Pangalengan Geotourism Festival, Kolaborasi KKN ITB dan UGM
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Mahasiswa KKN-K (Kuliah Kerja Nyata-Kolaborasi) ITB ikut menyukseskan Pangalengan Geotourism Festival (PGF) 6.0 pada 6 Agustus 2023. Kegiatan tahunan yang telah dilangsungkan sejak 2018 ini merupakan kolaborasi dengan mahasiswa KKN-PPM (Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat) UGM.
Tujuan dari PGF adalah untuk mengenalkan potensi-potensi yang dimiliki Pangalengan kepada khalayak luas dengan melibatkan dan memberdayakan masyarakat lokal.
Desa Margamukti menjadi tuan rumah penyelenggaraan PGF tahun ini yang mengangkat tema “Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Pangalengan Menuju Kecamatan yang Maju dan Sejahtera.” Kegiatan digelar di Lapangan Desa Margamukti dan mendapat atensi dari masyarakat. Sebanyak 500 peserta mengikuti senam massal yang menjadi pembuka kegiatan.
“Serangkaian kegiatan PGF 6.0 terdiri dari senam massal, cek kesehatan gratis, pertunjukan seni, dan bazar UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Cek kesehatan sendiri dilakukan oleh mahasiswa KKN ITB dan UGM yang menekuni bidang kesehatan, seperti Gizi dan Farmasi. Tercatat sekitar 150 masyarakat ikut berpartisipasi dalam cek kesehatan ini,” tutur Anugrah Sasi Raya, mahasiswi Manajemen Kebijakan Publik UGM 2020. Pertunjukan seni dibawakan oleh masyarakat lokal, seperti tari jaipong, calung, pencak silat, karawitan sunda, dan kacapi suling. Pengunjung juga bisa menikmati 24 stand UMKM yang disediakan.
Selain memiliki keragaman budaya dan lanskap yang indah, desa ini juga menyimpan potensi geothermal. Namun, potensi tersebut masih dikuasai oleh pihak swasta. “Kami menyediakan sebuah stand geothermal untuk memperkenalkan dan mengedukasi terkait energi terbarukan yang ada di Pangalengan agar kelak bisa dicicipi manfaatnya bagi masyarakat,” ujar Ahmad Sudais (PWK ‘21).
Aparat setempat mendukung penuh kegiatan PGF. “PGF dapat memicu peningkatan pemasaran pariwisata Pangalengan. Seluruh komponen masyarakat diikutsertakan, baik itu penggerak pariwisata maupun pelaku usaha. Ke depannya, ditargetkan festival ini bisa terus berlanjut dan menggaet lebih banyak kolaborasi antar berbagai pihak,” ujar camat Pangalengan, Hidayat Ramdhan.
Muhammad Al-Farisi mengungkapkan harapannya agar PGF dapat menghidupkan geliat kesenian dan UMKM Pangalengan. “Semoga acara ini dapat menggugah semangat masyarakat Pangalengan untuk merawat budaya dan bisnis UMKM yang dijalankan. Masyarakat diharapkan juga lebih melek akan pentingnya menjaga kesehatan diri sendiri maupun lingkungan,” kata mahasiswa Teknik Mesin ITB 2021 tersebut.
Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)