2 Tim Teknik Sipil ITB Sabet Titel Runner-Up pada Gelaran Lomba Civil Expo UNTAR
Oleh Bayu Septyo
Editor Bayu Septyo
Topik bahasan pada bidang lomba yang diikuti oleh Reine dan tim merupakan isu yang saat itu tengah hangat dibicarakan masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Barat dan Jakarta. Dengan nama familiar Kereta Api (KA) Cepat Jakarta-Bandung, isu tersebut menyentuh berbagai lini pembangunan Indonesia, mulai dari tema infrastruktur hingga sosial dan politik. Namun demikian, Reine mengakui betapa sulitnya menyediakan bahan analisis yang mumpuni dari internet untuk didiskusikan bersama tim. "(Tantangan terbesarnya, -red) agak susah cari yang fakta, banyak artikel yang isinya opini-opini. Setelah itu, dicek kembali dengan keterangan dari file yang memang resmi dari KA Cepat. Untuk pendukung jawaban, juga memanfaatkan data BPS agar tahu berbagai data statistik terkait seperti kependudukan (daerah yang terpengaruh KA Cepat, -red)," terang Reine.
Selain itu, Reine dan tim sempat terperangah ketika melihat tim lain tampil membawakan presentasinya dengan baik. "Kita senang melihat hasil juara ini. Soalnya, (sebelum maju, -red) terlihat tim lain yang ternyata juara satu tampil lebih dulu dengan isi yang cukup berbobot. Kami sempat ketar-ketir," ungkap Reine. Sedangkan bagi Tim Nur Alif, lomba yang diikuti kali ini adalah salah satu bentuk pembuktian diri. "Awalnya kita ikut lomba untar ini soalnya sebelumnya pernah ikut lomba yang serupa tapi gak lolos, nah kita gak puas terus tertantang lagi buat ikut lomba. Sama buat nambah-nambah pengalaman juga sih," tutur Rifan seloroh.
Di sisi lain, baik Tim Nur Alif maupun Tim Reine keduanya harus membuat strategi persiapan yang apik guna menyesuaikan kondisi kesibukan para anggota selama masa ujian berlangsung. Jika Reine dan tim memilih untuk lebih banyak meriset secara mandiri bahan-bahan analisis oleh masing-masing anggota, hal sedikit berbeda dialami Tim Nur Alif. "Walaupun bingung mepet UAS, kami tetap pede saja. Kami bagi waktu antara belajar UAS dan mempersiapkan lomba. Biasanya, kami selalu bersama bahas lomba setiap malam selepas belajar untuk UAS," beber Rifan percaya diri.
Bagi Reine dan tim, lomba yang diikuti merupakan pengalaman yang baru dan menarik. Setelah ketiganya menganalisis hal-hal terkait hadirnya KA Cepat, mereka menyadari berbagai skenario pembangunan Indonesia pada era yang akan datang. Terdapat berbagai misteri seperti teknis operasi, penerimaan modal, dan nasib BUMN terkait. "Sederhananya, walaupun dibenarkan apabila anggaran dalam pembangunan KA Cepat tidak melibatkan dana APBN (terdapat pinjaman dari Tiongkok, -red), tapi kan apabila BUMN yang mengelola ternyata merugi justru terkena kredit kepada Tiongkok karena tidak bisa mengembalikan dana investasi. Bisa-bisa ada ambil alih infrastruktur ini oleh Tiongkok. Selain itu yang paling aneh adalah potensi untung HSR yang kecil namun proyek tersebut tetap dipaksakan," tutur Reine. Kelahiran prestasi 2 tim kali ini dari Prodi Teknik Sipil ITB menjadi sedikit gambaran keteguhan mahasiswa ITB untuk berjuang dalam kondisi apapun. Keenamnya berharap lebih banyak lagi teman-teman yang dapat terlibat dalam suatu perjuangan dan kemenangan bagi ITB.