Mahasiswa FSRD ITB Ujian Cosplay dan Eksperimen Sosial: Belajar Psikologi Komunikasi dengan Cara Seru dan Kreatif
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB) melakukan Ujian Tengah Semester (UTS) dengan cara yang unik dan berbeda pada mata kuliah Psikologi Komunikasi.
Alih-alih melakukan ujian tertulis atau online seperti pada umumnya, ujian kali ini menghadirkan konsep yang lebih seru, yakni dengan cosplay dan eksperimen sosial.
Dosen mata kuliah Psikologi Komunikasi, Dra. Ifa Safira Mustikadara, M.Si., dari Kelompok Keahlian (KK) Komunikasi Visual dan Multimedia FSRD ITB, mengatakan bahwa konsep ujian dengan cosplay ini sudah pernah dilakukan pada tahun sebelumnya. Konsep tersebut dipilih guna membantu mahasiswa lebih memahami materi mengenai konsep diri, berekspresi, berempati, dan mempelajari berbagai karakter manusia.
"Saya ingin memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan berbeda bagi mahasiswa," ujarnya saat ditemui Senin (1/4/2024).
Sebagai informasi, UTS dengan konsep cosplay ini diikuti oleh 83 mahasiswa Angkatan 2022 dari Program Studi Desain Komunikasi Visual. Para mahasiswa yang mengikuti ujian ini menggunakan kostum berbagai karakter yang telah mereka pilih. Nampak ada mahasiswa yang menjadi karakter Shaun the Sheep, Mario Bross, SpongeBob SquarePants, atau yang menjadi karakter yang terlihat seram seperti Jigsaw dari film SAW.
Namun ada pula mahasiswa yang memilih kostum layaknya di kehidupan sehari-sehari, seperti cosplay menjadi Pak Haji, hansip, serta anak SD.
Setelah itu mereka berjalan berkeliling ITB Kampus Ganesha, dan melakukan eksperimen sosial dengan berinteraksi dengan warga kampus yang mereka temui.
Kemudian para mahasiswa pun akan mendokumentasikan proses serta hasil cosplay dan eksperimen sosial mereka di media sosial masing-masing.
"Konsep cosplay dan eksperimen sosial ini membantu mereka mengekspresikan diri dengan kreatif dan belajar tentang interaksi sosial dengan cara yang lebih nyata," kata Ifa.
Sebelumnya, beliau pun menekankan kepada para mahasiswa untuk mengetahui terlebih dahulu konsep dan referensi yang jelas para karakter yang akan mereka pilih. Hal ini bertujuan untuk memahami konsep diri mereka masing-masing, sekaligus Bagaimana caranya mengekspresikan diri kepada orang lain.
Untuk eksperimen sosial sendiri, beliau mengatakan bahwa hal ini penting guna mempelajari perilaku manusia dalam situasi sosial tertentu. Dengan adanya eksperimen sosial ini, ucapnya, dapat membantu mahasiswa memahami bahagimana faktor-faktor sosial dan psikologis yang dapat memengaruhi perilaku mahasiswa.
Antusiasme Mahasiswa dan Apresiasi Dosen
Konsep cosplay dan eksperimen sosial ini disambut dengan antusiasme oleh para mahasiswa. Banyak dari mereka yang terlihat bersemangat dan kreatif dalam mempersiapkan tugas mereka.
Salah satu mahasiswa, yakni Rebeca, mengakui sangat menikmati ujian dengan konsep cosplay ini. Dia pun mengakui bersemangat untuk menyiapkan segala sesuatunya untuk ujian tersebut.
"Konsep ini sangat seru dan menyegarkan. Ini membantu saya untuk lebih percaya diri dalam berekspresi dan tampil di depan orang lain," tuturnya.
Sementara itu, Ifa pun merasa senang dengan antusiasme dan kreativitas para mahasiswanya. "Saya melihat mereka benar-benar menikmati prosesnya dan belajar banyak dari pengalaman ini," ucapnya.
Beliau berharap dengan adanya konsep cosplay dan eksperimen sosial ini tidak hanya menjadi ujian yang menyenangkan, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi para mahasiswanya.
"Saya ingin mereka belajar tentang pentingnya komunikasi, empati, dan bagaimana mereka dapat menggunakan kreativitas mereka untuk membuat dampak positif di dunia," pungkasnya.