ITB Peringati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2022

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Institut Teknologi Bandung melaksanakan Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2022 di halaman Gedung Rektorat ITB, Jalan Tamansari No. 64 Bandung, Jumat (13/5/2022). Upacara perdana selama pandemi Covid-19 itu diikuti oleh pimpinan, civitas akademika, dan tenaga kependidikan ITB yang berlangsung dengan khidmat.

Hari Pendidikan Nasional biasa diperingati setiap tgl 2 Mei, dikarenakan libur cuti bersama Idulfitri, menurut edaran dari Kemendikbudristek, maka baru dapat diperingati pada hari ini. Pada upacara kali ini, bertindak langsung selaku Pembina Upacara adalah Rektor Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D. Dalam sambutannya ia menyampaikan pesan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A.

Dalam pesannya, Mendikbudristek menyampaikan terkait Merdeka Belajar. Kurikulum Merdeka, yang berawal dari upaya untuk membantu para guru dan murid di masa pandemi, terbukti mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran. "Kini Kurikulum Merdeka sudah diterapkan di lebih dari 140.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Itu berarti bahwa ratusan ribu anak Indonesia sudah belajar dengan cara yang jauh lebih menyenangkan dan memerdekakan," kata Mendikbudristek.

Anak-anak kita juga tidak perlu lagi khawatir dengan tes kelulusan karena Asesmen Nasional yang sekarang kita gunakan tidak bertujuan untuk "menghukum" guru atau murid, tetapi sebagai bahan refleksi agar guru terus terdorong untuk belajar, supaya kepala sekolah termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa besar pendidikan.

"Semangat yang sama juga sudah kita dengar dari para seniman dan pelaku budaya, yang sekarang mulai bangkit lagi, mulai berkarya lagi dengan lebih merdeka. Itu semua berkat kegigihan kita untuk melahirkan terobosan dana abadi kebudayaan dan kanal budaya pertama di Indonesia. Dampaknya, sekarang tidak ada lagi batasan ruang dan dukungan untuk berekspresi, untuk terus menggerakkan pemajuan kebudayaan," jelasnya.

Menurut Mendikbudristek, semua perubahan positif yang kita usung bersama ini tidak hanya dirasakan oleh para orang tua, guru, dan murid di Indonesia, tetapi sudah digaungkan sampai ke negara-negara lain melalui presiden Indonesia di konferensi tingkat tinggi G20. Tahun ini kita membuktikan diri bahwa kita tidak lagi hanya menjadi pengikut, tetapi pemimpin dari gerakan pemulihan dunia.