Inovasi Bidang Ilmu Hayati dan Kesehatan Karya Para Peneliti Wanita ITB

Oleh Vera Citra Utami

Editor Vera Citra Utami

Indonesia dianggap sebagai salah satu negara terkaya di dunia dalam hal keanekaragaman hayatinya. Sejumlah besar spesies yang beragam telah dipelajari secara ekstensif oleh para peneliti ITB yang menghasilkan banyak produk inovatif untuk mengatasi masalah makanan dan kesehatan. Banyak penelitian yang diperjuangkan oleh inovator wanita di ITB. Inovasi dalam bidang ilmu hayati dan teknologi kesehatan telah mendapatkan beberapa paten dan penghargaan seperti L’Oreal Fellowship For Women in Science, serta hibah penelitian dari Bill and Melinda Gates Foundation.



Di antara penerima penghargaan L'Oreal Award, salah satunya adalah Dr. Fenny Martha Dwivany. Penelitiannya dalam biologi molekuler tanaman digunakan untuk mengatasi masalah buah pascapanen. Indonesia menghadapi masalah dalam penanganan buah-buahan segar. Proses pematangan buah, seperti pisang, dipengaruhi oleh phytohormone gas (ethelyne). Karakteristik fisiologis ini mengarah ke proses pematangan cepat dan umur simpan yang pendek. Beberapa inovasi untuk memperpanjang umur simpan pisang telah dikembangkan oleh Dr. Fenny dan timnya melalui pendekatan biologi molekuler atau nanoteknologi dan telah terdaftar sebagai dua paten milik ITB. Teknologi ini akan membantu para petani dan industri untuk meningkatkan produksi pertanian.

Prof. Tati Mengko, ketua penelitian teknik biomedis di Indonesia, mendidik kader-kader yang menjanjikan bagi para inovator wanita di ITB. Prof. Mengko dan timnya, Amy Salman dan Astri Handayani, mengembangkan beberapa perangkat medis seperti telemetric ECG, analisa vaskular non-invasif, stetoskop cerdas, dan deteksi kanker payudara berbasis radar. Tim Prof. Mengko juga mengerjakan eHealth berbasis komunitas. The Bill & Melinda Gates Foundation serta Yayasan IEEE telah memberikan Yoke Irawan dan Aliya Koesoema untuk membuat kampanye anti-vaksin dan penggunaan ICT untuk kesiapan bencana.

Dr. Heni Rachmawati, pelopor dalam inovasi produk farmasi, telah mengembangkan formulasi cerdas untuk pelepasan obat ke dalam tubuh untuk mencapai efek terapeutik yang tepat bagi pasien. Inovasi penelitian Dr. Heni berkaitan dengan manipulasi pelepasan obat (drug release) yang selektif dan spesifik, dan sistem pelepasan noninvasif yang menjanjikan. Beberapa inovasinya yaitu nanopartikel kurkumin untuk suplemen hati, nanopartikel mlinjo untuk anti hiperurichemia, serta untuk agen pemutih. Dr. Heni telah berhasil membentuk bupivacaine HCl berkelanjutan untuk efek bius lokal dan total. Dibandingkan dengan formulasi konvensional, pendekatan inovatif ini menunjukkan nilai terapeutik yang lebih baik.

Para inovator wanita di ITB juga berusaha untuk mengatasi penyakit menular. Dr. Azzania Fibriani, penerima penghargaan L'Oreal Award, berkutat dalam inovasi HIV, sementara Dr. Ernawati A. Girri-Rachman meneliti tentang masalah Hepatitis B. Dr. Azzania menemukan bahwa diagnosis HIV dini penting untuk mengurangi mortalitas dan meningkatkan hasil pengobatan. Oleh karena itu, Dr. Azzania menetapkan tes HIV in-house untuk diterapkan di negara-negara berkembang. Dr. Azzania juga mengembangkan sistem skrining berbasis dimmer baru yang kemungkinan dapat digunakan untuk menemukan kandidat obat baru HIV, terutama dari sumber daya keanekaragaman hayati Indonesia. Dr. Ernawati dan timnya baru-baru ini menerima hibah untuk mengerjakan pengembangan perangkat Diagnostik Hepatitis B Indonesia yang didasarkan pada ELISA (enzyme-linked immunosorbent Assay). Perkembangan ini memiliki implikasi, tidak hanya untuk meningkatkan kapasitas penelitian, tetapi juga untuk memperkuat penelitian kolaboratif untuk mencapai kemandirian dalam memenuhi kebutuhan kit diagnostik di Indonesia.

--
Berita kiriman dari: Kantor Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan (WRRIM ITB)
Foto: www.loreal.ca / Kantor WRRIM