Buat Rancangan Pembangkit Listrik dari Energi Terbarukan, Mahasiswa ITB Sabet Medali Emas WYIE 2022 di Malaysia

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Mahasiswa Institut Teknologi Bandung kembali meraih prestasi yang membanggakan di bidang penemuan dan inovasi. Kali ini prestasi itu dipersembahkan oleh Tim Kaisar Planow yang berhasil membawa medali emas dalam ajang World Young Inventors Exhibition (WYIE) 2022 yang dihelat di Kuala Lumpur, Malaysia.

Dalam lomba tersebut, tim membuat perancangan pembangkit listrik tenaga terbarukan di Teluk Mundu dengan judul “Design of Integrated Coastal Defense and Smart Grid Renewable Energy Power Plant for Mundu Bay Sustainable Development Based on Shoreline Management Plant”, merupakan hasil pemikiran dari Amalia Nanda Syafira (PWK 19), Ayubella Anggraini Leksono (PWK 19), Evita Mahar Dewi (PWK 19), Jerome Gerand Miracle Tambatjong (KL 19), dan Rusdianto Efenddi (KL 19).

“Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa Cirebon merupakan kawasan ekonomi khusus yang berada di daerah Segitiga Rebana, mencakup Subang, Majalengka, Indramayu, Cirebon, dan Sumedang,” terang Rusdianto. Ia menambahkan, kawasan tersebut ditargetkan dapat melejitkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat sebesar 10,91 persen di tahun 2023.

Teluk Mundu menjadi lokasi studi kasus desain pertahanan pantai yang mengacu pada konsep Rencana Pengelolaan Garis Pantai atau Shoreline Management Plan (SMP). “Berdasarkan analisis perubahan penggunaan lahan, Teluk Mundu akan dirombak menjadi kawasan industri. Di sisi lain, Teluk Mundu juga memiliki ancaman abrasi, erosi, serta banjir. Alih fungsi menjadi kawasan industri tersebut harus mempertimbanglan risiko bencana yang dapat terjadi,” lanjut Rusdianto.

Ayubella menyebutkan bahwa Teluk Mundu akan menjadi daerah krusial yang diutamakan pengembangannya dan menjadi jantung perekonomian di Kabupaten Cirebon sendiri hingga Jawa Barat dan Indonesia.

Sistem terintegrasi yang tim ini tawarkan meliputi breakwater sebagai struktur pelindung pantai, pembangkit listrik tenaga surya di belakang breakwater, pembangkit listrik tenaga angin berukuran kecil sampai sedang, pembangkit listrik tenaga gelombang di bagian depan, warehouse sebagai pusat edukasi dan kontrol energi, dan wisata mangrove untuk rekreasi. Desain tersebut tidak hanya menjawab kondisi yang tengah terjadi, tetapi juga telah membuat rancangan desain yang berkelanjutan.

“Daerah tersebut memiliki potensi gelombang yang bisa dijadikan sumber energi alternatif. Kami sudah mengecek perbedaan pasang tiap waktu dan menganalisis pasang surut yang menunjukkan indikasi abrasi ekstrem. Menurut perhitungan kami, pembangunan pembangkit listrik ini juga menguntungkan secara ekonomi. Selain itu, ini adalah bentuk edukasi energi baru terbarukan kepada masyarakat karena pembangkit listrik tenaga gelombang masih kalah beken dengan jenis energi terbarukan lainnya,” papar Rusdianto pada Senin (27/6/2022).

Mereka telah melakoni persiapan sejak pertengahan bulan Maret dan kegiatan puncaknya berlangsung pada 26-27 Mei lalu. Lebih dari 200 tim dari 9 negara berbeda dipertemukan dan saling unjuk gigi atas inovasi yang telah dicetuskan. Keberhasilan Tim Kaisar Planow tidak lepas dari dukungan dan bimbingan Ir. Entin Agustini Karjadi, MCE, Ph.D., Ir. Ahmad Mukhlis Firdaus, S.T., M.T., DPhill., dan Ridwan Sutriadi, S.T., M.T., Ph.D.

Rusdianto berharap agar bisa lebih inovatif, mampu mempersiapkan tim sebaik mungkin, juga mencari pendanaan yang memadai untuk ikut berkompetisi. “Kalau punya ide coba dikembangkan saja. Mungkin aka nada banyak hambatan, tapi ide tanpa eksekusi tidak akan memiliki arti,” tutupnya.

Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)