30 Nomine Rektor ITB Paparkan untuk ITB 2025

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Sejumlah panel ahli, majelis wali amanat dan senat akademik tampak sedang menyimak penyampaian paparan dari salah seorang nomine rektor ITB 2020-2025. (Foto: Dok. Panitia Pelaksana Pilrek ITB)


BANDUNG, itb.ac.id -- Sebanyak 30 nomine yang mengikuti proses Pemilihan Rektor ITB periode 2020-2025 memberikan paparan untuk ITB lima tahun kedepan di hadapan tim Panel Ahli, Majelis Wali Amanat, dan Senat Akademik. Kegiatan tersebut berlangsung pada 20-21 September 2019, di Gedung CRCS ITB, Jalan Ganesa No. 10 Bandung.

30 nomine tersebut merupakan hasil verifikasi dokumen dan seleksi kelayakan dari 34 orang calon nomine/pendaftar Pemilihan Rektor ITB. Para nomine merupakan hasil keputusan dari tim Panel Ahli yang berjumlah 14 orang perwakilan dari MWA, Senat Akademik, Dosen, Tenaga Kependidikan, dan Masyarakat/Profesional. 

Kegiatan paparan para nomine dibagi dua hari, pada hari pertama berjumlah 15 nomine dan hari kedua juga 15 nomine. "Presentasi telah berjalan dengan lancar dan semua nomine memberikan yang terbaik untuk ITB, semua punya kekuatan khusus di bidang tertentu dan mudah-mudahan semua ini menjadi bagian yang penting untuk ITB pada periode 2020-2025 nanti. Karena konten yang dipresentasikan itu semua untuk menuju ITB yang lebih baik, bagaimana ITB menghadapi masa depan," ujar Ketua MWA ITB, Yani Panigoro kepada Humas ITB.

Yani meyakini, jika gagasan untuk ITB yang dipaparkan para nomine tersebut bisa dikolaborasikan oleh rektor terpilih nanti, ITB akan semakin lebih baik lagi. Adapun untuk agenda selanjutnya, dari 30 nomine ini akan disaring menjadi 10 Bakal Calon Rektor ITB oleh MWA. Kemudian dari 10 bakal calon tersebut akan disaring kembali menjadi 3 nama sebagai Calon Rektor ITB 2020-2025.

"Kita akan melakukan rapat dengan tim Panel Ahli untuk memutuskan 10 Bakal Calon Rektor ITB, setelah dilakukan assessment yang lain sebagai bagian dari penilaian. Kurang lebih pada 10 Oktober 2019 kita akan umumkan 10 nama Bakal Calon Rektor ITB," tambahnya.

Yani melanjutkan, setelah ditetapkan 10 bakal calon, maka masing-masing dari bakal calon tersebut akan menyampaikan paparan di depan Senat Akademik. Namun diakuinya, proses penetapan menjadi 10 nama tersebut memang sulit, karena tiap nomine mempunyai keunikan dan gagasan yang sangat bagus untuk ITB. 

"Kita akan memilih yang terbaik, di antara yang terbaik. Sulit sih, tapi saya yakin semua akan menerima, karena ini proses berlangsung terbuka, transparan, dan tidak menutup-nutupi apapun. Masukan-masukan dari umum pun kita terima, dari email ataupun media sosial, dan dari lembaga negara juga kita terima masukannya," ujarnya.

*Ketua MWA ITB Yani Panigoro (Dok. Panitia Pelaksana Pilrek ITB)

Yani berharap, rektor terpilih harus mampu mencerminkan kolaborasi dari kebinekaan yang terdapat di Kampus ITB, sebagaimana motto ITB yaitu 'In Harmonia Progressio'. "Rektor terpilih nanti bisa menjadi pemimpin 'orkestra' ITB. Kampus ini mahasiswa dan dosennya dari Aceh sampai Papua, kemudian ITB juga memiliki 4 klaster pendidikan yaitu sains dan teknologi, teknik, seni, dan bisnis manajemen, yang semuanya harus bisa dikolaborasikan," katanya.