Ukir Prestasi di Tingkat Internasional, Tim ITB Juarai Kompetisi Debat Se-Asia
Oleh Fatimah Larassaty Putri Pratam
Editor Fatimah Larassaty Putri Pratam
BANDUNG, itb.ac.id - ITB melalui perwakilannya yakni Vincentius Michael (Matematika 2016), I Made Arisanto Jonathan (Teknik Elektro 2015), dan Ahmad Kushay (Kimia 2015) berhasil merebut juara pertama di kategori English as Foreign Language (EFL) di kompetisi (UADC) 2017. Berlangsung pada tanggal 28 Juli hingga 4 Agustus 2017, UADC 2017 dilaksanakan di Siem Reap, Kamboja.
Sekilas UADC
UADC sendiri merupakan lomba debat parlementer berskala internasional yang tahun ini diikuti oleh 75 tim dari negara-negara di Asia seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam, Kamboja, India, Tiongkok, Bangladesh, Pakistan, dan lain-lain. Topik-topik yang dikaji memiliki cakupan luas, mulai dari seni, hubungan internasional, hak-hak minoritas, media, ekonomi, gerakan sosial, pendidikan, serta masih banyak lagi.
Untuk kategori juara yang diperebutkan di UADC terbagi menjadi dua yaitu kategori EFL dan kategori open. Pemisahan menjadi dua kategori ini dilakukan setelah babak penyisihan berdasarkan seberapa lama peserta lomba tinggal di negara yang bahasa keduanya adalah Bahasa Inggris atau lama peserta mengenyam pendidikan di institusi yang medium bahasa dalam kurikulumnya menggunakan Bahasa Inggris. Poin penting yang patut dibanggakan adalah perwakilan universitas-universitas dari Indonesia setiap tahunnya selalu menjuarai kategori EFL sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Indonesia sudah cukup terkenal di komunitas debat dunia sebagai kompetitor unggul di kategori ini.
Perjuangan Berbuah Manis
Seperti ungkapan tentang kerja keras yang tidak akan mengkhianati hasil, tim ITB terlebih dahulu harus melalui perjuangan ekstra sebelum akhirnya dinobatkan sebagai juara pertama. Dalam wawancaranya, Ahmad mengakui bahwa persiapan dan latihan telah dilakukan selama kurang lebih dua bulan. Jadwal latihan pun terkadang disisipi dengan training camp selama dua hingga tiga hari di suatu tempat dan terus latihan dalam kurun waktu beberapa hari tersebut. Mereka yang terpilih menjadi perwakilan Student English Forum (SEF) ITB untuk berkompetisi di UADC pun adalah mereka yang lolos seleksi internal SEF.
Terkait perjalanan delegasi ITB selama perlombaan, setelah lolos delapan ronde di babak penyisihan, empat tim teratas di kategori EFL dapat lanjut ke semifinal. Menang melawan UGM di babak ini, ITB melaju ke final dan meraih juara pertama setelah berhasil mengalahkan Shanghai University of Finance and Economics (SUFE) dalam mosi tentang kasus pengungsi di Timur Tengah. “Senang bisa membawa nama almamater dan bangsa di tingkat internasional. Terus berusaha meraih prestasi!“ ujar Ahmad menutup wawancara.