Tim Acala ITB Kenalkan Geologi pada Anak Usia Dini dengan Metode Montessori

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Lima mahasiswa ITB memboyong medali perunggu dalam ajang World Invention and Technology Expo (WINTEX) 2021 lalu. Acara yang digelar INNOPA itu dilaksanakan secara hybrid dan puncaknya berlangsung pada 26-29 November 2021.

Menariknya, dari ajang tersebut, tim “Acala” ITB menggagas permainan edukatif untuk mengenalkan geologi kepada anak usia dini dengan konsep montessori. Tim tersebut terdiri atas Reinaldy Ramli, Adelia Kurniadi, Yanuar Atha, Nanda Fery (Teknik Geologi ‘18), serta Nisrina Bahiyah (Pascasarjana Teknik Geologi ‘20) sebagai supervisor.

“Nama tim ini senada dengan produk yang kami buat. Jadi, Acala adalah kit permainan edukatif untuk mengenalkan geologi kepada anak-anak usia dini menggunakan pendekatan montessori yang melibatkan stimulasi sensori. Tujuannya untuk meningkatkan pengalaman belajar dan meningkatkan rasa keingintahuan anak,” jelas Aldy kepada reporter Humas ITB, Kamis (24/2/2022).

Acala terdiri dari dua produk. Pertama, Acala Memory Set, sebuah set kartu yang memperkenalkan warisan geologi Indonesia. Kartu tersebut bisa dimainkan bersama dan memiliki barcode yang dapat digunakan untuk mengakses informasi. Kedua, Acala Excavation Kit, yang memberikan pengalaman simulasi penggalian fosil moluska dan invertebrata asli Indonesia yang tersembunyi di dalamnya.

Keunggulan produk Acala adalah dapat memberikan stimulasi pada otak anak dan meningkatkan pengalaman belajar. Anak-anak usia dini memiliki kecenderungan untuk bermain. Metode montessori yang menggunakan pendekatan sensori dipilih agar bisa menciptakan atmosfer pembelajaran yang menyenangkan untuk anak-anak.
“Mereka merasa sedang bermain-main, padahal sebenernya anak-anak sedang melakukan praktik pembelajaran dengan permainan interaktif. Secara tidak langsung, mereka akan berkenalan dengan berbagai warisan geologi Indonesia,” kata Adelia melengkapi.

Rencana selanjutnya adalah mengikutsertakan Acala ke PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) untuk mendapat suntikan dana. Masalah pendanaan memang menjadi tantangan yang dihadapi untuk research and development produk ini. Aldy menyebut, mereka juga mengajukan proposal ke Ditmawa dan menggunakan dana pribadi untuk mengembangkannya.

Persiapan matang dijalani selama 4 bulan sebelum pameran dihelat. “Kami selalu mengadakan meet berkala untuk mempertajam value produk. Sebulan sebelum bertolak ke Denpasar, kami latihan pitching 3-5 menit dan belajar mengenalkan produk ke anak-anak serta orang tua,” ujar Aldy.

Mereka menargetkan agar Acala dapat dikomersialkan dan produknya dapat dimanfaatkan untuk anak-anak usia 5-12 tahun di Bandung Raya. Produk ini juga dapat dijadikan merchandise Museum Geologi yang dapat dibawa pulang anak-anak agar mereka lebih akrab dengan warisan geologi di Indonesia.

Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)