Seminar Internasional Dies Emas ITB: Pengelolaan Lingkungan, Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Oleh kristiono
Editor kristiono
BANDUNG, itb.ac.id - Sejak tahun 2001, proses desentralisasi menandai adanya transfer tanggung jawab penyediaan infrastruktur dari pemerintah pusat kepada pemerintah lokal. Sayangnya, proses ini belum diimbangi dengan sinergitas strategi pembangunan antar level administrasi pemerintah. Akibatnya, banyak terjadi inkonsistensi kebijakan antara daerah satu dengan yang lain maupun antara kebijakan infrastruktur daerah dengan strategi di level nasional. Padahal infrastruktur yang terkelola baik menjadi syarat penggerak pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya saing global, sekaligus peningkatan akses masyarakat kepada kesehatan, komunikasi, konstruksi, transportasi, energi, manufaktur dan pendidikan.
Isu mengenai kapasitas, kondisi, dan persoalan pengelolaan infrastruktur di Indonesia menjadi topik penting disamping bioteknologi, energi, teknologi informasi pedesaan, dan seni. Oleh sebab itu, dalam peringatan ulang tahunnya yang ke-50, Institut Teknologi Bandung mengundang komunitas ilmiah dan masyarakat untuk mendiskusikan isu sekaligus solusi persoalan lingkungan, infrastruktur dan pengembangan wilayah di Indonesia dalam sebuah Seminar Internasional bertajuk "Environmental Management, Infrastructure and Regional Development : Trends, Issues and Challenges Confronting Regional Development, Infrastructure and Environment in Developing Countries".
Seminar yang dilaksanakan selama dua hari, 18-19 Juni 2009 ini bertujuan untuk menghasilkan pemahaman mendalam perihal tantangan di bidang lingkungan hidup, infrastruktur dan pengembangan wilayah di negara sedang berkembang, khususnya Indonesia, jika dihadapkan pada situasi seperti kemiskinan, pengangguran, kelangkaan pangan, polusi, dan perubahan iklim.
Guna mendiskusikan persoalan tersebut, hadir dalam seminar ini diantaranya Mantan Menteri Lingkungan Hidup Prof. Emil Salim, Mantan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Bambang PS Brodjonegoro, Peraih Penghargaan Lingkungan Goldman 2009 Yuyun Ismawati, Peneliti Energi dari Universitas Tohoku, Jepang Prof Richard L Smith Jr dan Dr. Takeo Saitoh, serta Prof. Hubert J Gijzen dari Unesco. Masing-masing memaparkan ide, gagasan dan pemikiran mereka seputar topik pembangunan berkelanjutan, energi terbarukan, manajemen sumberdaya air, serta hasil-hasil penelitian menyangkut pengelolaan lingkungan dan infrastruktur.
Yuyun Iswamati, alumni Jurusan Teknik Lingkungan ITB, menyampaikan pengalamannya menggerakan masyarakat untuk mencintai sampah melalui strategi pengelolaan sampah dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Bersama LSM BaliFokus dan dengan didukung beberapa pemerintah daerah di Indonesia, Yuyun kini berhasil membangun MCK terpadu di 98 lokasi permukiman padat perkotaan di Indonesia.
Adapun dua peneliti dari Jepang Dr. Takeo Saitoh dan Prof Richard L Smith mengenalkan teknologi mesin generasi baru yang lebih efisien serta energi terbarukan yang berasal dari ampas tebu. Sedangkan, Prof Hubert J Gijzen, Regional Director and Representative UNESCO Indonesia, menyoroti persoalan air bersih di masa depan.
Seminar Internasional Lingkungan yang diinisiasi oleh Pusat Penelitian Pengelolaan Lingkungan, Pengembangan Wilayah dan Infrastruktur ITB ini juga menjadi ajang bagi para peneliti dalam mengkomunikasikan hasil penelitian mereka kepada masyarakat.
Seminar yang dilaksanakan selama dua hari, 18-19 Juni 2009 ini bertujuan untuk menghasilkan pemahaman mendalam perihal tantangan di bidang lingkungan hidup, infrastruktur dan pengembangan wilayah di negara sedang berkembang, khususnya Indonesia, jika dihadapkan pada situasi seperti kemiskinan, pengangguran, kelangkaan pangan, polusi, dan perubahan iklim.
Guna mendiskusikan persoalan tersebut, hadir dalam seminar ini diantaranya Mantan Menteri Lingkungan Hidup Prof. Emil Salim, Mantan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Bambang PS Brodjonegoro, Peraih Penghargaan Lingkungan Goldman 2009 Yuyun Ismawati, Peneliti Energi dari Universitas Tohoku, Jepang Prof Richard L Smith Jr dan Dr. Takeo Saitoh, serta Prof. Hubert J Gijzen dari Unesco. Masing-masing memaparkan ide, gagasan dan pemikiran mereka seputar topik pembangunan berkelanjutan, energi terbarukan, manajemen sumberdaya air, serta hasil-hasil penelitian menyangkut pengelolaan lingkungan dan infrastruktur.
Yuyun Iswamati, alumni Jurusan Teknik Lingkungan ITB, menyampaikan pengalamannya menggerakan masyarakat untuk mencintai sampah melalui strategi pengelolaan sampah dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Bersama LSM BaliFokus dan dengan didukung beberapa pemerintah daerah di Indonesia, Yuyun kini berhasil membangun MCK terpadu di 98 lokasi permukiman padat perkotaan di Indonesia.
Adapun dua peneliti dari Jepang Dr. Takeo Saitoh dan Prof Richard L Smith mengenalkan teknologi mesin generasi baru yang lebih efisien serta energi terbarukan yang berasal dari ampas tebu. Sedangkan, Prof Hubert J Gijzen, Regional Director and Representative UNESCO Indonesia, menyoroti persoalan air bersih di masa depan.
Seminar Internasional Lingkungan yang diinisiasi oleh Pusat Penelitian Pengelolaan Lingkungan, Pengembangan Wilayah dan Infrastruktur ITB ini juga menjadi ajang bagi para peneliti dalam mengkomunikasikan hasil penelitian mereka kepada masyarakat.