Pameran Hasil Penelitian, Wujud ITB sebagai Research-Based University

Oleh Ria Ayu Pramudita

Editor Ria Ayu Pramudita

BANDUNG, itb.ac.id - ITB telah mengadakan Pemeran Hasil Penelitian pada Kamis dan Jumat lalu (17-18/02/11). Pameran tersebut merupakan unjuk karya hasil riset dosen-dosen ITB  selama tahun 2010, menggunakan dana bantuan penelitian antara lain dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) dan dari ITB sendiri. Pameran tersebut mendapatkan respon yang sangat positif. Hal ini terbukti dari banyaknya panel-panel bertempelkan poster penelitian yang berjajar memenuhi Aula Timur. Sebanyak 225 poster penelitian berbagai kelompok keahlian dari seluruh fakultas dan sekolah di ITB, mencoba memamerkan ekselensinya. Berbagai kalangan baik mahasiswa maupun umum terlihat berseliweran membaca poster-poster penelitian tersebut.
Selama ini, ITB memang secara rutin menyalurkan dana hibah kepada para dosen untuk melakukan penelitian secara aktif. Dana penelitian tersebut tidak hanya datang dari ITB saja, namun juga dari Dikti dan pihak-pihak swasta. Untuk mendapatkan dana penelitian tersebut, seorang dosen harus membuat proposal penelitian yang memenuhi beberapa persyaratan. "Persaingan yang terjadi cukup ketat, perbandingannya adalah setiap 3 proposal yang masuk, hanya 1 yang berhasil mendapatkan dana penelitian," jelas Eddy Soewono, Staf Ahli Kantor Wakil Rektor Bidang Riset dan Teknologi ITB, saat ditemui.

Untuk persyaratannya sendiri, Rajesri Govindaraju dari LPPM ITB sebagai Ketua Tim Penyeleksi menyatakan bahwa ada beberapa hal yang harus dimiliki sebuah proposal penelitian jika ingin mendapatkan dana hibah. Pertama, proposal tersebut harus memiliki urgensi keilmuan yang tinggi, bisa dalam hal mengisi gap dalam teori yang sudah ada, maupun memberikan dampak sosial ekonomi yang signifikan terhadap masyarakat.

Lalu, keaktifan dan track record dari peneliti juga harus diperhatikan. Semakin sering peneliti tersebut melakukan riset dan berhasil, tentunya akan lebih mudah mendapatkan dana penelitian. Keterlibatan mahasiswa dalam penelitian juga merupakan nilai tambah, karena dengan melakukan riset bersama, mahasiswa tersebut tentunya akan lebih berwawasan dan diharapkan mampu menginisiasi riset serupa lainnya. Selain syarat-syarat di atas, juga ada beberapa syarat lain seperti lintas disiplin (lebih baik), janji output (target publikasi jurnal nasional/internasional), dan skala dari prototipe yang dibuat (skala pilot/industri tentunya lebih dihargai daripada skala laboratorium).

Dalam Pameran Hasil Penelitian 2010 ini, selain penelitian-penelitian dari kelompok-kelompok keahlian yang ada di ITB, juga terdapat beberapa Riset Unggulan. Riset Unggulan ini merupakan riset dalam bidang-bidang yang diunggulkan oleh Senat Akademik. Untuk tahun 2010, bidang-bidang tersebut adalah teknologi informasi dan komunikasi, bioteknologi, energi, infrastruktur, dan perencanaan wilayah.

Mengaktifkan Penelitian

Hasil-hasil riset yang sudah dilakukan secara rutin oleh ITB ini, sebelumnya dipublikasikan dengan cara yang berbeda. Pada tahun-tahun sebelumnya, biasanya dipilih salah satu dari sekian banyak riset yang telah rampung, lalu diseminarkan ke khalayak umum. Namun ternyata metode tersebut kurang mampu menjaring massa yang cukup banyak, sehingga beralihlah sistem publikasi hasil penelitian ini menjadi pameran poster hasil penelitian. Dengan begitu orang-orang yang ingin datang bisa datang kapan saja, membaca apa yang ingin dibaca, dan apabila beruntung, bisa berbincang langsung dengan penelitinya. Target utamanya adalah mahasiswa S2 dan S3, namun tidak menutup kemungkinan mahasiswa S1 untuk datang dan melihat-lihat.

Rajesri berharap dengan adanya dana bantuan penelitian dan Pameran Hasil Penelitian 2010 ini agar semangat civitas akademika ITB untuk meneliti semakin meningkat. Selama ini, 70% dari penerima dana bantuan penelitian adalah orang-orang yang sama. Harapan untuk ke depannya adalah lebih banyak lagi spektrum civitas akademika ITB yang bersemangat dalam melakukan penelitian, dan mewujudkan ITB sebagai Research-based University seperti yang sudah diinisiasi sejak masa kepemimpinan Kusmayanto Kadiman sebagai Rektor ITB.