Yudi Lesmana Dinobatkan sebagai International Grand Master of Memory

Oleh Neli Syahida

Editor Neli Syahida

BANDUNG, itb.ac.id - Bagi sebagian besar orang, lupa merupakan sebuah problematika yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bagi Yudi Lesmana hal itu bukanlah problematika yang berarti. Kemampuan daya ingat yang tinggi telah mengantarkannya meraih gelar "International Grand Master of Memory". Gelar tersebut ia raih dalam ajang World Memory Championship (WMC) 2003 dengan menduduki peringkat ke-20. Dan baru-baru ini, ia mengikuti ajang yang sama, WMC 2012 di London pada Jumat-Minggu (14-16/12/12) dengan perolehan peringkat ke-12.
Pria yang lahir pada 26 Januari 1988 ini telah mendalami keahlian mengingat sejak umur 14 tahun. Dia sempat mengikuti kursus daya ingat di Kota Medan yang berasal dari Malaysia. Awalnya, tujuan ia mengikuti kursus ini untuk membantunya mengingat pelajaran. Namun, ternyata manfaat yang diperoleh jauh lebih besar dari sekedar berprestasi di sekolah. Pada tahun 2002, ia berhasil meraih dua penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sekaligus, yaitu "Pria Indonesia Pertama dan Termuda mampu mengingat 880 digit angka dalam waktu 1 jam" dan "Pria Indonesia Pertama dan Termuda mampu mengingat 11 deck kartu remi dalam 1 jam".

Puncaknya, tahun 2003 ia berhasil dinobatkan sebagai "International Grand Master of Memory" dengan menduduki posisi ke-20. Kedudukan ini diperkuat setelah ia mengikuti ajang WMC kembali pada tahun ini dengan kenaikan ranking, yaitu peringkat ke-12. Gelar Grand Master of Memory merupakan gelar yang cukup prestisius karena hingga saat ini hanya ada 128 orang di dunia yang menyandangnya. Gelar ini diberikan kepada kompetitor yang mampu mengingat minimal 1000 digit angka acak dalam satu jam, 10 deck kartu remi yang telah dikocok dalam waktu satu jam, dan satu deck kartu remi dalam waktu kurang dari 2 menit. Selain Yudi, hanya ada tiga Grand Master of Memory lainnya yang berasal dari Indonesia.

Kemampuan Mengingat Membantu Proses Perkuliahan

Yudi mengaku bahwa kemampuan ini ternyata juga cukup membantu semasa ia menjalani perkuliahan di Teknik Pertambangan ITB. "Kemampuan ini cukup membantu di bidang akademik selama masa perkuliahan karena saya menjadi tidak butuh waktu yang lama untuk belajar. Sehingga, saya masih punya banyak waktu untuk berkegiatan lain di kampus," aku Yudi. Selama kuliah, ia sempat aktif di beberapa organisasi. Ia pernah menjadi staf Kementerian Sosial-Politik Keluarga Mahasiswa ITB. Selain itu, ia juga sempat menjadi Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Tambang (HMT) ITB. Saat ini, ia bekerja sebagai mining engineer di PT Kaltim Prima Coal, Bumiresources group, Kalimantan Timur.

Impian Yudi untuk Kembangkan Memory Sport di Indonesia

Yudi punya harapan yang besar untuk perkembangan memory sport di Indonesia. Dia ingin membuat badan memory sport national sebagai penyelenggara kompetisi memory sport national. Tidak seperti negara lain peserta WMC, Indonesia tidak memiliki badan khusus yang mengirimkan warga negaranya untuk bertanding pada WMC. "Saya mengharapkan kerja sama dari pihak-pihak yang berkeinginan memajukan memory sport di Indonesia sehingga teknik-teknik dasar memori ini dapat diaplikasikan secara luas pada pendidikan di sekolah-sekolah, para profesional di bidangnya masing-masing dan orang awam. Tahun depan saya akan mempersiapkan diri jauh-jauh hari dan membina bibit-bibit grand master di Indonesia sehingga Indonesia berjaya di World memory Championship 2013," ujar Yudi. Selain melakukan pembinaan, ia berniat mengikuti ajang WMC kembali pada tahun depan dengan target juara dunia.

Ketika ditanya mengenai kemampuan memori, ia berpendapat bahwa memori merupakan sebuah keahlian. "Memori itu merupakan sebuah keahlian, sama seperti keahlian lainnya yang jika dipelajari dan dilatih akan menjadi sesuatu yang hebat." Terakhir dia berpesan kepada para generasi muda Indonesia. "Terus kembangkan potensi yang ada pada dirimu masing-masing. Jangan sampai aktivitas rutin mematikan potensimu," pesan Yudi.