BE Fest 2023: Jembatan antara Ilmuwan Muda dan Pakar Dunia dalam Bioengineering

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

JATINANGOR, itb.ac.id – Kelompok Keilmuan Agroekologi dan Teknologi Bioproduk (KK ATB), Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) menggelar Bioengineering Festival (BE Fest) 2023 dengan tema "Biomass Valorization to Produce Bioproducts", di Labtek IA, ITB Kampus Jatinangor, Kamis (16/11/2023).

Ketua Panitia BE Fest, Jane Rahel Limawan, mengatakan kegiatan ini bertujuan memperkenalkan dan mendiskusikan karya keilmuan dari mahasiswa Rekayasa Hayati. Selain itu, acara ini menjadi forum interaktif bagi peserta untuk berdiskusi secara langsung dengan para ahli di bidang bioengineering.

Konsep valorisasi dalam tema ini mengacu pada upaya meningkatkan nilai jual dari suatu bioproduk, dengan fokus pada produk sampingan yang dapat memberikan nilai ekonomi yang tinggi.

BE Fest 2023 diawali dengan sambutan dari Ketua Panitia Jane Rahel Limawan, Ketua Program Studi Rekayasa Hayati, Neil Priharto, S.Si., M.T., Ph.D., perwakilan dari KK ATB, Dr. Muhammad Yusuf Abduh, M.T., serta Wakil Dekan Bidan Sumber Daya SITH, Angga Dwiartama, S.Si., M.Si., Ph.D.

Melalui kegiatan ini, peserta diajak mendalami ilmu bioengineering melalui sharing session dari tiga narasumber utama, yakni Prof. Dr. Ir. Hero Jan (H.J.) Heeres (Scientific Director of the Engineering and Technology, Institute Groningen), Prof. Dr. Ir. Robert Manurung, M.Eng. (Professor of Bioengineering, SITH ITB), serta Maryam Azizah, S.T. (Junior Consultant at Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH).

Ketiga narasumber membahas aspek penting terkait konversi biomassa menjadi biofuels, valorisasi biomassa, dan prospek pemanfaatan biomassa agroindustri sebagai potensi bioenergi di Indonesia.

Selain diskusi, kegiatan ini memuat beragam kegiatan menarik. Terdapat pameran ide kreatif bioproduk dari mahasiswa mata kuliah Rekayasa Bioproduk, serta presentasi proyek akhir dari mahasiwa yang mengikuti mata kuliah Sistem Biorefinery pada enam komoditas berbeda, yaitu rhizopus, jagung, karet, mikroalga, chlorella, dan pufa. Hasil karya tersebut dinilai oleh panelis yang ahli di bidangnya, antara lain, Dr. Lili Melani, S.T., M.Sc., Neil Priharto, S.Si., M.T., Ph.D., Prof. Dr. H.J. Heeres, dan Dr. Muhammad Yusuf Abduh, M.T.

BE Fest 2023 pun menghadirkan delapan tenant sebagai wadah pameran yang menunjukkan dukungan terhadap inovasi dan kewirausahaan. Kedelapan tenant itu antara lain Mark Herbs, Hayyatea, Hi-Lytop, Koperasi Unit Desa Rancakalong, Tim PKKM Rekayasa Pertanian, Yosegar, Himpunan Mahasiswa Rekayasa Pertanian, Meg Cheese, dan Himpunanan Mahasiswa Rekayasa Hayati.

   

Acara ditutup dengan pemberian hadiah bagi peserta terbaik setiap mata kuliah. Hal tersebut sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi dan dedikasi dalam BE Fest 2023.

Jane Rahel Limawan mengatakan, BE Fest mendapatkan respons yang baik dari mahasiswa dan kalangan akademisi di ITB. Peserta yang hadir mencapai lebih dari 100 orang. Antusiasme dan semangat peserta pun tetap terjaga hingga usai acara.

   

“Semoga semua yang berpartisipasi di sini bisa saling bertukar informasi mengenai bioproduk dan pengembangannya,” ujar Jane, Jumat (17/11/2023).

Melalui BE Fest 2023, ITB mendukung semakin banyak inovasi dan kolaborasi yang dapat melahirkan solusi berkelanjutan di bidang bioengineering.

Reporter: Ardiansyah Satria Aradhana (Rekayasa Pertanian, 2020)

Editor: M. Naufal Hafizh