Bertekad Wujudkan Kemandirian di Industri Games, ITB bersama Bekraf Gelar Konferensi Game & Apps Indonesia

Oleh Gilang Audi Pahlevi

Editor Gilang Audi Pahlevi

testplay


BANDUNG, itb.ac.id- Saat ini, berbagai bentuk ekonomi kreatif  sedang giat-giatnya berkembang. Didukung dengan kemajuan teknologi digital, maka lahirlah sebuah subsektor ekonomi baru dengan potensi miliaran rupiah yakni games dan aplikasi. Untuk menggapai kemandirian dan daya saing pada pasar baru tersebut, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) meminta ITB untuk mengadakan suatu acara untuk mempertemukan para stakeholder terkait industri games dan aplikasi. Acara tersebut mewujud dalam Konferensi Games dan Apps Indonesia yang dilaksanakan pada Senin (23/10/2017). Bertempat di gedung Centre for Research and Community Service (CRCS), konferensi ini menjadi ajang pertemuan para stakeholder dunia games dan aplikasi nasional serta sebagai gong peresmian Pusat Unggulan Ekonomi Kreatif Games & Apps yang berbasis di ITB. Pameran games dan aplikasi, , hingga gala dinner turut menjadi memeriahkan konferensi ini.


Mengacu pada Rencana Strategis Bekraf 2015-2019, terdapat tiga poin utama yang saat ini menjadi prioritas yakni terjadinya peningkatan kontribusi sektor ekonomi kreatif pada PDB nasional, peningkatan penyerapan tenaga kerja dalam sektor ekonomi kreatif, dan adanya kontribusi ekspor dari sektor ekonomi kreatif. Poin-poin tersebut akan diusahakan Bekraf melalui kerjasama dengan berbagai lembaga, salah satunya adalah dengan Pusat Pengembangan Produk Budaya & Lingkungan LPPM ITB. Setelah melalui rangkaian diskusi sejak Juli hingga Oktober 2016, dihasilkan sebuah grand strategy pengembangan ekonomi kreatif subsektor game dan aplikasi. Salah satu rekomendasi dalam strategi tersebut adalah membentuk suatu wadah untuk menjembatani kolaborasi antara industri, pemerintah, akademisi, hingga media yang berkecimpung di dunia game dan aplikasi. Baru kemudian pada tahun 2017 ini, wadah yang bernama Pusat Unggulan Ekonomi Kreatif Games & Apps akhirnya diresmikan. Melalui Konferensi Games dan Apps Indonesia, langkah kerja yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan di waktu mendatang dijabarkan kepada khalayak umum, utamanya para stakeholder industri game dan aplikasi.



Tidak hanya konferensi, pameran yang diadakan oleh komunitas dan developer game juga sukses mendatangkan banyak pengunjung. Developer yang hadir diantaranya adalah Gang 7, Night Spade dan Agate, sementara developer dari pihak universitas berasal dari ITB, Telkom University, dan Universitas Multimedia Nusantara. Game yang ditampilkan pun sangat kental unsur kearifan lokalnya. Mulai dari kisah pewayangan, cerita rakyat, hingga hantu-hantu lokal dapat kita mainkan dalam game-game tersebut. Nilai edukasi pun tidak ketinggalan disajikan. Aplikasi yang dibuat oleh Gang 7 contohnya. Aplikasi dengan nama AR Sholat GG.7 ini memadukan teknologi augmented reality dengan tatacara sholat sehingga dapat kita lihat animasi gerakan-gerakan sholat. Pada pengembangan selanjutnya, aplikasi ini mengangkat tema aturan berlalu lintas sebagai kontennya.



Pusat Unggulan Ekonomi Kreatif Games & Apps yang diresmikan melalui konferensi ini akan masuk ke dalam LPPM ITB. Dalam menjalankan fungsinya, pusat ini akan mengkolaborasikan tiga fakultas/sekolah di ITB yakni FSRD yang berfokus pada pengembangan dari sisi seni dan visual, STEI yang berfokus pada penyediaan teknologi digital, dan SBM yang berfokus pada segi bisnis dan pemasaran produk. Kolaborasi ini diharapkan dapat mengakselerasi pengembangan game dan aplikasi nasional.  Pada akhirnya, pembentukan pusat unggulan ini merupakan sebuah tekad sekaligus amanah yang diembankan Pemerintah Republik Indonesia kepada ITB untuk mencapai kemandirian di berbagai sektor ekonomi.