Apresiasi Purnabakti Guru Besar Sekolah Farmasi ITB: Jejak Dedikasi dalam Pendidikan dan Pengabdian

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id — Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Apresiasi Purnabakti Guru Besar untuk dua profesor dari Kelompok Keahlian Farmasetika, di Multipurpose Hall, Gedung CRCS Lantai 3, ITB Kampus Ganesha, Sabtu (24/2/2024). Keduanya adalah Prof. Dr. rer. nat. apt. Sundani Nurono Soewandhi dan Prof. Dr. apt. Yeyet Cahyati Sumirtapura, DEA. Acara tersebut dihadiri segenap kolega, perwakilan mahasiswa, dan keluarga dari masing-masing Guru Besar.

Acara dibuka dengan sambutan dari Dekan Sekolah Farmasi ITB, Prof. apt. I Ketut Adnyana, M.Si., Ph.D. Beliau menjelaskan bahwa Prof. Sundani Nurono Soewandhi dan Prof. Yeyet Cahyati Sumirtapura merupakan sumber inspirasi, terutama untuk beliau sendiri dalam hal komitmen, kiprah, dan sumbangsih, mulai dari dari level fakultas, ITB, hingga instansi di luar ITB.

Secara khusus, Prof. I Ketut Adnyana menyampaikan pelajaran berharga dari Prof. Yeyet Cahyati Sumirtapura tentang bagaimana beliau bisa masuk ke semua kalangan, mulai dari kalangan dosen dan peneliti senior hingga juniornya. Di sisi lain, Prof. Sundani Nurono Soewandhi banyak mengajarkan menjaga komitmen dan konsistensi terhadap keyakinan yang dianggap benar.

   

“Terima kasih atas segalanya, Prof. Yeyet dan Prof. Sundani, kepada saya pribadi, kepada Sekolah Famasi ITB, dan kepada ITB secara umum. Apa yang Bapak wariskan kepada kami, akan kami lanjutkan. Tidak lupa saya mengucapkan selamat memasuki dan mengemban tugas-tugas yang baru yang lebih besar, dan harapan kami yang lebih bisa dinikmati dan membahagiakan,” ujarnya.

Setelah itu, rangkaian acara dilanjutkan dengan penyampaian cerita kesuksesan serta kesan pesan alumni yang pernah menjadi mahasiswa bimbingan dari Prof. Sundani maupun Prof. Yeyet. Mereka adalah Dr. Ir. Raphael Aswin Susilowidodo, S.T., M.Si., CIP., IPU., selaku Direktur SOHO Global Health, Prof. Dr. apt. Ahmad Ainurofiq, M.Si., selaku Guru Besar Bidang Ilmu Teknologi Farmasi, Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), serta Prof. Dr. apt. Dwi Setyawan, M.Si., selaku Guru Besar sekaligus Dekan Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin, Universitas Airlangga (Unair). Mereka menyampaikan rasa terima kasihnya kepada kedua Guru Besar atas segala bimbingan, ilmu, dan pelajaran yang diterima sebagai bekal di dunia profesional maupun bekal di kehidupan secara umum.

“Beliau berdua ini membentuk banyak hal untuk kita semua. Setelah ini, mudah-mudahan Prof. Yeyet dan Prof. Sundani nanti bisa tetap berkarya di tempat lain,” ujar Prof. Dwi.

   

Prof. Sundari dan Prof. Yeyet sudah mengabdi sebagai pengajar di ITB selama hampir setengah abad sebelum akhirnya sama-sama memasuki masa purnabakti di tahun 2023. Keduanya mengawali karier sebagai dosen ITB pada tahun 1977 di Departemen Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB. Bedanya, Prof. Sundari diangkat sebagai dosen pada usia yang lebih muda satu tahun daripada Prof. Yeyet, sehingga masa pengabdian Prof. Sundari lebih lama. Selama menjadi bagian dari keluarga besar ITB, keduanya telah memberikan berbagai kontribusi dan pelajaran berharga dari generasi ke generasi.

Prof. Sundari dan Prof. Yeyet merupakan cerminan sivitas akademika ITB yang banyak memberikan manfaat dan pengaruh bagi orang di sekelilingnya. Mereka adalah sumber pengetahuan dan inspirasi bagi siapapun yang mengenalnya. Dengan digelarnya apresiasi purnabakti Guru Besar untuk Prof. Sundari dan Prof. Yeyet, segenap keluarga besar ITB berharap keduanya senantiasa menemukan kebahagiaan dan makna dalam fase baru kehidupannya.

Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)