Teknik Geothermal ITB Selenggarakan Webinar Pengaruh Tektonik Skala Besar terhadap Sistem Panas Bumi

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Program Studi Magister Teknik Geothermal, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB (FTTM ITB) mengadakan Geothermal Forum dengan topik “Influence of Large-Scale Tectonics on Field-Scale Geothermal System: from Sunda, Banda, to Sangihe Arc” pada Jumat (18/2/2022). Pembicara pada webinar ini adalah Lukman Sutrisno yang juga Geologist di Ormat Geothermal Indonesia.

Lukman memulai materi dengan menjelaskan tentang ragam sistem geothermal. Ada sistem geothermal dengan komponen spasial dan juga temporal. “Geothermal system dengan komponen spasial meliputi local geothermal setting, sementara geothermal system dengan komponen temporal dikenal dengan rentang waktu yang singkat,” jelas Lukman.

Ia juga menjelaskan bahwa aspek tektonik merupakan aspek yang penting dalam sektor geothermal dalam menentukan lokasi sumber energi yang prospektif, namun di sisi lain aspek tektonik ini tak bisa dimanfaatkan terlalu banyak karena aspek tektonik tak bisa memprediksi keprospektifan tersebut sepenuhnya.

Ia juga menjelaskan bahwa karakteristik dari lokasi geothermal Indonesia sangat beragam. “Sebagai contoh, flow dari lokasi geothermal di Sumatera sangat kompleks dan heterogenitasnya cukup sulit untuk ditangani, sementara lokasi geothermal di Jawa Barat lebih mudah diprediksi dan ditangani,” pungkas Lukman. Selain itu, kestabilan kerak bumi antardaerah di Indonesia juga berbeda-beda karena pengaruh subduksi.

Perbedaan juga terdapat pada kebumian di Indonesia bagian timur. “Indonesia bagian timur didominasi oleh collisions dari multiple multi continent. Deformasi tektonik di sana juga didominasi oleh extensional tectonic yang didorong oleh rollback subduction,” jelas Lukman. Selain itu, aliran panas di daerah Indonesia timur ini secara regional termasuk tinggi. Hal ini disebabkan oleh penipisan kerak yang terjadi.

Terakhir, terkait Indonesia bagian utara, tepatnya di Sangihe dan Halmahera. Sama seperti di daerah Sumatera dan Jawa, sistem geothermalnya bersifat vulkanik, namun secara tektonik bersifat kompresional. Selain itu, reservoirnya berupa unit vulkanik tersier atau permukaan samudera.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)