Mahasiswa Mikrobiologi ITB Gelar Pameran Berkonsep “Fermented Food Fun Dining 2018”

Oleh Ahmad Fadil

Editor Ahmad Fadil

BANDUNG, itb.ac.id – Siapa yang tidak senang makan? Tidak hanya masalah rasa, kegiatan makan akan menjadi menyenangkan tatkala dapat disajikan secara apik dan menarik.  Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun ini kembali menggelar pameran hasil karya mahasiswa program studi mikrobiologi. Mengusung konsep baru dengan nama “Fermented Food Fun Dining 2018”, pameran yang rutin digelar tiap tahun ini dilaksanakan pada hari Sabtu (12/05/2018) bertempat di Multipurpose Hall, Gedung CRCS Lantai 3, Kampus ITB Ganesha.

Fermented Food Fun Dining 2018 merupakan pameran ke-12 dan tahun ini berkolaborasi dengan sebuah katering penyedia makanan diet, yaitu Dietplus Bandung, sehingga terciptalah sebuah konsep “fun dining”.

Acara dimulai pada pukul 10.00 WIB dan dibagi kedalam empat sesi, Sesi 1 (Pukul 10.00-11.00 WIB), Sesi 2 (Pukul  11.00-12.00 WIB), Sesi 3 (Pukul 12.30-13.30 WIB), dan Sesi 4 (Pukul 13.30 WIB - Selesai). Setiap sesi memiliki kuota sebanyak 20 peserta. Mayoritas peserta berasal dari internal civitas akademika ITB dan masyarakat umum. Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA., turut serta menghadiri acara ini.

Makanan yang dipamerkan cukup beragam, terdiri atas tiga macam hidangan serta satu minuman: Satu hidangan main course, dua hidangan dessert, serta minuman dari teh bunga telang. Hidangan main course berupa daging wagyu (daging sapi yang memproduksi lemak tak jenuh berminyak) yang di marinasi menggunakan kecap cumi yang dibuat sendiri oleh mahasiswa Mikrobiologi ITB, kemudian tempe gembus (tempe yang dibuat dari ampas tahu kemudian dijadikan tepung dalam ukuran nano sehingga menghasilkan tekstur yang renyah dan garing), dan dilengkapi dengan saus cabai gendot yang telah dihilangkan bijinya dan di fermentasi sehingga bentuknya menyerupai spons.

Hidangan dessert yang pertama adalah manisan jeruk dekopon yang di fermentasi lalu diberi granita (cider salak) dan hidangan yang kedua adalah tape ketan yang dicairkan menggunakan susu, santan bubuk, serta VCO (Virgin Coconut Oil) agar teksturnya lebih lunak lalu dipadatkan sedikit menggunakan nitrogen, dan di percantik dengan hiasan berupa granula kecil dari yoghurt.

Terakhir, minuman yang disajikan adalah kombucha, hasil fermentasi bunga telang yang menghasilkan warna merah dan memiliki tekstur cair dan ringan layaknya teh. Hidangan tersebut dipamerkan bersama poster informatif yang berisi cara pembuatan setiap hidangan beserta khasiat yang diberikan.

Acara ini dikoordinir oleh Dr. Pingkan Aditiawati selaku dosen mata kuliah Mikrobiologi Analitik yang diberikan kepada mahasiswa mikrobiologi di semester 6. Mata kuliah yang diajarkan oleh beliau menjadi dasar pelaksanaan pameran ini.

“Jadi, di mikrobiologi analitik itu kami menganalisis makanan fermentasi, kemudian di standarisasi agar memenuhi standar BPOM, yaitu aman dan halal. Setelah di standarisasi, makanan tersebut di pamerkan seperti yang berada di acara fun dining ini.” ujar Pingkan. Beserta mahasiswa mikrobiologi angkatan 2015, ia menyiapkan fermentasi makanan tersebut kurang lebih selama satu bulan sebelum pameran (Re: bulan April). “Walaupun sebetulnya semakin lama fermentasi maka rasa yang dihasilkan semakin lezat,” ujarnya.

Mikrobiologi mencakup pengetahuan dasar tentang sel mikroba dan bioproses, keterampilan dalam menggunakan metode ilmiah, dan pengetahuan aplikasi untuk memecahkan masalah di masyarakat yang berkaitan dengan penggunaan mikroba. “Tentu saja pengetahuan ini berguna agar kualitas hidup masyarakat meningkat,” pungkasnya.

Penulis: Qinthara Silmi Faizal (TPB SBM 2017)