Tim Cloud ITB Torehkan Prestasi Internasional, Raih The Second Winner di Huawei ICT Competition
Oleh M. Naufal Hafizh
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Setelah berhasil meraih First Prize di tingkat regional, Tim Cloud Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menorehkan prestasi dengan meraih The Second Winner of Cloud Competition dalam Huawei ICT Competition 2024 tingkat global.
Tim yang beranggotakan Nissha Kinaya Maureen Sibayak (18120013), Bevan Julio Krisna (18121035), dan Dennys Yudhystira Hutapea (18121029) ini mengikuti kompetisi tingkat global di Shenzen, Tiongkok pada 23 Mei 2024.
Huawei ICT Competition merupakan kompetisi pemanfaatan perangkat teknologi informasi dan komunikasi yang disediakan Huawei untuk menyelesaikan permasalahan terkait teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Kompetisi yang mengusung tema “Connection, Glory, and Future” ini memiliki empat kategori kompetisi, Network Track, Cloud Track, Innovation Track, dan Computing Track. Pada kategori Could Track, kompetisi berfokus dalam pemanfaatan teknologi Huawei dalam bidang cloud service.
Berbeda dengan tingkat regional, seleksi di tingkat global hanya hands-on lab test. “Kalau di regional kemarin sesi labnya hanya 3 jam, sedangkan di global itu 8 jam. Waktu 8 jam itu sudah termasuk istirahat buat makan,” ujar Dennys.
Dengan waktu lebih kurang 1,5 bulan, persiapan yang dilakukan tim Cloud ITB tidak jauh berbeda dengan persiapan saat mengikuti seleksi tingkat regional. “Persiapannya kurang lebih sama, mulai dari belajar individu, bagi-bagi tugas, latihan kerja sama dengan belajar bareng,” kata Bevan.
Selain prestasi, tim Cloud ITB juga mendapatkan pembelajaran dan pengalaman berkesan dari kompetisi ini. Mulai dari pembelajaran terkait manajemen waktu, pengaplikasian dan implementasi keilmuan bidang telekomunikasi dalam ranah industri, dan pengalaman mengunjungi kota research and development Huawei.
Mereka berpesan kepada mahasiswa yang ingin mengeksplorasi diri dengan mengikuti kompetisi agar terus bersikap proaktif, rajin, dan konsisten belajar. “Yang penting coba saja dulu. Kalau misalkan gagal itu tidak apa-apa, at least kita tidak akan menyesal karena tidak mencoba,” tutur Dennys.
Reporter: Erika Winfellina Sibarani (Matematika, 2021)