Big Bang ITB: Dari Guru Besar hingga ke Ibu MenKes
Oleh habiburmuhaimin
Editor habiburmuhaimin
BANDUNG, itb.ac.id -Big Bang ITB memenangi trofi kategori Mobile Device Award pada ajang Imagine Cup 2009. Kemenangan Big Bang ITB tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak yang terkait, dimulai dari dukungan kampus ITB hingga ke Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Siti Fadilah Supari. Tak juga terlewatkan, dukungan Dirjen Aplikasi Telematika Depkominfo serta para penyokong dana dari berbagai perusahaan menelurkan hasil kebanggaan sebagai buah karya anak bangsa.
Tanggal 3-7 Juli 2009, tim Big Bang ITB -David Samuel, Dody Dharma, Dominikus Damas Putranto, dan Samuel Simon- mempresentasikan karya MOSESnya untuk kategori software design. Terinspirasi dari kemenangan tim ANTARMUKA ITB yang berhasil merebut Rural Innovation Award pada perlombaan yang sama di tahun 2008, tim Big Bang ITB bertekad mengulangi hal yang sama di Kairo, Mesir. "Kami bertekad mengibarkan bendera Merah Putih di Kairo," ujar David Samuel menceritakan saat-saat keberangkatannya ke Kairo.
Berbagai tantangan yang membentang di depan tak membuat surut tim dari Teknik Informatika 2006 ini. Tidak adanya latar belakang dunia kedokteran, membuat tim ini harus lebih apik bekerja sama dengan berbagai pihak. Jawaban kemudian muncul setelah selama enam bulan tim ini berkonsultasi dengan banyak dokter di Indonesia dan ahli E-Health STEI ITB.
"Dukungan dari orang-orang luar biasa ini yang termasuk dalam elemen Indonesia inilah yang membuat kami ingin berusaha memberikan yang terbaik untuk Indonesia," Ujar David yang juga adalah Mahasiswa Berprestasi (MaPres) STEI ITB.
Tak berhenti pada tahap perlombaan, tim ini telah dikontrak oleh tim peneliti pilot project telemedicine di Indonesia. Untuk selanjutnya, David juga berharap dapat membuat bisnis baru di dunia telemedicine.
"Kami sungguh berharap project ini dapat berguna untuk dunia ini, khususnya untuk pembangunan di Indonesia. Untuk itulah, kami memutuskan untuk melanjutkan project ini," papar David menutup wawancara dengan Kantor Berita ITB.
Berbagai tantangan yang membentang di depan tak membuat surut tim dari Teknik Informatika 2006 ini. Tidak adanya latar belakang dunia kedokteran, membuat tim ini harus lebih apik bekerja sama dengan berbagai pihak. Jawaban kemudian muncul setelah selama enam bulan tim ini berkonsultasi dengan banyak dokter di Indonesia dan ahli E-Health STEI ITB.
"Dukungan dari orang-orang luar biasa ini yang termasuk dalam elemen Indonesia inilah yang membuat kami ingin berusaha memberikan yang terbaik untuk Indonesia," Ujar David yang juga adalah Mahasiswa Berprestasi (MaPres) STEI ITB.
Tak berhenti pada tahap perlombaan, tim ini telah dikontrak oleh tim peneliti pilot project telemedicine di Indonesia. Untuk selanjutnya, David juga berharap dapat membuat bisnis baru di dunia telemedicine.
"Kami sungguh berharap project ini dapat berguna untuk dunia ini, khususnya untuk pembangunan di Indonesia. Untuk itulah, kami memutuskan untuk melanjutkan project ini," papar David menutup wawancara dengan Kantor Berita ITB.