Narenda Wicaksono, Ikhlas Berbuat Demi Bangsa
Oleh kristiono
Editor kristiono
BANDUNG, itb.ac.id - Akhir bulan Maret 2008, Narenda Wicaksono Alumni IF ITB bersama tiga rekannya, Faisal, Raymond, dan Ronald terlibat dalam sebuah proyek pembangunan infrastruktur teknologi informasi untuk latihan gabungan Tentara Nasional Indonesia.
Narenda membangun setup Unified Communication dengan DC, Exchange, Mediation, dan OCS on top of Windows Server 2008 sehingga komunikasi dengan telepon genggam, Walkie Talky, maupun media yang sifatnya publik bisa dikurangi agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas TNI. Latihan simulasi tahap pertama sukses dilaksanakan di Sesko Bandung yang diikuti oleh kurang lebih 220 perwira menengah dan perwira atas dari Angkatan Darat, Laut, dan Udara. Mereka menggunakan Communicator, Outlook Web Access, dan Live Meeting.
“Campur tangan” mantan ketua HMIF Tahun 2005 ini berawal dari kenyataan bahwa sampai sekarang beberapa anggota TNI masih menggunakan akun surat elektronik gratis seperti Live, Gmail, dan Yahoo dalam berkomunikasi. Bahkan beberapa diantaranya menggunakan akun penukar pesan publik untuk saling bertukar informasi strategis.
Narendra berpendapat secara individu, personel TNI jauh diatas rata-rata bila dibandingkan dengan tentara negara lain, namun bila didukung dengan sistem infrastruktur IT yang memadai tentu produktivitasnya akan jadi lebih baik. “Sebagai anak bangsa, tentu kita tidak bisa membiarkan semua ini terjadi begitu saja”, ungkapnya.
Senang dan Puas
Pengalaman menghabiskan waktu kurang lebih satu minggu bersama para tentara, makan dan tidur di barak, bahkan tidak mandi beberapa hari, namun bisa berbuat sesuatu demi bangsa merupakan sebuah kepuasan yang tidak bisa dinilai dengan uang”, tulis Naren dalam blognya.
Sebulan sebelumnya, Jawara Imagine Cup 2006 ini sempat menghadiri acara wisuda Institut Teknologi Bandung. Saat itu, hampir 15 dari 30 orang rekan wisudanya memutuskan untuk bekerja di luar negeri, termasuk orang yang ia kasihi! Bagi Naren, tawaran bekerja di luar memang terkadang cukup menggiurkan. Namun hati kecilnya mengatakan banyak hal yang bisa dilakukan di negeri ini. Lantas, jika orang mudanya berbondong-bondong pergi, siapa lagi yang akan membangun bangsa ini?