Studium Generale ITB: Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Masa Depan Transportasi di Indonesia

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id – Kuliah Umum Studium Generale Institut Teknologi Bandung (ITB), Rabu (20/09/2023), menghadirkan narasumber Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia (Persero), Didiek Hartantyo, yang memaparkan materi "Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Masa Depan Transportasi di Indonesia". Kuliah yang dilaksanakan bauran tersebut berlangsung di Aula Barat ITB Kampus Ganesha dan dihadiri civitas academica ITB.

Beliau menyampaikan proyek terbaru yang saat ini masih berlangsung, Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Proyek ini merupakan hasil kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok. Tiongkok membawa teknologi kereta api cepat yang sudah terbukti berhasil dengan jaringan kereta api cepat sepanjang 40.000 km.

Proyek KCJB didanai dengan struktur kepemilikan 60% oleh BUMN Indonesia melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), dan 40% oleh BUMN Tiongkok melalui Beijing Yawan HSR Co., Ltd.

Proyek ini merupakan langkah besar dalam upaya memodernisasi transportasi di Indonesia. Pemerintah Indonesia memilih teknologi kereta api cepat karena kecepatan dan efisiensinya.

Terkait peranan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dalam proyek ini, awalnya PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang terdiri atas PT. KAI, PT. Wijaya Karya (Persero) atau WIKA, Jasa Marga, dan PTPN VIII, memegang peran utama dalam proyek ini. Namun, seiring berjalannya waktu dan pertimbangan tertentu, PT. KAI diminta pemerintah menjadi leading sponsor proyek ini sesuai dengan Perpres 93/2021.

Sebanyak 25% dana proyek ini berasal dari ekuitas pemegang saham, sementara 75% dibiayai melalui pinjaman dari Chinese Development Bank (CDB) sebagai pemberi pinjaman proyek. Kontraktor yang terlibat dalam proyek ini juga dibagi. Sebanyak 30% oleh kontraktor BUMN Indonesia (seperti WIKA) dan 70% oleh kontraktor Tiongkok. Hal ini berdasarkan pengalaman dan kompetensi mereka dalam mengerjakan bagian tertentu proyek.

Saat ini proyek KCJB mencapai 97,82%. Hampir seluruh infrastruktur pendukung termasuk jalur kereta api, stasiun, dan jembatan sudah selesai dibangun.

Dengan jalur sepanjang 142.3 km, KCJB ini membentang dari Stasiun Halim Jakarta Timur hingga Stasiun Tegalluar di Bandung bagian timur.

Beliau menjelaskan dampak proyek terhadap aspek sosial dan ekonomi. Diketahui, tenaga kerja lokal yang terserap mencapai 13.477 orang, terjadi pula transfer teknologi dan pengetahuan, serta kontribusi terhadap pendapatan negara yang mencapai Rp10,3 triliun.

Beliau berharap proyek KCJB akan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Indonesia, mengurangi kemacetan lalu lintas, dan memberikan alternatif transportasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)

Editor: M. Naufal Hafizh