Dies Emas ITB: Sidang Terbuka Peringatan Dies Emas
Oleh alitdewanto
Editor alitdewanto
BANDUNG, itb.ac.id - Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) kembali menjadi tempat perhelatan penting bagi ITB. Di tempat ini, rangkaian acara Dies Emas secara resmi dibuka dalam Sidang Terbuka Peringatan Dies Emas, pada Senin (02/03/09). Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla berkenan untuk membuka perhelatan akbar ini.
Beberapa tokoh nasional dan para menteri kabinet RI nampak hadir seperti Prof. Wiranto Arismunandar, Dr. Kuntoro Mangkusubroto , Ir. Laksamana Sukardi, Ir. Aburizal Bakrie, dan Prof. Bambang Sudibyo. Hadir pula tokoh jurnalis, Andy F. Noya dan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.
Sidang yang berdurasikan selama dua jam ini diawali dengan sambutan dari rektor ITB, Prof. Djoko Santoso. Dilanjutkan dengan pidato berturut-turut dari Haryanto Dhanutirto (Ketua Majelis Wali Amanat ITB), Yanuarsa Haroen (Ketua Senat Akademik ITB), dan Rektor ITB sendiri. Bila Haryanto lebih menyoroti pemantapan kapasitas pengembangan institusi, maka Haroen memaparkan tugas intern senat akademik pra dan pasca UU BHP. Djoko Santoso sendiri mengulas tema Lima Puluh Tahun ITB Membangun dan Memajukan Bangsa. Namun ketiganya sama dalam hal refleksi diri terhadap apa sudah dilakukan untuk negara serta himbauan untuk mengemban misi ITB memajukan bangsa Indonesia ke tatanan yang lebih maju.
Dalam sidang ini, juga dianugerahkan beberapa penghargaan yakni Ganesa Prajamanggala Bakti Kencana, Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama, Rektor Emiritus, Ganesa Widya Jasa Adiutama, dan Ganesa Wirya Jasa Adiutama kepada beebrapa tokoh-tokoh yang telah berjasa dan berkorban terhadap bangsa sesuai kompetensi masing-masing. Para penerima, secara lengkap, dapat dilihat disini.
Secara khusus, Jusuf Kalla melakukan prosesi 'tekan tombol' sebagai tanda untuk meresmikan rangkaian acara Peringatan Dies Emas ITB serta meresmikan nama baru empat Labtek. Sebelumnya, Kalla berkesediaan untuk memberikan sambutannya. Menurutnya, untuk menjadi bangsa yang kebih maju, kiat harus memanfaatkan teknologi secara maksimal. " Perbaiki input teknologi dalam sistem masyarakat." tegasnya sembari mencontohkan Cina dan India yang tiba-tiba meroket dengan teknologi dan industrinya.
Sidang diselingi oleh pementasan dan kolaborasi dari International Students Orchestra, Paduan suara Mahasiswa, dan Keluarga Paduan Angklung ITB.
Sidang yang berdurasikan selama dua jam ini diawali dengan sambutan dari rektor ITB, Prof. Djoko Santoso. Dilanjutkan dengan pidato berturut-turut dari Haryanto Dhanutirto (Ketua Majelis Wali Amanat ITB), Yanuarsa Haroen (Ketua Senat Akademik ITB), dan Rektor ITB sendiri. Bila Haryanto lebih menyoroti pemantapan kapasitas pengembangan institusi, maka Haroen memaparkan tugas intern senat akademik pra dan pasca UU BHP. Djoko Santoso sendiri mengulas tema Lima Puluh Tahun ITB Membangun dan Memajukan Bangsa. Namun ketiganya sama dalam hal refleksi diri terhadap apa sudah dilakukan untuk negara serta himbauan untuk mengemban misi ITB memajukan bangsa Indonesia ke tatanan yang lebih maju.
Dalam sidang ini, juga dianugerahkan beberapa penghargaan yakni Ganesa Prajamanggala Bakti Kencana, Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama, Rektor Emiritus, Ganesa Widya Jasa Adiutama, dan Ganesa Wirya Jasa Adiutama kepada beebrapa tokoh-tokoh yang telah berjasa dan berkorban terhadap bangsa sesuai kompetensi masing-masing. Para penerima, secara lengkap, dapat dilihat disini.
Secara khusus, Jusuf Kalla melakukan prosesi 'tekan tombol' sebagai tanda untuk meresmikan rangkaian acara Peringatan Dies Emas ITB serta meresmikan nama baru empat Labtek. Sebelumnya, Kalla berkesediaan untuk memberikan sambutannya. Menurutnya, untuk menjadi bangsa yang kebih maju, kiat harus memanfaatkan teknologi secara maksimal. " Perbaiki input teknologi dalam sistem masyarakat." tegasnya sembari mencontohkan Cina dan India yang tiba-tiba meroket dengan teknologi dan industrinya.
Sidang diselingi oleh pementasan dan kolaborasi dari International Students Orchestra, Paduan suara Mahasiswa, dan Keluarga Paduan Angklung ITB.