Dies Emas ITB: Ketika Para Petinggi ITB Berpidato
Oleh alitdewanto
Editor alitdewanto
BANDUNG, itb.ac.id- Sidang Terbuka Dies Emas ITB, Senin (02/03/09), tak lepas dari pidato oleh beberapa petingginya. Sebut saja Prof. Djoko Santoso selaku Rektor ITB, Haryanto Dhanutirto selaku Ketua Majelis Wali Amanat ITB, dan Yanuarsa Haroen sebagai Ketua Senat Akademik ITB. Ketika para petinggi ini berpidato, bervariasi pula masalah yang mereka angkat, sesuai dengan profesi masing-masing.
Dalam pidatonya, Haryanto mengusung masalah bagaimana memantapkan kapasitas pengembangan institusi dan refleksi diri ITB untuk pembangunan bangsa. Haryanto kembali menghimbau agar kita merenungkan dan merefleksikan diri apa yang telah kita buat dan sumbangkan kepada bangsa ini. Kontribusi masa depan inilah yang harus kita pikirkan lagi secara intensif. Dalam kesempatan ini, Haryanto mengungkapkan kinerja MWA selaku organ pemangku kepentingan ITB yang mewakili kepentingan semua stakeholder dengan upaya memberdayakan ITB dalam melaksanakan misi dan mewujudkan fungsinya. Haryanto menggunakan sumber pencapaian peringkat ITB di dunia oleh lembaga-lembaga survei internasional seperti Times Higher Education Supplement dan Webometrics. Untuk kategori engginering and technology, ITB sukses bertengger di posisi 90 dunia berdasarkan kajian dari Times Higher Education Supplement.
Sedangkan Haroen berpidato tentang tugas dan wewenang senat akademik pra dan pasca UU BHP dalam membangun kehidupan akademik ITB. Salah satu poin utama dalam pidatonya ialah pembinaan kemahasiswaan yang merupakan pedoman untuk menjadi,antara lain: insan terpelajar, berwawasan kebangsaan, berjiwa sosial, dan berkreasi serta berguna bagi lingkungannya secara unggul. Haroen juga menghimbau kepada kalangaan akademis untuk menaati UU BHP yang telah disahkan oleh DPR di penghujung tahun 2008 lalu. " Selaku pendidik, kita harus bersikap dan berperilaku santun, serta dapat menjadi panutan dalam menyampaikan pendapat." imbuhnya. " UU BHP ini sejalan dengan makna kehidupan akademik sehungga perlu dikaji untuk diterapkan lebih dalam lagi."
Pidato rektor ITB sendiri mengangkat tema Lima Puluh Tahun ITB Membangun dan Memajukan Bangsa. Dalam kesempatan ini, Djoko menjelaskan makna dari tema Peringatan Dies Emas ITB yakni "Teknologi , Daya Saing, dan Masa Depan Bangsa". Hal ini dimaknai sebagai wahana untuk evaluasi diri apa yang telah dicapai oleh ITB dalam ikut membangun dan memajukan bangsa Indonesia. Secara khusus, Djoko menunjukkan beberapa peningkatan di berbagai segi seperti bidang riset penelitian. " Jika di tahun 2006 jumlah dana riset ialah Rp. 27,75 milyar, di tahun 2008 jumlah tersebut meningkat menjadi Rp. 41,9 milyar." terangnya.
" Semoga kita bersama dapat mengemban misi ITB untuk ikut menghela bangsa ini ke tatanan yang lebih maju dan sejahtera." tutup Djoko.
Sedangkan Haroen berpidato tentang tugas dan wewenang senat akademik pra dan pasca UU BHP dalam membangun kehidupan akademik ITB. Salah satu poin utama dalam pidatonya ialah pembinaan kemahasiswaan yang merupakan pedoman untuk menjadi,antara lain: insan terpelajar, berwawasan kebangsaan, berjiwa sosial, dan berkreasi serta berguna bagi lingkungannya secara unggul. Haroen juga menghimbau kepada kalangaan akademis untuk menaati UU BHP yang telah disahkan oleh DPR di penghujung tahun 2008 lalu. " Selaku pendidik, kita harus bersikap dan berperilaku santun, serta dapat menjadi panutan dalam menyampaikan pendapat." imbuhnya. " UU BHP ini sejalan dengan makna kehidupan akademik sehungga perlu dikaji untuk diterapkan lebih dalam lagi."
Pidato rektor ITB sendiri mengangkat tema Lima Puluh Tahun ITB Membangun dan Memajukan Bangsa. Dalam kesempatan ini, Djoko menjelaskan makna dari tema Peringatan Dies Emas ITB yakni "Teknologi , Daya Saing, dan Masa Depan Bangsa". Hal ini dimaknai sebagai wahana untuk evaluasi diri apa yang telah dicapai oleh ITB dalam ikut membangun dan memajukan bangsa Indonesia. Secara khusus, Djoko menunjukkan beberapa peningkatan di berbagai segi seperti bidang riset penelitian. " Jika di tahun 2006 jumlah dana riset ialah Rp. 27,75 milyar, di tahun 2008 jumlah tersebut meningkat menjadi Rp. 41,9 milyar." terangnya.
" Semoga kita bersama dapat mengemban misi ITB untuk ikut menghela bangsa ini ke tatanan yang lebih maju dan sejahtera." tutup Djoko.