Rektor ITB Ajak Wisudawan Menengok Masa Depan Dunia

Oleh Muhammad Arief Ardiansyah

Editor Muhammad Arief Ardiansyah

BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung baru saja menyelenggarakan Wisuda Ketiga Tahun Akademik 2016/2017. Seperti halnya pada wisuda-wisuda sebelumnya, Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA kembali memberikan pidato sambutan bagi seluruh wisudawan, keluarga serta para tamu undangan yang hadir. Pidato yang disampaikan pada hari Sabtu (22/07/17) di Gedung Sasana Budaya Ganesa itu berjudul “Meneropong dan Menyiapkan Masa Depan”. Lewat pidato tersebut, Rektor ITB mengajak seluruh hadirin berjalan-jalan ke masa depan dengan sajian data dan fakta yang ciamik.

Pidato tersebut dimulai dengan paparan Prof. Kadarsah terkait pendapat para ahli mengenai masa depan dunia. Beliau mengutip pendapat dari Daniel H. Pink, seorang penulis terkenal abad 21 yang pernah menjabat sebagai Wakil Produser Eksekutif saluran National Geographic. Menurut Pink dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 2005 dengan judul A Whole New Mind: Why Right-brainers will Rule the Future, perkembangan dunia dapat dibagi kedalam 4 era, yakni: (1) era agraria, (2) era industri, (3) era informasi, dan (4) era konseptual. Kita sendiri kini berada dalam pergerakan menuju era konseptual dari era informasi dengan adanya pembangunan ekonomi dan masyarakat yang berbasis pada empathic dan inventive.


Jenis Teknologi yang Masih Akan Eksis di Masa Depan 

Mengutip laporan dari Forbes pada tahun 2016, Prof. Kadarsah menyampaikan beberapa jenis teknologi yang diperkirakan akan tetap dominan hingga di masa yang akan datang. Pertama ialah IoT (Internet of Things) dan smart home tech yang merupakan perluasan dari konektivitas internet dan teknologi rumah cerdas. Teknologi semacam ini contohnya bangunan cerdas yang mampu melakukan optimalisasi energi sendiri, lampu yang mampu mengontrol pencahayaan sesuai kecerahan cuaca, dan kulkas yang mampu memberitahu isi didalamnya kepada sang pemilik hanya melalui koneksi internet atau fasilitas SMS.

Jenis teknologi kedua yang dibahas oleh Rektor ITB ialah teknologi AR dan VR (Augmented and Virtual Reality). Teknologi ini merupakan penggabungan antara dunia nyata dan dunia maya, seperti misalnya orang dapat berlibur ke daerah bersalju dari dalam rumah atau mencoba beberapa jenis baju secara online tanpa harus memegang bajunya secara fisik. Teknologi yang sudah banyak ditemukan di berbagai jenis permainan (game) ini bahkan sudah banyak digunakan dalam dunia medis dan militer.

Adapun jenis teknologi lain yang diperkirakan akan dominan di masa depan ialah Physical – Digital Integration atau dalam bahasa Indonesia disebut integrasi antara dunia fisik dengan dunia digital. Rektor ITB mencontohkan teknologi ini dengan printer 3-dimensi. Printer 3-dimensi memungkinkan orang untuk mencetak barang-barang secara real dan bukan sekedar gambar 2-dimensi belaka. “Dapat dibayangkan bahwa saat ini rumah mulai dicetak (di-“print”) dan bukan dibangun seperti yang sudah dilakukan di China, Belanda, USA, Swiss, Dubai, dan lain-lain. Mungkin suatu saat istilah membangun rumah akan berubah menjadi mencetak rumah,” tutur Rektor ITB sambil tersenyum kearah para wisudawan dari program studi Teknik Sipil.


Isu Dunia Masa Depan 

Selain membahas tentang perkembangan teknologi, Prof. Kadarsah juga menyinggung beberapa isu dunia masa kini yang diperkirakan masih akan terus menjadi perhatian utama hingga di masa depan. Isu-isu tersebut ialah isu pangan, kesehatan, energi dan lingkungan. Keempat isu tersebut pernah dituliskan oleh Prof. Robert Huber (peraih Nobel Laureate bidang Kimia tahun 1998) tatkala ia berkunjung ke ITB pada tahun 2011. Dalam plakatnya yang dipasang di gedung Kimia FMIPA ITB beliau menulis, “Food, energy, health, and environment are the huge challenge for mankind, but we have a capacity for a solution – it is in the brain our young people.”

Rektor ITB mengambil contoh sebuah isu energi yang kini sedang amat gencar diperbincangkan, yakni sel bahan bakar (fuel cell). Sel tersebut memanfaatkan proses elektrokimia pada senyawa air agar didapatkan sel hidrogen yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan bakar. “Jika produksi hidrogen berhasil diperoleh dari air dengan efisiensi yang memadai, mungkin dapat menjadi sumber energi alternatif yang membuka lapangan kerja baru. Maka negara yang akan kaya di masa depan bisa jadi merupakan negara yang memiliki wilayah laut yang besar. Kita bersyukur Indonesia memililki wilayah laut hampir 70% dari total wilayah yang kita miliki,” jelas Prof. Kadarsah disambut tepuk tangan para hadirin.


Pesan Terakhir untuk Para Wisudawan 

Dengan perkembangan teknologi dan isu masa depan yang semakin menantang, para wisudawan ITB tentu diharapkan mampu memberikan signifikan bagi masyarakat luas pada masa mendatang. “Saya ingatkan kembali bahwa untuk menghadapi masa depan yang diperlukan bukan hanya rasio, namun rasa, raga dan religi juga merupakan modal yang penting,” tutur Rektor ITB kepada para wisudawan.

“Teruslah berkarya dan jadilah pemimpin, baik untuk diri sendiri, keluarga, lingkungan dan bangsa. Tetaplah teguh untuk berjalan di jalan yang benar. Semoga niat baik kita akan menghasilkan manfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat dan menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta serta selalu mendapat ridho dari Allah SWT,” tutup Prof. Kadarsah mengakhiri pidato sambutan ini.