Lifetime Achievement Award: (Alm) Prof. Soehadi Reksowardojo
Oleh Ria Ayu Pramudita
Editor Ria Ayu Pramudita
BANDUNG, itb.ac.id -- Bersamaan dengan momentum Reuni Akbar Teknik Kimia ITB (12/11/11) lalu, Yayasan Alumni Teknik Kimia ITB memberikan Lifetime Achievement Award yang dianugerahkan kepada Prof. Soehadi Reksowardojo (alm) dan Pioneering Award kepada Dr. Bisuk Siahaan. Atas pertimbangan tim penilai yang diketuai oleh Prof. Saswinadi Sasmodjo, penghargaan tersebut diberikan kepada mereka atas jasanya memajukan teknik kimia melalui pembangunan dan pengembangan pendidikan dan industri di Indonesia. Penghargaan diberikan pada acara Malam Kenangan Reuni Akbar Teknik Kimia ITB di Aula Timur ITB. Selanjutnya, penghargaan ini rencananya akan diberikan secara berkala sebagai wujud apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya bagi jasa para alumni Teknik Kimia ITB di Indonesia.
Prof. Soehadi Reksowardojo lahir di Salatiga, tanggal 29 Juli 1923. Prestasi akademik beliau selama masa sekolah hingga tingkat sekolah menengah atas membuatnya bisa diterima di Bandung Kogyo-Dai-Gakku Oyo-Kagaku-Ka, yang setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia berganti nama menjadi Sekolah Tinggi Teknik Bandung, Bagian Teknik Kimia.
Pada masa Aksi Militer, sekolah tinggi ini hijrah ke Yogyakarta dan bernama Perguruan Tinggi Teknik Republik Indonesia. Beliau berhasil menyelesaikan tahap propadeuse (tingkat pertama) pada tahun 1948. Keterlibatannya dalam perjuangan bangsa merebut kedaulatan kemudian membuatnya terpaksa meninggalkan bangku kuliah. Sebagai penghargaan atas perjuangannya untuk kemerdekaan Indonesia, pada 10 Oktober 2011 lalu Prof. Soehadi menerima Piagam Bambu Runcing Pejoang 45 atas jasanya memimpin pengambilalihan pabrik-pabrik kertas (Padalarang dan Leces), pabrik Kina serta pabrik Zat Asam (di Bandung) dan bahkan kemudian menjadi Ketua Dewan Pimpinan (Board of Management) dari kedua pabrik tersebut.
Setelah pengakuan kedaulatan, beliau ditugaskan kembali melanjutkan studi ke Bagian Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia di Bandung dan mendapatkan ijazah sarjana teknik kimia (Ir.) dengan predikat cum laude pada tahun 1957. Ketika melaksanakan tugas melanjutkan studi di Bagian Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia di Bandung, beliau adalah Penasehat Kementerian PP&K dan Pertahanan dalam urusan demobilisasi.
Selain itu, sampai tahun 1955, beliau juga aktif sebagai ketua Korps Mahasiswa. Pada tahun tersebut, beliau diangkat menjadi Asisten Tingkat I Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) UI di Bandung dan setelah lulus sebagai insinyur kimia pada tahun 1957, sebagai staf pengajar pada FIPIA UI, Ir Soehadi tercatat sebagai Sekretaris Bagian Teknik Kimia, Fakultas Teknik UI pada tahun 1958 dan berperan besar dalam penyusunan konsep pembentukan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Prof. Soehadi merupakan perumus falsafah Tri Soko Guru (Pendidikan-ilmiah, Penelitian-ilmiah, dan Afiliasi-industri) yang merupakan landasan pengembangan ITB dan kemudian berkembang menjadi Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian pada masyarakat) atas keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Prof Tojib Hadiwidjaja pada tahun 1962, beliau jugalah pendiri dan sekaligus sekretaris pertama dari Lembaga Afiliasi dan Penelitian Industri (LAPI) ITB. Sejak tahun 1991 hingga kini saat ini, nama Prof. Soehadi Reksowardojo diabadikan sebagai nama seminar tahunan yang diselenggarakan oleh Teknik Kimia ITB.