21 Desember 2020
BANDUNG—Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan Pameran Riset, Inovasi, dan Pengabdian Masyarakat (PRIMA) ITB 2020 secara virtual. Peluncuran PRIMA 2020 dibuka secara langsung oleh Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., pada Senin (21/12/2020).
PRIMA 2020 adalah tempat bagi sivitas akademika ITB untuk berinteraksi. Sayangnya tahun ini kegiatannya tidak bisa diselenggarakan secara langsung karena kondisi pandemi. Namun demikian, tahun ini acara tetap terselenggara secara virtual dengan harapan dapat mudah diakses dari mana saja dan kapan saja.
Pameran PRIMA 2020 diikuti sebanyak 690 poster hasil penelitian, 155 video pengabdian yang diproduksi di dalam kegiatan yang berkaitan dengan penelitian, inovasi, dan pengabdian kepada masyarakat. Poster penelitian yang dipamerkan adalah hasil dari pendanaan riset dan pengabdian dan inovasi, kegaitan P3MI yang dikelola di masing-masing fakultas/sekolah, termasuk juga yang berkaitan dengan COVID-19.
“Mudah-mudahan kegiatan hari ini dapat memberikan gambaran terhadap apa-apa saja yang sudah dihasilkan dosen dan peneliti di ITB. Khususnya terkait penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berkaitan dengan pandemi COVID-19. Jadi di ruang pameran ini ada satu blok khusus mengenai COVID-19,” ujar Ketua LPPM ITB Joko Sarwono, Ph.D., dalam laporannya.
Dalam acara PRIMA 2020 ini, sekaligus menjadi momentum untuk peluncuran ruang virtual LPPM Convention ITB yang diharapkan dapat mewadahi dan dapat menampilkan karya-karya riset peneliti di ITB.
Mendorong Riset di Bidang Lintas Disiplin Keilmuwan
Pada acara peluncuran PRIMA 2020, Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., menyampaikan bahwa ITB harus menjadi leader dalam menjawab permasalahan bangasa di Indonesa yang salah satu tugas besarnya adalah peningkatan kesejahteraan dan daya saing melalui karya yang diaukui dan dihiormati oleh berbagai pihak baik di dalam maupun di luar negeri.
ITB sudah banyak melakukan program pengabdian kepada masyarakat, misalnya, diimplementasikan melalui desa binaan ITB. Akan tetapi menurur Prof. Reini, hal tersebut tentunya masih perlu ditingkatkan sebagai bentuk pelayanan ITB kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi akademik yang dimiliki.
“ITB sendiri telah melaksanakan program P3MI. Untuk ke depannya, program tersebut akan didorong pada kerja sama lintas kelompok keahlian, lintas disiplin keilmuwan, dan seterusnya sehingga dana-dana yang ada bisa dikelola secara lebih efektif,” ujar Prof. Reini.
Acara PRIMA 2020 menurut Prof. Reini bukan hanya acara meneliti dan akhirnya dipublikasikan, tetapi juga interaksi dan menjalin networking. Di masa pandemi, kesempatan tersebut berkurang karena tidak bisa diselenggarakan secara langsung. Namun demikian tetap bisa dilakukan secara daring untuk sementara waktu.
Sementara itu berkaitan dengan pengembangan riset, ITB saat ini mencoba menekankan skema untuk para dosen muda salah satunya melalui pemberian hibah penelitian yang ditargetkan. Dosen muda menurutnya adalah generasi penerus bagi ITB.
PRIMA ITB 2020 diikuti oleh seluruh fakultas/sekolah, pusat penelitian, dan pusat unggulan iptek, melalui berbagai skema, yaitu Riset P3MI (F/S), Riset KK, Riset Pusat Penelitian, PM Bottom Up, PM Top Down, PM COVID-19. Pameran virtual ini dapat diakses pada tautan https://prima.itb.ac.id/ dan dibuka sejak 21 Desember hingga tahun depan.
Terkait penanganan COVID-19, ada puluhan karya sivitas akademika ITB dari berbagai aspek seperti perancangan ventilator, APD dan tes PCR yang terjangkau, perangkat dekontaminasi virus, big data analytics untuk prediksi sebaran wabah, analisis dampaknya terhadap transportasi, strategi pemulihan ekonomi pasca pandemi, dan masih banyak lainnya.