Bagaimana Strategi Mengelola Bisnis di Era New Normal?

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami

BANDUNG, itb.ac.id--Dunia bisnis harus selalu siap menemukan solusi serta menyusun strategi dalam menghadapi setiap masalah. Lingkungan bisnis yang identik dengan Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity (VUCA) juga dihadapkan oleh masalah geopolitik, perang dagang, dan teknologi. Selain itu, kondisi Pandemi COVID-19 dapat berpengaruh terhadap sektor bisnis.

Dalam menghadapi situasi tersebut, Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB melalui Kelompok Keahlian People and Knowledge Management menginisiasi webinar dan coaching bertajuk ”Returning Business In the New Normal Situation” yang dilaksanakan pada Sabtu (13/06/2020) lalu secara daring. Narasumber acara ini yaitu Noni Purnomo (CEO Bluebird, Tbk), Veranita Yosephine (CEO Air Asia Indonesia), dan Eri Palgunandi (VP Marketing JNE).

Prof. Dr. Ir. Utomo Sarjono Putro M.Eng., selaku Dekan SBM-ITB, dalam sambutannya mengatakan banyak pelaku bisnis yang belum siap dalam menghadapi situasi saat ini. Ketidaksiapan ini menyebabkan banyak PHK terjadi. “Bagi perusahaan yang tidak siap menghadapi situasi ini, sering terjadi PHK. Sedangkan perusahaan yang bertahan, mereka harus merubah atau memodifikasi model bisnisnya, mengoptimalkan sumber daya, dan efisiensi terhadap operasional,” ujarnya.

Dia menambahkan, new normal merupakan suatu tanda diharuskannya penyesuaian yang cepat dan tepat antara proses bisnis dengan lingkungan sekitar. Selain itu, peranan dari setiap pemangku kepentingan juga sangatlah penting. Namun yang menjadi fokus utama adalah bagaimana peranan pemimpin perusahaan untuk mampu mencari solusi bersama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk dapat menjalankan roda usahanya. Dengan adanya webinar dan coaching ini, Prof. Utomo berharap agar para pemangku kepentingan bisa saling belajar dan berbagi. “Webinar ini adalah wadah untuk saling belajar dan berbagi untuk Indonesia yang lebih baik,” ucapnya.

Ketua Kelompok Keahlian People and Knowledge Management SBM-ITB, Prof. Dr. Ir. Jann Hidajat Tjakraatmadja, M.Eng., menekankan adanya tantangan bagi kita semua untuk mencari sistem baru, manajemen baru, dan konsep baru dalam distancing economy saat ini. “Apakah kita akan survive atau tidak? Ini challange tidak kecil, dan kita akan survive jika kita berkolaborasi,” ujarnya.

Sementara itu, dalam presentasinya, Noni Purnomo, CEO PT. Bluebird TBK, berbagi pengalaman bagaimana strategi dalam menghadapi situasi pandemi COVID-19. Noni mengatakan, perusahaan harus menyeimbangkan antara manajemen krisis saat situasi terkini dengan persiapan untuk masa yang akan datang. Jika perusahaan hanya fokus kepada krisis saat ini, maka ketika ekonomi sudah pulih, perusahaan akan kewalahan. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan dari tingkah laku, kebutuhan, dan ekosistem.

“Pada saat kondisi sudah pulih, behavior dari konsumen akan berubah termasuk kebutuhannya, serta lingkungan bisnis pasti akan sangat berubah. Untuk industri transportasi sendiri, penting bagi kita untuk mengetahui perubahan tersebut,” ungkap Noni.

Narasumber selanjutnya, Veranita Yosephine, CEO Airasia Indonesia, berbagi bagaimana Airasia bisa bertahan di kondisi krisis. “Kami telah mengalami banyak sekali krisis, seperti Sars, Flu Burung, dan krisis ekonomi. Tetapi kita tidak menduga krisis saat ini dampaknya sebesar ini,” tuturnya.

Veranita menambahkan, selain COVID-19, yang juga menjadi tantangan adalah peraturan yang sering berubah-ubah. Namun hal ini bukan salah dari pemerintah, tetapi memang situasinya seperti ini. “Oleh karena itu, kita tidak hanya harus survive tetapi juga harus strive,” imbuh veranita Veranita.

Pada sektor lain seperti logistik, Eri Palgunandi sebagai Vice President Marketing JNE memiliki sudut pandang yang berbeda. Baginya, setiap krisis adalah kesempatan untuk kembali melayanani konsumen, tantangannya sekarang adalah bagaimana membangun optimisme dalam berinovasi. “Memang logistik merupakan salah satu tulang punggung perekonomian nasional, sehingga dengan ini kami mempercepat beberapa program untuk dijalankan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan serta optimisme dalam berinovasi,” ujar Eri. Ia menambahkan, awal-awal COVID-19 memang terjadi penurunan pengiriman barang namun akhir-akhir ini pengiriman barang terus meningkat sehingga sektor logistik masih bisa bertahan di kondisi saat ini.

Sebagai penutup, dosen senior dari SBM-ITB Ir. Jhon Welly M.Sc., menyampaikan tiga poin pokok kesimpulan dari webinar ini. Poin pertama adalah, kondisi krisis saat ini sebagai pembelajaran bagi pemimpin perusahaan untuk mengetahui bagaimana tipe kepemimpinannya. “Ada yang mengambil risiko dan ada pula yang merampingkan perusahaan dengan lay off” ujarnya.

Poin selanjutnya adalah bagaimana penerapan strategi yang sesuai untuk diimplementasikan di kondisi saat ini. “Penerapan strategi yang pas sangat penting. Nantinya, SBM-ITB juga tertantang untuk membuat playbook atau guidance dalam menghadapi situasi krisis seperti ini,” Imbuh Jhon Welly. Adapun poin terakhir, adalah bagaimana penerapan talent management dengan memanfaatkan kompetensi kita untuk bisa memberikan solusi dalam memecahkan masalah.

Reporter: Deo Fernando (Kewirausahaan, 2021)