Maen Gedhe Loedroek ITB: Sampaikan Isu Terkini Sembari Lestarikan Budaya Jawa Timur
Oleh Neli Syahida
Editor Neli Syahida
Sebagai salah satu unit seni budaya, Loedroek ITB tetap mengacu pada pakem pertunjukan ludruk yang asli pada setiap pementasannya. Ini terlihat pada pembukaan yang menampilkan Tari Remo dari Jawa Timur yang merupakan tarian yang dulu biasa dipakai sebagai penyambutan raja - raja. Lalu, juga terdapat Kidungan atau seni berbalas pantun yang diiringi musik gamelan jawa. Pantun yang dilontarkan kebanyakan berisikan sindiran terhadap isu - isu terkini di kampus, mulai dari pergerakan mahasiswa, pembangunan, hingga pergantian kepemimpinan. Ada juga penampilan Dharma Wanita yang terdiri dari beberapa mahasiwa pria yang berdandan seperti wanita. Dengan tingkah lakunya di atas panggung, mereka sukses mengundang gelak tawa penonton dengan guyonan khasnya dalam lagu gubahan mereka sendiri.
Selain itu, dalam pementasan kali ini Loedroek ITB juga melakukan improvisasi dengan menampilkan pertunjukan wayang pasir yang sebelumnya tidak pernah ditampilkan dalam Maen Gedhe. Dengan dalang Cak Fauzan Ja'far, seorang alumni Loedroek ITB, rupanya seni melukis pasir yang berpadu dengan seni mendongeng ala wayang ini sukses memukau penonton. Terlebih dengan alur cerita dan pesan yang kuat tentang pentingnya menghargai sejarah para leluhur dan pahlawan bangsa serta kewajiban seorang pemimpin sejati seperti tertuang dalam syair 'Lir - ilir'.
Hingga akhirnya, tibalah saat pertunjukan utama Maen Gedhe yang telah ditunggu - tunggu ratusan penonton yang hadir. Pementasan kali ini bercerita tentang perjuangan sesosok orang Madura bernama Sakera dalam memerdekakan tanah Bangil. Melalui cerita ini, Loedroek ITB seakan ingin mengingatkan kalangan mahasiswa akan kondisi Indonesia saat ini yang meski telah merdeka, namun tetap tidak bisa lepas dari pengaruh asing. Seperti biasa, pesan - pesan tersebut tersampaikan secara halus melalui sentilan - sentilan cerdas dan kritis ala mahasiswa. Alhasil, sekali lagi Loedroek ITB berhasil memuaskan penontonnya melalui sebuah hiburan segar yang tidak hanya sekadar lucu, namun juga mempunyai pesan moral. "Maen Gedhe kali ini sukses mengangkat banyak isu kampus dan politik Indonesia dengan cara yang sangat menghibur," komentar Slamet Riyadi (Manajemen 2012), salah satu penonton acara tersebut.
oleh : Bayu Rian A.