ITB Mewisuda 1.448 Wisudawan Pada Wisuda April 2019

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan Sidang Terbuka Wisuda Kedua Tahun Akademik 2018/2019 di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), 5-6 April 2019. Sebanyak 1.448 wisudawan dari program sarjana (503), magister (884), dan doktor (61) mengikuti wisuda tersebut.

Jumat, 5 April 2019 merupakan pelaksanaan wisuda bagi Program Doktor, dan Program Magister FMIPA, FTSL, SBM, SF dan SITH. Sekaligus pemberian anugerah Doktor Kehormatan (Doktor HC) kepada Dra. Nurhayati Subakat, Apt., selaku CEO PT. Paragon Technology and Innovation. Penganugerahan Doktor Kehormatan kepada Nurhayati Subakat ini mencatat sejarah tersendiri bagi ITB karena merupakan perempuan pertama yang akan mendapat gelar Doktor Kehormatan dari ITB.

Selanjutnya pada hari kedua, Sabtu, 6 April 2019 dilaksanakan wisuda bagi Program Sarjana dan Magister FITB, FSRD, FTMD, FTTM, FTI, SAPPK, dan STEI. Selain itu terdapat 10 orang mahasiswa asing yang juga diwisuda yaitu dari negara Ceko (2 orang), Yemen (1 orang), Tanzania (1 orang), India (1 orang), Korea Selatan (2 orang), Malaysia (2 orang) dan Libya (1 orang).

Pada kesempatan tersebut, Rektor Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA menyampaikan selamat dan pesan kepada para wisudawan. “Saat ini merupakan waktu untuk mensyukuri hasil kerja keras saudara-saudara selama menuntut ilmu di Institut Teknologi Bandung. Esok saudara sudah harus mulai menyiapkan diri untuk langkah karya selanjutnya,” pesan Rektor. 



Berkaitan dengan penganugerahan Doktor HC kepada Nurhayati Subakat, dalam sambutannya, Prof. Kadarsah pun membahas tentang kosmetika. Dalam perkembangannya, mulai akhir abad ke-19, kosmetika mendapat perhatian khusus, tidak hanya untuk kecantikan saja, melainkan juga untuk kesehatan.  Dengan kemajuan teknologi, sebagian kosmetika menjadi sebuah perpaduan antara kosmetika dan obat (pharmaceutical), atau yang sering disebut sebagai kosmetika medis (cosmeceuticals), yang umumnya termasuk dalam personal care, seperti pemutih kulit, dan deodoran. 

Dijelaskan Rektor, industri kosmetika sebenarnya tumbuh pesat sejak 40 tahun terakhir. Industri kimia berperan besar karena memberi banyak alternatif bahan baku kosmetika. Kualitas dan kuantitas bahan biologis untuk kosmetika yang digunakan pada kulit juga terus meningkat. “Oleh karenanya profesi lain seperti dokter, juga banyak yang terjun langsung dan memberikan perhatian terhadap ilmu kecantikan kulit,” ucapnya.

Oleh karena tantangan pengembangan industri kosmetika di dalam negeri sangat membutuhkan riset dan inovasi yang handal, maka sudah sewajarnya perguruan tinggi terlibat dalam penelitian dan pengembangan produk kosmetika. ITB sendiri, disampaikan Prof. Kadarsah, sudah cukup lama memberikan kontribusi dalam pengembangan produk kosmetika, di antaranya yang terkait dengan formulasi sediaan cosmeceutical yang dapat memperbaiki fungsi sel pada lapisan kulit, formulasi sunscreen yang efektif, formulasi bahan penyubur rambut, termasuk uji stabilitasnya. 



Dengan metode uji yang telah dikembangkan, ITB juga sudah bekerjasama dengan sejumlah perusahaan kosmetika, khususnya dalam melakukan pengujian keamanan kosmetika,” tambahnya. Berbagai penelitian lain yang terkait perluasan penyediaan dan pemilihan bahan baku, pengembangan produk baru dan inovasi teknologinya juga terus dilakukan di ITB.

Rektor juga mengutarakan beberapa prestasi yang telah diraih ITB. Tahun ini, ITB masuk 200 besar perguruan tinggi terbaik berdasarkan Times Higher Education Asia-Pasific University Rankings 2019. Kemudian, ITB juga masuk perguruan tinggi dengan peringkat ke-164 bidang Emerging Economies, peringkat #401-500 pada bidang Business & Economics, 601+ bidang Computer Science, #601-800 bidang Engineering & Technical, dan peringkat #601-800 Physical Sciences, berdasarkan Times Higher Education University Ranking 2019. 

ITB juga menjadi perguruan tinggi terbaik kedua di Indonesia berdasarkan Times Higher Education Asia-Pasific University Rankings 2019 dan meraih peringkat universitas terbaik ketiga di Indonesia berdasarkan rilis Webometric tahun 2019.