2 Mahasiswa ITB Terpilih Sebagai Duta Bahasa Nasional 2020

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id - “Utamakan Bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing” adalah isi dari Trigatra Bangun Bahasa, sebuah prinsip yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam membangun dan meningkatkan kesadaran berbangsa dengan bahasa.

Prinsip ini juga yang mendasari diselenggarakannya Pemilihan Duta Bahasa Nasional 2020. Pada ajang tersebut, Moch Akbar Selamat (alumni Manajemen 2017) dan Tjia Alphani Anugrah Putri (Kewirausahaan 2019) berhasil lolos ke babak final dan meraih predikat Juara Terbaik II Duta Bahasa Nasional 2020 dari 30 perwakilan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Mereka berdua menjadi perwakilan Provinsi Jawa Barat.

Kompetisi ini diadakan rutin tiap tahun oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di bawah Kemdikbud dalam rangka meningkatkan pemahaman bahasa bagi masyarakat melalui Duta Bahasa Nasional dan Duta Bahasa dari setiap provinsi.

Bukan perjalanan singkat bagi Akbar dan Tjia untuk dapat mencapai keberhasilan ini. Mereka harus melakukan berbagai persiapan seperti latihan penampilan budaya, latihan wawancara dan komunikasi, dan menyiapkan presentasi di Balai Bahasa Jawa Barat. Setelah melakukan persiapan, Akbar dan Tjia perlu menghadiri seluruh rangkaian kegiatan Pemilihan Duta Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta, mulai 19 hingga 24 Oktober 2020.

Kepada reporter Humas ITB, Akbar bercerita, pada hari pertama dan kedua, ia dan Tjia bersama peserta lain diberi pembekalan materi tentang kebahasaan dan kesastraan yang diisi oleh Drs. Muh. Abdul Khak, M.Hum. (Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra), Prof. Endang Aminudin Aziz, M.A., Ph.D. (Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa), Hj. Desy Ratnasari, M.Psi., M.Si. (Komis X DPR RI), H.E. Dr. Darmansjah Djumala (Duta Besar Indonesia untuk Austria), dan tokoh-tokoh bahasa dan sastra Indonesia lainnya.

Pada hari ketiga, 21 Oktober 2020, dilakukan kegiatan penilaian terhadap kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan bahasa dan sastra kepada setiap peserta melalui berbagai tes seperti psikotes, tes warteg, tes gambar, Diskusi Kelompok Terpimpin (atau biasa disebut Focus Group Discussion). Selain kemampuan berbahasa, setiap peserta juga diwajibkan untuk menampilkan kemampuan berbudaya dari provinsi asal masing-masing.

Pada hari selanjutnya, dilakukan wawancara kebahasaan, presentasi Krida Bahasa (program terkait bahasa dan sastra yang telah dirancang oleh tiap Duta Bahasa provinsi). Pada kesempatan ini, Akbar dan Tjia menampilkan Robot Bincang, sebuah kecerdasan buatan yang bertujuan untuk meberikan wawasan kebahasaan melalui permainan dan pemberian informasi.

“Dua hari terakhir merupakan hari penganugerahan kepada 10 Besar Juara Duta Bahasa Nasional 2020 dan hari pelepasan para peserta untuk pulang ke provinsi masing-masing untuk mengampanyekan dan menyosialisasikan bahasa dan sastra di daerah asal,” ujarnya.

Karena rangkaian kegiatan dilakukan pada masa pandemi COVID-19, para peserta diwajibkan untuk mengikuti protokol kesehatan yang cukup ketat untuk mengurangi penyebaran virus Corona. Selama kegiatan, terdapat penjagaan ketat terhadap jarak antarpeserta oleh panitia.

Akbar yang merupakan salah satu anggota tim Reporter Mahasiswa Humas ITB ini berpesan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, karena bahasa sangat berkaitan dengan komunikasi yang penting dimiliki siapapun, termasuk oleh mahasiswa ITB. Terlebih lagi, dalam mengenalkan teknologi diperlukan kemampuan berbahasa dengan baik agar lebih diterima oleh masyarakat.

“Ada istilah, jika kamu berbicara dengan bahasa yang mereka mengerti, kamu akan masuk ke benak mereka, namun jika kamu berbicara dengan bahasa sehari-hari mereka, kamu akan menyentuh hati mereka,” ujarnya.

Reporter: You One Van Tomi (Perencanaan Wilayah Kota, 2017)