Career Center ITB: Telusuri Profil Alumni ITB Lewat Tracer Study
Oleh Medhira Handinidevi
Editor Medhira Handinidevi
BANDUNG, itb.ac.id - Selasa (25/04/13), berlokasi di Aula Timur ITB Career Center yang berada di bwah Lembaga Kemahasiswaan (LK ITB) mensosialisasikan hasil Tracer Study untk Angkatan 2004,2005, dan 2006. Dalam sosialisasi ini, pihak Career Center mengupas tentang profil lulusan ITB, mulai dari waktu tunggu mendapat pekerjaan, lokasi pekerjaan, hingga rata-rata pendapatan per tahunnya. Acara ini dihadiri oleh Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan, para staf dosen dari berbagai program studi dan juga massa kampus ITB.
Dalam sambutannya Prof. Ir. Kadarsah menyampaikan apresiasinya kepada LK atas keberhasilannya mendokumentasikan hasil kerja tiap bidangnya dengan baik. Mulai dari masalah beasiswa, career center juga tentang unit kegiatan mahasiswa yang ada di ITB. Selanjutnya,Kadarsah juga mengingatkan bahwa hasil dari tracer study ini sangat penting untuk proses evaluasi kurikulum 2013 ini. "Salah satu ciri dari kurikulum 2013 ini adalah kurikulum berbasis outcome. Salah satu bentuk outcome adalah bagaimana profil lulusan ITB ini di dunia kerja," papar Kadarsah.
Selanjutnya, Bambang Tri selaku Ketua Career Center ITB maju ke atas panggung untuk memaparkan hasil dari tracer study yang dilakukan selama tahun 2013 lalu. Hasil tracer study ini berasal dari alumni ITB angkatan 2006 dan jumlah responden yang mengisi kuesioner adalah 72% dari total lulusan yaitu 1.902 orang. Dari jumlah tersebut, presentase pengisi kuesioner terbanyak adalah dari Program Studi Seni Rupa yaitu 100% dan yang terendah adalah dari Program Studi Teknik Perminyakan yaitu 45%.
Profil Alumni ITB
Profil yang dapat diketahui dari tracer study ini cukup lengkap, mulai dari rata-rata IPK, sebaran jenis pekerjaan, sebaran gaji, hingga rata-rata waktu tunggu mendapatkan kerja. Hal ini dapat dijadikan penilaian bagi pendidikan dan pengajaran yang didapat di ITB dan juga bisa menjadi motivasi bagi mahasiswa-mahasiswa program studi yang belum menuntaskan masa studinya di ITB.
Dari penelitian tersebut, rata-rata IPK alumni 2006 aadalah 3,23 dengan IPK paling besar adalah 4 dan paling kecil 2,34. Jika dilihat dari IPK rata-rata per program studi, IPK rata-rata tertinggi berasal dari Program Studi Desan Komunikasi Visual (3,52) dan paling rendah berasal dariProgram Studi Teknik Geodesi (2,95). Kemudian data menunjukkan bahwa saat ini alumni 2006 yang sedang bekerja adalah sebesar 69,47%, disusul oleh jumlah yang tidak bekerja/melanjutkan studi sebanyak 19,37% dan sisanya ada yang berwirausaha (5,89%) atau bekerja dan berwiraswasta yaitu 5,26%atau 100 orang. Dari jumlah alumni yang bekerja tersebut, mayoritas bekerja pada perusahaan nasional (46,59%) kemudian ada juga yang bekerja di perusahaan multinasional (36,21%) dan perusahaan lokal (17,20%).
Program Studi yang memiliki jumlah lulusan yang berwirausaha terbanyak adalah Prodi Desain Produk yaitu 38,89% dari total alumninya. Namun di sisi lain ada juga prodi yang tidak memiliki lulusan yang berwirausaha, seperti Teknik Tenaga Listrik, Teknik Pertambangan, Teknik Perminyakan, Teknik Metalurgi, Teknik Geologi, Teknik Elektro, Oseanografi, Astronomi, dan Aeronotika.
Secara detil, tracer study juga meneliti berapa rata-rata waktu tunggu untuk mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan hasil survey, alumni 2006 membutuhkan waktu rata-rata 3,85 bulan setelah lulus untuk mendapat pekerjaan. Hal yang menarik adalah terdapat 7,67% yang memperoleh pekerjaan tanpa melakukan lamaran terhadap perusahaan, dengan kata lain beberapa alumni tersebut langsung direkrut oleh perusahaan tertentu.
Jika dilihar dari penghasilan rata-rata per bulannya, alumni 2006 mempunyai cukup baik yaitu sudah diatas Upah Minimum Regional (UMR). Dengan rata-rata sebesar Rp. 12.348.148/bulan untuk yang wirausaha dan Rp. 8.288.067/bulan untuk yang bekerja. Dilihat dari tiap program studi, alumni dengan penghasilan rata-rata terbesar berasal dari prodi Teknik Perminyakan dan Teknik Pertambangan, masing-masing Rp. 14.861.538/bulan dan Rp 14.423.374/bulan.
