Pelatihan Uji Mutu Biodiesel
Oleh Muhammad Arif
Editor Muhammad Arif
Kelompok Studi Biodiesel Program Studi Teknik Kimia ITB bekerjasama dengan RUSNAS Sawit 2006 pada hari Senin-Selasa, 13-14 November 2006 mengadakan Pelatihan Uji Mutu Biodiesel. Biodiesel merupakan salah satu jenis bahan baker alternatif yang ramah lingkungan dan kini mulai banyak diproduksi di dalam negeri. Pelatihan ini ditujukan untuk memberi bekal kepada peserta agar mampu menganalisa secara mandiri kadar gliserol bebas, gliserol terikat, angka asam, angka penyabunan dan mampu menghitung kadar ester dalam biodiesel.
Peserta yang hadir berjumlah 7 orang dari 9 orang peserta yang terdaftar. “Awalnya kami memberikan kapasitas sebanyak 16 orang, tapi alat-alat yang ada di sini terbatas,” ucap Dwi (TK’97), salah seorang tim Biodiesel Teknik Kimia ITB. Peserta yang hadir sebagian besar berasal dari kalangan industri pengguna maupun produsen biodiesel. Menurut salah satu peserta dari Kaltim, pelatihan tersebut memberikan banyak masukan terutama dalam menguji kualitas biodiesel dan mudah dalam penerapannya.
Pelatihan ini hadir dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa ada banyak laboratorium uji mutu bahan bakar di Indonesia, tapi tidak ada yang spesifik menguji mutu biodiesel. Pengujian mutu biodiesel itu penting karena standar mutu biodiesel telah ditetapkan. “Sebenarnya, sampel hasil produksi bisa saja diuji di laboratorium uji mutu bahan bakar. Akan tetapi, kadar fosforny harus terus diawasi,” jelas Dwi lagi. Pengawasan kadar fosfor sangat penting bagi biodiesel dan berkaitan erat dengan mutu biodiesel itu sendiri.
Peserta yang hadir berjumlah 7 orang dari 9 orang peserta yang terdaftar. “Awalnya kami memberikan kapasitas sebanyak 16 orang, tapi alat-alat yang ada di sini terbatas,” ucap Dwi (TK’97), salah seorang tim Biodiesel Teknik Kimia ITB. Peserta yang hadir sebagian besar berasal dari kalangan industri pengguna maupun produsen biodiesel. Menurut salah satu peserta dari Kaltim, pelatihan tersebut memberikan banyak masukan terutama dalam menguji kualitas biodiesel dan mudah dalam penerapannya.
Pelatihan ini hadir dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa ada banyak laboratorium uji mutu bahan bakar di Indonesia, tapi tidak ada yang spesifik menguji mutu biodiesel. Pengujian mutu biodiesel itu penting karena standar mutu biodiesel telah ditetapkan. “Sebenarnya, sampel hasil produksi bisa saja diuji di laboratorium uji mutu bahan bakar. Akan tetapi, kadar fosforny harus terus diawasi,” jelas Dwi lagi. Pengawasan kadar fosfor sangat penting bagi biodiesel dan berkaitan erat dengan mutu biodiesel itu sendiri.