Bedah Peluang Studi S2 Luar Negeri Lewat Program Erasmus Mundus: REACTOR Topik 13 Prodi Fisika ITB

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id – Melanjutkan studi S2 menjadi salah satu pilihan lulusan sarjana. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah dengan beasiswa, seperti program Erasmus Mundus Joint Masters, yang menawarkan berbagai kesempatan studi di berbagai universitas terkemuka di Eropa. Pembahasan mengenai hal itu dibahas Program Studi Fisika ITB dalam kegiatan REACTOR Topik 13, Sabtu (18/5/2024), secara daring.

Narasumber kegiatan tersebut adalah dua alumni Fisika ITB, Kevin Wilbert (lulusan 2018) dan Felix Cahyadi (lulusan 2020), yang saat ini menempuh studi S2 lewat program Erasmus Mundus.

Kevin, yang sedang menjalani program Master of Material Science in Large Scale Facilities, menjelaskan bahwa salah satu motivasi utama melanjutkan studi di luar negeri adalah akses terhadap fasilitas riset mutakhir dan bimbingan langsung dari para pakar. Dia mencontohkan pengalamannya menggunakan akselerator tandem dan clean room berteknologi canggih di Universitas Jyväskylä, Finlandia.

"Di lab VTT, Finlandia, ada akselerator yang digunakan untuk menembakkan ion berat ke film tipis. Dari situ, kita bisa tahu komposisi atomik material, ketebalan zat, dan lapisan-lapisannya. Alat ini sangat akurat untuk karakterisasi material," ujarnya.

Sementara itu, Felix, yang mengambil program Radiation Microelectronics and Photonics, menambahkan bahwa program Erasmus Mundus menawarkan keunikan dalam hal mobilitas. Peserta diwajibkan untuk mengikuti perkuliahan di beberapa universitas di berbagai negara Eropa selama masa studi.

"Misalnya di program saya, semester pertama di University of Jyväskylä, Finlandia, semester kedua di KU Leuven, Belgium, dan semester berikutnya di Montpellier University, Perancis. Kita bisa merasakan pengalaman belajar di berbagai universitas dengan fokus penelitian yang berbeda-beda," ungkapnya.

Selain fasilitas riset dan mobilitas, program Erasmus Mundus menawarkan keunggulan lain seperti asuransi kesehatan, biaya hidup, dan bebas biaya kuliah. Namun, para narasumber mengingatkan bahwa persiapan studi ke luar negeri harus dimulai sejak dini.

“Jangan mepet! Membangun CV dan portofolio butuh waktu. Belajar bahasa juga butuh proses panjang untuk bisa fasih,” kata Kevin.

Felix menambahkan bahwa lulusan Fisika memiliki peluang besar untuk melanjutkan studi di berbagai bidang, termasuk teknik. “Jangan takut untuk menjelajahi bidang lain yang relevan dengan ilmu Fisika,” ujarnya.

Reporter: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)