Bell Society: Bawa Misel sebagai Sustainable Fashion Berbasis Bakteri ke Milan Fashion Week
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, lpik.itb.ac.id-Dari perkebunan kopi lokal hingga fashion show ternama dunia, Bell Society merupakan startup binaan LPIK ITB yang mengolah recycle leather vegan (hasil daur ulang kulit vegan dari limbah-limbah pertanian) menjadi lembaran selulosa bernama Misel. Misel diproduksi melalui proses penemuan dan inovasi yang menghasilkan lembaran selulosa yang memiliki kekuatan dan tekstur yang menyerupai kulit, sehingga dapat digunakan sebagai bahan alternatif dalam industri fashion dan furnitur.
Kini, Bell Society berkolaborasi dengan beberapa merek lokal untuk menerapkan teknologi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya adalah dengan JYK (Jenny Yohanna Kansil), seorang fashion desainer dan pendiri dari Instituto di Moda Burgo Indonesia. Dengan merek yang dikembangkan JYK, tercipta konsep “Revolutionary Hope” sebagai gabungan warisan Indonesia yang dikemas secara modernitas menggunakan batik dan misel.
Upaya Sustainable Fashion
Dalam lineup koleksi bertajuk “Revolutionary Hope”, JYK memadukan batik Lubuklinggau dengan bahan-bahan alami lain, di antaranya adalah Misel. Penggunaan Misel yang dikembangkan Bell Society pada event fashion tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang potensi penggunaan Misel dalam industri fashion. Diketahui bahwa Misel dapat diproduksi dari daur ulang limbah pertanian, terutama recycle leather vegan (limbah kulit buah-buahan).
Sehingga peningkatan produksi Misel dapat secara bersamaan menurunkan produksi limbah dan mengurangi penggunaan bahan-bahan sintetis yang cenderung tidak baik bagi lingkungan.
Tema yang diusung, Revolutionary Hope, didefinisikan sebagai harapan yang selalu bisa menyesuaikan perubahan dramatis dalam hidup. Pandemi saat ini menjadi situasi inspirasi akan perubahan signifikan dalam tatanan kehidupan manusia dengan selalu ada harapan untuk dapat mendapat kebebasan hidup seperti sedia kala.
Koleksi yang dipamerkan menjadi ekspresi dobrakan atas situasi pandemi yang mencerminkan keanggunan sebuah perubahan mulai dari mengubah pola pikir seseorang agar selalu memicu memiliki harapan dan keyakinan atas capaian keberhasilan dari jerih payah dan kebaikan yang selalu ditebarkan.
Locally sourced, global possibilities.
Bell Society juga bermitra dengan Kopi Gunung Tilu, di mana Misel diolah dari hasil kupasan kulit kopi yang tidak terpakai dan dikumpulkan. Pewarnaan bahan Misel juga menggunakan bahan-bahan alami sehingga menghasilkan warna yang unik. Perpaduan antara Misel dengan kain alami dalam koleksi ini memiliki tujuan untuk mewujudkan masa depan industri fashion yang lebih baik dan berkelanjutan.
Ini merupakan kali pertama Misel digunakan sebagai bahan dalam pembuatan pakaian. Secara berlanjut dan bertahap, Bell Society akan merilis hasil kolaborasi dengan brand-brand lokal lainnya.
Penulis: Cytra Ria A (LPIK ITB)