Pentingnya Sebuah Ekosistem sebagai Solusi dalam Permasalahan Bisnis

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id--Ekosistem bisnis adalah pencipta nilai. Istilah ini telah ramai dibicarakan sejak tahun 2000-an. Namun, apa sebenarnya pengertian dari ekosistem bisnis dan apa saja persoalan yang ada di dalamnya?

Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB melalui seri webinar bertemakan “Business Ecosystem: The Rise and Fall” mencoba memperkenalkan istilah ekosistem bisnis di Indonesia. Dengan mendatangkan pakar dari SBM ITB serta kalangan praktisi, webinar ini menjadi forum diskusi bersama yang membahas ekosistem bisnis secara komprehensif.

“Pengertiannya sederhana, menurut Moore, ekosistem bisnis digunakan untuk menggambarkan bagaimana komunitas ekonomi bekerja,” ucap Togar Simatupang, Jumat (26/02/2021).
Guru besar dalam bidang sains manajemen dan sistem inovasi tersebut menjelaskan bahwa ekosistem bisnis bukan hanya kumpulan pelaku bisnis, tetapi sistem sosial yang komplek. Dengan adanya ekosistem ini, akan menjadi solusi terhadap bagaimana meningkatkan kinerja bisnis.

Lebih lanjut, Reza Ashari Nasution mengungkapkan bahwa terminologi ekosistem bisnis diadopsi dari ekosistem yang ada di biologi. Dari ekosistem biologi dapat dilihat bahwa setiap makhluk hidup saling berinteraksi satu sama lain dengan lingkungannya dan terinterkoneksi dengan sumberdaya. “Esensi dari ekosistem adalah sumberdaya yang saling interkoneksi,” imbuhnya.

Dalam konteks ekosistem bisnis, ia mengungkapkan bahwa 7 perusahaan terbaik di dunia didominasi oleh perusahaan yang memiliki ekosistem. Hal ini dikarenakan oleh kemampuan mereka dalam menemukan sumber daya, berkoneksi, dan mengidentifikasi untuk membangun kekuatan.

Ekosistem Bisnis Startup dan Musik

Wawan Dhewanto, dengan mengutip dari Startupblink.com memaparkan bahwa Jakarta berada di peringkat 41 sebagai kota dengan ekosistem startup terbaik di dunia. Peringkat tersebut sudah tergolong sangat baik di Asia. Dalam paparannya ia juga menyajikan beberapa perusahaan startup asal Indonesia yang sudah memiliki valuasi yang tinggi dengan didukung oleh sebuah ekosistem yang mendukung. Ekosistem tersebut terdiri dari budaya, kebijakan, dukungan, modal insani, dan pasar.

“Ekosistem kewirausahaan ibarat sebagai tanah yang subur di mana yang tumbuh di sana jauh lebih sukses dibanding yang tumbuh sendirian di tanah yang gersang,” imbuhnya. Ketua Prodi Kewirausahaan SBM ITB dari 2013-2018 tersebut juga menekankan pentingnya networking dalam membangun sebuah ekosistem.

Dari industri musik, Irfan Aulia menjelaskan bahwa ekosistem bisa berevolusi. Ia mencontohkan dalam ekosistem musik sudah terjadi sebanyak 3 kali evolusi, mulai dari era fisik, disrupsi digital 1.0, dan disrupsi digital 2.0. Dengan adanya evolusi tersebut, ia menekankan pentingnya digital marketing, membangun sebuah ekosistem dari pada aktivitas silo, dan membuka peluang untuk kerjasama dan kolaborasi. “Industri yang serba digital saat ini, kita harus adaptif untuk menjaga ekosistem,” tutup mantan gitaris grup band Samson tersebut.

Reporter: Deo Fernando (Kewirausahaan, 2018)