Selain dari data diatas, tracer study juga meneliti tentang kemampuan apa yang dibutuhkan di dunia kerja, alasan memilih pekerjaan, serta kendala-kendala di dunia kerja. Semua hal tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil pendidikan dalam bentuk transisi dari dunia pendidikan tinggi ke dunia kerja, keluaran pendidikan berupa penilaian diri terhadap kompeteni, serta evaluasi proses pembelajaran dan kontribusi pendidikan tinggi terhadap kompetensi yang dimiliki.
Selanjutnya, Bambang Tri selaku Ketua Career Center ITB maju ke atas panggung untuk memaparkan hasil dari tracer study yang dilakukan selama tahun 2013 lalu. Hasil tracer study ini berasal dari alumni ITB angkatan 2006 dan jumlah responden yang mengisi kuesioner adalah 72% dari total lulusan yaitu 1.902 orang. Dari jumlah tersebut, presentase pengisi kuesioner terbanyak adalah dari Program Studi Seni Rupa yaitu 100% dan yang terendah adalah dari Program Studi Teknik Perminyakan yaitu 45%.
Profil Alumni ITB
Profil yang dapat diketahui dari tracer study ini cukup lengkap, mulai dari rata-rata IPK, sebaran jenis pekerjaan, sebaran gaji, hingga rata-rata waktu tunggu mendapatkan kerja. Hal ini dapat dijadikan penilaian bagi pendidikan dan pengajaran yang didapat di ITB dan juga bisa menjadi motivasi bagi mahasiswa-mahasiswa program studi yang belum menuntaskan masa studinya di ITB.
Dari penelitian tersebut, rata-rata IPK alumni 2006 aadalah 3,23 dengan IPK paling besar adalah 4 dan paling kecil 2,34. Jika dilihat dari IPK rata-rata per program studi, IPK rata-rata tertinggi berasal dari Program Studi Desan Komunikasi Visual (3,52) dan paling rendah berasal dariProgram Studi Teknik Geodesi (2,95). Kemudian data menunjukkan bahwa saat ini alumni 2006 yang sedang bekerja adalah sebesar 69,47%, disusul oleh jumlah yang tidak bekerja/melanjutkan studi sebanyak 19,37% dan sisanya ada yang berwirausaha (5,89%) atau bekerja dan berwiraswasta yaitu 5,26%atau 100 orang. Dari jumlah alumni yang bekerja tersebut, mayoritas bekerja pada perusahaan nasional (46,59%) kemudian ada juga yang bekerja di perusahaan multinasional (36,21%) dan perusahaan lokal (17,20%).
Program Studi yang memiliki jumlah lulusan yang berwirausaha terbanyak adalah Prodi Desain Produk yaitu 38,89% dari total alumninya. Namun di sisi lain ada juga prodi yang tidak memiliki lulusan yang berwirausaha, seperti Teknik Tenaga Listrik, Teknik Pertambangan, Teknik Perminyakan, Teknik Metalurgi, Teknik Geologi, Teknik Elektro, Oseanografi, Astronomi, dan Aeronotika.
Secara detil, tracer study juga meneliti berapa rata-rata waktu tunggu untuk mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan hasil survey, alumni 2006 membutuhkan waktu rata-rata 3,85 bulan setelah lulus untuk mendapat pekerjaan. Hal yang menarik adalah terdapat 7,67% yang memperoleh pekerjaan tanpa melakukan lamaran terhadap perusahaan, dengan kata lain beberapa alumni tersebut langsung direkrut oleh perusahaan tertentu.
Jika dilihar dari penghasilan rata-rata per bulannya, alumni 2006 mempunyai cukup baik yaitu sudah diatas Upah Minimum Regional (UMR). Dengan rata-rata sebesar Rp. 12.348.148/bulan untuk yang wirausaha dan Rp. 8.288.067/bulan untuk yang bekerja. Dilihat dari tiap program studi, alumni dengan penghasilan rata-rata terbesar berasal dari prodi Teknik Perminyakan dan Teknik Pertambangan, masing-masing Rp. 14.861.538/bulan dan Rp 14.423.374/bulan.
Selain dari data diatas, tracer study juga meneliti tentang kemampuan apa yang dibutuhkan di dunia kerja, alasan memilih pekerjaan, serta kendala-kendala di dunia kerja. Semua hal tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil pendidikan dalam bentuk transisi dari dunia pendidikan tinggi ke dunia kerja, keluaran pendidikan berupa penilaian diri terhadap kompeteni, serta evaluasi proses pembelajaran dan kontribusi pendidikan tinggi terhadap kompetensi yang dimiliki.