Astrofotografi, Perpaduan Seni dan Teknologi di Observatorium Bosscha
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
LEMBANG, itb.ac.id – Astronomi adalah cabang sains yang sangatlah visual. Benda-benda langit yang menjadi objek sains dalam astronomi hanya bisa diamati oleh indra penglihatan. Walaupun hanya menggunakan mata, astronomi mampu menghasilkan pengetahuan yang senantiasa berguna untuk kehidupan manusia.
Sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan tertua di dunia, ilmu astronomi membantu petani menentukan musim panen, nelayan menentukan jalan pulang, dan juga digunakan di berbagai ritual keagamaan. Cendekiawan dari seluruh dunia telah mencoba mengabadikan fenomena-fenomena astronomi dengan berbagai cara, dari ilustrasi sampai narasi.
Dengan ditemukannya kamera, pencatatan fenomena astronomi dapat dilakukan dengan jauh lebih detail. Hal ini sekaligus melahirkan cabang perpaduan seni dan teknologi baru yang dinamakan astrofotografi. Selain mengumpulkan data-data saintifik, astrofotografi juga mampu menangkap keindahan langit malam yang penuh dengan konstelasi bintang.
Dewasa ini, walaupun astronomi telah mengamati semesta pada seluruh rentang frekuensi elektromagnetik, arti kata visual menjadi diperluas. Mengesani dan merekam keindahan langit dengan cahaya ekstraterestrial memanfaatkan teknik fotografi yang canggih telah menjadi kegemaran serius kalangan yang lebih luas daripada astronom. Koleksi astrofotografi Observatorium Bosscha diminati karena kualitas yang baik dan diperkaya dengan penjelasan ilmiah yang menginspirasikan keingintahuan.
Observatorium Bosscha memiliki berbagai macam teleskop yang dapat menangkap keindahan astrofotografi. Setiap teleskop memiliki kecocokan dengan objek langit yang berbeda. Beberapa koleksi teleskop Observatorium Bosscha meliputi Bosscha Robotic Telescope (BRT) dan Teleskop Bamberg.
Bosscha Observatorium Telescope terpasang di bangunan Surya di kompleks observatorium. BRT difungsikan untuk pengamanan matahari dan mampu mengikuti pergerakan matahari secara otomatis. Teleskop ini termasuk dalam teleskop digital dan hasil astrofotografi ditampilkan melalui layar komputer. Selain itu, BRT memiliki kemampuan magnifikasi yang sangat tinggi bahkan mampu memotret keindahan permukaan matahari.
Teleskop Bamberg memiliki kegunaan yang sangat berbeda dengan BRT. Teleskop ini digunakan untuk mengamati bintang yang memiliki cahaya bervariabel. Bintang seperti ini seringkali ada pada sistem tata surya yang memiliki 2 bintang sekaligus. Selain itu, dengan mengamati perubahan cahaya bintang, astronomer mampu mengidentifikasi berbagai fenomena angkasa yang sedang terjadi.
Permasalahan yang sedang dihadapi oleh Observatorium Bosscha saat ini adalah polusi cahaya yang masif di daerah Bandung. Peningkatan polusi cahaya terjadi seiring dengan pertumbuhan ekonomi sehingga hal ini diprediksi akan menjadi lebih parah di tahun-tahun mendatang. Polusi cahaya mengakibatkan cahaya angkasa dari bintang atau objek angkasa lainnya semakin susah untuk diamati. Astrofotografi, sayangnya, adalah salah satu aspek yang paling terdampak oleh polusi cahaya.
Penulis: Favian Aldilla (Teknik Sipil, 2019)