Talkshow bersama Andy : "Bagaimana Karya Mahasiswa untuk Bangsa?"
Oleh niken
Editor niken
Bandung, itb.ac.id - Bertempat di Aula Barat, Sabtu(22/3) malam, unit Maha Gota Ganesha (MGG) ITB membuka diskusi "Bagaimana Karya Mahasiswa untuk Bangsa" dengan keanggunan tarian Balinya. Hadir sebagai moderator, Andy F. Noya, pemilik acara Kick Andy pada sebuah stasiun televisi swasta. Turut hadir, Rektor ITB, Prof. Dr. Djoko Santoso, MsC dan dua mantan rektor ITB, Kusmayanto Kadiman, sekarang menjabat Menristek dan Prof. Dr. Ir. Wiranto Aris Munandar, rektor ITB periode 88-97 sebagai pembicara.
"Semua yang berhasil masuk ITB ini berdosa, atas mengalahkan ribuan orang lainnya. Dosa itu bisa dikurangi dengan cara berhasil menciptakan lapangan kerja setelah lulus dari ITB, tapi justru dosanya berlipat ganda jika lulus dari ITB tetap masih cari kerja ke orang lain." ujar Kusmayanto. Pendapatnya, keinsinyuran itu bukan hanya gelar, tetapi merupakan cara bagaimana kita memberikan nilai lebih baik dari apa yang kita punya. Setelah menyelesaikan bidang akademis, diharapkan mahasiswa ITB dapat memberikan hasil yang dapat diaplikasikan di masyarakat.
Selanjutnya, Wiranto berpendapat bahwa dari fasilitas, pendidikan di Indonesia masih sangat kalah dibanding negara lain. Akan tetapi apabila pendidikan tersebut dimulai dari satu hal kecil yaitu disiplin, maka nantinya pendidikan akan menghasilkan sesuatu yang konkrit bagi semua. Apa yang Beliau maksud dengan disiplin? "Disiplin itu sederhana, hanya dengan menaati aturan dan menepati janji, pasti kita akan menghasilkan sesuatu yang sangat baik."
Talkshow menjadi lebih hangat dan hidup diselingi "guyonan" dari Andy. Dihadapkan dengan pertanyaan mengenai bagaimana mahasiswa ITB mampu bersaing, Rektor mengungkapkan, bahwa di Indonesia yang dibutuhkan oleh mahasiswa adalah modal insani. Dengan adanya modal insani, antara pendidik dan yang dididik tidak bakal ada beban. Selain itu, diperlukan juga kesinergian dari berbagai didiplin ilmu yang ada untuk menciptakan manusia yang mampu bertarung di kehidupan nyata.
Bintang tamu lain yang hadir sebagai pembicara yaitu Dolly dari Tim Palapa Himpunan Mahasiswa Elektro. Bersama puluhan teman dari Palapa, Dolly sedang mengaplikasikan ilmunya dengan membuat pembangkit listrik tenaga air di Desa Awiligar, Kecamatan Jayamekti Kabupaten Garut. Dipilih lokasi tersebut karena di sana belum terdapat listrik samasekali. Dolly berpendapat, dengan ilmu yang kita punya, kita akan bisa membangun nusantara.
Tidak kalah cerdasnya, Rizka, seorang siswi SMPN 5 Semarang hadir untuk berbagi ilmu dan pengalamannya. Rizka telah berhasil menemukan pewarna kain dari tumbuhan, yaitu dari kubis merah. Kubis merah ini digunakan sebagai indikator asam-basa, sehingga bisa menghasilkan warnabiru atau merah pada kain. Dengan penemuan ini, Rizka memenangkan juara di Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna LIPI.
Talkshow ini ditutup dengan penampilan dari Unit Kesenian Aceh, dan permainan angklung oleh Keluarga Pemain Angklung. Dalam momen penutupan ini, Rektor juga meluncurkan buku "Anak ITB Bicara" yang berisi essai mahasiswa ITB tentang keprofesian ala mahasiswa.