Rektor ITB : Penerima Beasiswa Harus Tingkatkan Prestasi
Oleh Nofri Andis
Editor Nofri Andis
BANDUNG, itb.ac.id - Rektor Institut Teknologi Bandung Prof. Akhmaloka menghimbau setiap mahasiswa penerima beasiswa agar bisa meningkatkan prestasi akademik mereka. Hal ini disampaikan beliau saat membuka acara tatap muka Paguyuban Karya Salemba Empat (KSE), Sabtu (13/11/10).
"Ketika mendapat beasiswa, artinya yang membiayai pendidikan bukan hanya orang tua, tapi juga masyarakat," jelas beliau.
Karena itu, beliau mengatakan penerima beasiswa harus bisa belajar lebih baik karena mereka mengemban tanggung jawab yang lebih besar. "Dapat beasiswa, ga boleh malas."
Akhmaloka menjelaskan, beasiswa sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya biaya pendidikan.
"Sekolah baik, semakin mahal, wajar," kata beliau.
Namun, harus ditinjau juga siapa yang harus membayar mahal untuk biaya pendidikan. "Bisa dari orang tua atau share (beasiswa - red)."
Beasiswa pendidikan bisa bersumber dari pemerintah, perusahaan, yayasan, atau dari masyarakat bersosial ekonomi tinggi. ITB sendiri menyediakan subsidi silang pendidikan dari mahasiswa yang masuk melalui jalur khusus.
Peningkatan mutu pendidikan terkait dengan potensi ekonomi Indonesia pada 2040 atau 2050. "Ekonom mengatakan, saat itu Asia akan menjadi pusat perekonomian dengan Cina dan India sebagai raksasanya," jelas beliau.
Menindaklanjuti hal tersebut, Akhmaloka mengatakan Indonesia harus bisa menjadi penyedia jasa dan teknologi. Peningkatan mutu sumber daya manusia akan membuat Indonesia tidak hanya menjadi konsumen tapi juga produsen.
Namun, saat ini Indonesia hanya memiliki sepuluh hingga dua puluh ribu doktor. Sepertiga dari mereka merupakan doktor sains dan teknologi. Jika dibandingkan dengan banyaknya penduduk, jumlah tersebut tidak sampai satu persen. Para doktor tersebut pada umumya berada di universitas.
"Doktor yang berada di tengah masyarakat sangat langka. Indonesia harus men-double-kan jumlah doktor," kata beliau.
Karena itu, beliau mengungkapkan beasiswa untuk membantu biaya pendidikan sangat penting. "Tidak mungkin pendidikan tanpa biaya," kata beliau.
Menyambung sambutan rektor ITB, perwakilan KSE Tatang Taufik mengatakan pihak yayasan selalu memantau perkembangan akademik penerima beasiswa.
"Sekitar delapan puluh persen mahasiswa yang kami bantu menunjukkan peningkatan prestasi akademik," papar Tatang.
Karena itu, beliau mengatakan penerima beasiswa harus bisa belajar lebih baik karena mereka mengemban tanggung jawab yang lebih besar. "Dapat beasiswa, ga boleh malas."
Akhmaloka menjelaskan, beasiswa sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya biaya pendidikan.
"Sekolah baik, semakin mahal, wajar," kata beliau.
Namun, harus ditinjau juga siapa yang harus membayar mahal untuk biaya pendidikan. "Bisa dari orang tua atau share (beasiswa - red)."
Beasiswa pendidikan bisa bersumber dari pemerintah, perusahaan, yayasan, atau dari masyarakat bersosial ekonomi tinggi. ITB sendiri menyediakan subsidi silang pendidikan dari mahasiswa yang masuk melalui jalur khusus.
Peningkatan mutu pendidikan terkait dengan potensi ekonomi Indonesia pada 2040 atau 2050. "Ekonom mengatakan, saat itu Asia akan menjadi pusat perekonomian dengan Cina dan India sebagai raksasanya," jelas beliau.
Menindaklanjuti hal tersebut, Akhmaloka mengatakan Indonesia harus bisa menjadi penyedia jasa dan teknologi. Peningkatan mutu sumber daya manusia akan membuat Indonesia tidak hanya menjadi konsumen tapi juga produsen.
Namun, saat ini Indonesia hanya memiliki sepuluh hingga dua puluh ribu doktor. Sepertiga dari mereka merupakan doktor sains dan teknologi. Jika dibandingkan dengan banyaknya penduduk, jumlah tersebut tidak sampai satu persen. Para doktor tersebut pada umumya berada di universitas.
"Doktor yang berada di tengah masyarakat sangat langka. Indonesia harus men-double-kan jumlah doktor," kata beliau.
Karena itu, beliau mengungkapkan beasiswa untuk membantu biaya pendidikan sangat penting. "Tidak mungkin pendidikan tanpa biaya," kata beliau.
Menyambung sambutan rektor ITB, perwakilan KSE Tatang Taufik mengatakan pihak yayasan selalu memantau perkembangan akademik penerima beasiswa.
"Sekitar delapan puluh persen mahasiswa yang kami bantu menunjukkan peningkatan prestasi akademik," papar Tatang.