Closing Celebration Event ITB 100+1 and Beyond Tutup Peringatan PTTI dan ITB

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id — Peringatan 101 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia (PTTI) menjadi acara puncak dari rangkaian acara yang berlangsung sejak 2018. Peringatan 101 Tahun PTTI sekaligus juga menutup peringatan satu abad Insistut Teknologi Bandung (ITB). ITB lantas menggelar penutupan dengan nama “Closing Celebration Event ITB 100+1 and Beyond” pada Sabtu (3/7/2021) malam.

Acara penutupan berlangsung selama lima jam. Ada empat mata acara berlangsung hari itu. Sivitas akademika serta alumni ITB pun menyambut semua dengan suka cita. Acara dimulai dengan menyanyikan himne ITB bersama alumni Paduan Suara Mahasiswa. Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah Ph.D. sempat menyampaikan pidato. Begitu pun Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang merupakan alumni ITB (AR90).

“Institut Teknologi Bandung telah melewati dinamika perubahan yang panjang dalam perjalanan selama seratus tahun lebih. Dalam memperingati perayaan ini kami sudah menyeleggarakan beragam acara yang tidak hanya menghadirkan kemeriahan semata, tapi juga dapat bermanfaat bagi Indonesia,” kata Prof. Reini.

Menurut Prof. Reini, Peringatan 101 Tahun PTTI dan 100 Tahun ITB perlu menjadi refleksi bagi semua sivitas akademika, sebab di depan sana banyak tantangan menanti sebagai kampus teknik tertua di Indonesia. Kepakaran yang dimiliki ITB dibutuhkan untuk menjawab tantangan perubahan. Namun untuk mewujudkan hal ini dibutuhkan kerjasama lintas sektor disiplin serta dibutuhkan kerja kolektif demi pembangunan bangsa.

ITB menggelar “ITB 100 Tahun On the Move” dalam rangkaian acara yang sama dengan menghadirkan sederet tokoh penting di Indonesia. Beberapa di antaranya merupakan alumni ITB. Mereka adalah Menteri ESDM Arifin Tasrif (TK71), Menteri PPN sekaligus Kepala Bappenas Suharso Monoarfa (PL74), Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono (TI82), Menkes Budi Gunadi Sadikin (FI83), dan Wakil Presiden ADB Bambang Susantono (SI82).

Elfi Malano (EL82) bersama Imelda (AR89) kemudian memandu Transformative Talks dengan bahasan utama pembangunan industri 4.0 di berbagai sektor.
Setelah itu, Transformative Talks beralih kepada tema lain. Mereka membahas “The Cradle of Civilization” dengan topik utama perkembangan kesenian dan kebudayaan di kampus melalui kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Purwacaraka (TI79), yang turut menjadi pembicara dalam Transformative Talks, budaya adalah barang penting yang dapat membangun bangsa, juga sebaliknya dapat merusak bangsa apabila tidak dipahami dengan baik. Kebudayaan adalah hal serius yang patut dipertahankan dengan integritas bersama.

“Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat luas, tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dengan luasnya cakupan budaya ini seharusnya dapat membuat kita menjadi sangat toleran dalam berkehidupan. Masyarakat harus bisa memanfaatkan kekuatan budaya untuk menghilangkan segala intoleransi yang ada. Di dalam kampus sendiri Unit Kegiatan Mahasiswa yang bergerak di bidang seni dan budaya inilah api dari kehidupan kemahasiswaan di kampus,” ujar Purwacaraka.

Puncak rangkaian acara ditutup dengan “ITB Karsa, Karya, dan Kreasi” yang menampilkan konser musikal dan pertunjukkan fesyen dengan empat judul: “Soppe Mirre Marrata” oleh Nick Djatnika (TI86), “KIND DENIM” oleh Donna Priadi (AR89), “Wrekso Leathergoods” oleh Ardi Lada (AR92), dan “DUA” oleh Dea Yuliana (KR11).

Sebelum acara ditutup, para penerima gelar Doctor Honoris Causa seperti Bambang Brodjonegoro, I Nyoman Nuarta, dan Sam Bimbo juga turut memberikan ucapan selamat atas pencapaian ITB. Mereka ikut merayakan 101 tahun kontribusi kampus dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia di bidang teknologi, seni, hingga humaniora.

Reporter: Erika Mariana (Teknik Metalurgi, 2020)