama yang ikut membidani terselenggaranya seminar tersebut. Banyak peserta pun ikut menandatangani kain putih yang direntangkan di depan gerbang Sabuga sebagai tanda penolakan resolusi itu.